"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Selasa, 31 Mei 2011

Terapi Keluarga, sebuah intervensi efektif untuk permasalahan dalam keluarga

Pengertian Terapi Keluarga :

Terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.


Konsep dan Prinsip Dasar :

Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya.

Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip :
Pertama, adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan.
Kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
Ketiga, adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.

Ketika masalah muncul, terapis akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).

Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :
1. Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga
2. Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
3. Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan


Sejarah :

Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California.

Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi keluarga. Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermunculan, begitu juga program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long, 1996)

Munculnya buku-buku semipopuler sejak tahun 1968 hingga 1992 memberikan pandangan dan proses yang melekat pada kehidupan perkawinan dan pasangan yang senantiasa berubah


Indikasi Pemberian Terapi :

Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi terapi keluarga menurut Walrond Skinner adalah : “Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dan dapat merupakan masalah secara individual..”


Manfaat Terapi Keluarga :

Manfaat untuk pasien = mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.

Manfaat untuk keluarga = memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya sebagai manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.


Ruang Lingkup Terapi Keluarga :

Terapi keluarga adalah suatu tindakan berupa modifikasi keadaan sekarang bukan sekedar eksplorasi dan interaksi masa lampau. Adapun sasarannya adalah sistem keluarga.

Dalam hal ini terapis bergabung dengan keluarga bukan untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki dan memodifikasi fungsi keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi dengan baik.


Jenis-jenis Terapi Keluarga :

•Terapi Keluarga ”Bowenian” atau Transgenerasional
•Terapi Keluarga Komunikasi dan Satir
•Terapi Keluarga Eksperensial
•Terapi Keluarga Milan
•Terapi Keluarga Konstruktivis atau Naratif
•Terapi Keluarga Berfokus-Solusi
•Terapi Keluarga Strategik
•Terapi Behavior dan Kognitif-Behavior
•Terapi Keluarga Struktural
•Terapi Keluarga Psikodinamik dan Relasi-Objek


Efektifitas Terapi Keluarga :

Walau efektifitas dari terapi keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan klien, integrasi terapi keluarga memiliki tantangan sebagai berikut :
-Pertama, terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan non-keluarga karena lebih banyak orang yang terlibat.
-Kedua, perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk terapi keluarga yang berbeda dari lainnya.
-Ketiga, terapi keluarga selama ini sudah terbukti keberhasilannya.


Kesimpulan :

Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga merupakan salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.

Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga. Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota keluarga dalam arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonalnya.


Disusun oleh :
1.Muhammada Yusuf (F100104008)
2.Muhammad Reza Putra (F100104016)
3.Sigit Pambudi (F100104024)
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2010

Sumber:
-Chaplin, JP. 1968. Dictionary of Psychology (Kamus Lengkap Psikologi). M: 355. Terjemahan oleh Dr. Kartini Kartono. 1981. Jakarta : Raja Grafindo
-Sundberg, D, Winebarger, A, Taplin, J. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
-Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar