"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 14 Desember 2015

Menang Karena Kalah





“Sometimes the best gain is to lose”


Terkadang “keberhasilan” yang sesungguhnya adalah “kalah“.


Kutipan  di atas diucapkan oleh Jimmy Connors, seorang atlet tenis. Siapakah Jimmy Connors? Hehe., entahlah saya juga tidak kenal, lagian tidak akan saya bahas di sini juga kok. Kutipan di atas saya dapatkan dalam sebuah  Drama Jepang (J-Drama) yang berjudul ‘Gomene Seishun’.


Saat itu dikisahkan sekelompok murid dari SMA Seishun memutuskan ikut lomba lari tahunan antar sekolah yang belum pernah mereka ikuti sebelumnya. Saat lomba berlangsung, terjadi beberapa insiden tak terduga hingga menyebabkan mereka kalah, bahkan didiskualifikasi dari lomba lari tersebut. Hal ini sangat disayangkan, lantaran tahap latihan panjang dan berat, serta konflik personal yang telah mereka lalui selama ini seakan tak berarti.


Dalam kondisi inilah Hachiya Sensei, sang guru galak dan bijaksana mengumpulkan para murid yang kecewa dan menyampaikan kutipan di atas. Dia ajak murid-muridnya untuk berpikir –daripada sekedar menyesal karena tidak menang, lebih baik memikirkan seberapa besar pelajaran yang bisa didapat dari kekalahan- mereka.


Di akhir kisah, sang guru menyimpulkan :


“Karena kita kalah dengan memuaskan, kita gembira, dan (kekalahan ini) akan menjadi kenangan. Itulah Seishun (masa muda)! Dan kalimat inggis ini bagiku juga berarti, ‘Daripada Menang, Lebih Baik Kita Kalah’, Seishun.!!”


Demikian kata Hachiya sensei diikuti riuh tepuk tangan dan mata berkaca-kaca, serta rasa haru dan bangga yang sangat dari para murid.


Ya memang benar, dan saya sangat sepakat dengan Hachiya Sensei.


Terkadang, daripada menang, lebih baik kita kalah. Daripada menang dengan biasa-biasa saja, lebih baik kalah dengan kenangan manis di ingatan. Daripada menang karena curang, lebih baik kalah dengan penuh perjuangan. Daripada menang menjadikan kesombongan, lebih baik kalah dan berbuah kebijaksanaan. Daripada menang tapi tidak dapat apa-apa, lebih baik kalah dengan penuh  pelajaran hidup di dalamnya.


Alhamdulillah dari sini saya belajar bahwa kemenangan -apalagi sekedar di mata manusia- bukanlah segala-galanya. Justru, kemampuan untuk bisa menyikapi hasil akhir dengan bijaksana, itulah skill hidup yang tak ternilai harganya.


Dan alhamdulillah-nya, peristiwa penuh kenangan layaknya SMA Seishun di atas, yang menjadikan kita tidak menyesal (bahkan berterimakasih) pada kekalahan, saya pribadi pernah mengalami. Seperti apa kisahnya?? Insya.Allah di postingan yang akan datang ya, hehe... (^^)



Demikian , semoga bermanfaat, syukron sudah mau baca, and.. sayonara kawan.!!!




Minggu, 29 November 2015

Start Again.!!!



Oyeeah.!! Ayo kita mulai.!!


Assalamu’laikum broo, Yes..!! Start again.!!!


Alhamdulillah, setelah hampir 1/2 tahun ini tak nyentuh blog sama sekali, baru sekarang kesempatan itu akhirnya datang. Yaa.., suka duka setengah tahun –selama nggak ngeblog- ini memang luar biasa & di luar dugaan. In.sya.Allah kapan-kapan tak ceritain, itu pun klo ada yang mau ngedengerin, hehe.. ^_^


Oke, yang namanya nge-Blog emang butuh konsistensi, dan konsistensi itulah yang (kayaknya) belum ada dalam diri saya. Juga se-tahu saya, Blog biar super duper sukses butuh yang namanya komunikasi, terutama antar sang penulis dengan pengunjung blog yang ngrangkap peran jadi komentator. Dan itu lagi-lagi “belum” ada dalam diri and blog pribadi saya, hehe… !!. Sungguh ngenes gila..


Lihat aja, hampir 4 tahun blog ini berdiri, gak sampai seratus komentar yang pernah mampir. Kolom komentar yang saya sediakan di samping kanan pun (coba Anda tengok), juga ndak kalah bermasalah. Alih-alih ada chating-an seru, sapaan “hai.. salam kenal dooong!” atau “assalamu’alikum” itu saja tidak ada. Malahan, ituh kolom jadi korban promosi produk2 yang ane sendiri ndak tau itu apaan, & dari mana asal-usulnya, fiiuuuh (-_-)!!


Teruus, mengapa di kondisi ini saya nekat start again..?? Jujur, saya termotivasi waktu iseng nengok blog, dan ternyata pengunjung blog ini sudah mencapai 100.000+ pengunjung, yeeeah 100.000+ pengunjung (diulang biar dramatis ^_^).


Woow kelihatannya amazing ya.!! Yaaa elah, padahal mah kagak, biasa aja kalee, hehe..!! Justru sekarangt ini ada ribuan blog pribadi yang pengunjungnya lebih bejibun dari pada blog ini.


Ah ya sudah lah! Yang pasti, apapun yang terjadi, selama mood masih di kandung badan, in.sya.Allah akan saya rawat blog ini dengan sepenuh hati. Siapa tahu follower nya bakalan nambah, siapa tahu bakal ada yang mau coment, siapa tahu juga pengunjunganya bisa sampe 1 jutaan, hehe..


Yups, selamat menikmati blog ini kawan., selanjutnya akan sya coba lebih fun, simple, kreatif, renyah, gurih, enak, dan informatif. Terlepas dari ‘ada yang komen atau kagak’, harapan terbesar saya adalah : semoga Blog ini bisa bermanfaat untuk Anda semua.


Oke, sayonara.. and wassalamu’laikum..!! ^_^



Selasa, 09 Juni 2015

13 Kata JANGAN MENUNGGU yang perlu dihindari




Bismillah..
13 Kata “JANGAN MENUNGGU” yg perlu dihindari :

  1. Jangan menunggu bahagia kamu baru  tersenyum, tapi tersenyumlah maka kamu akan bahagia.
  2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah maka kamu semakin kaya.
  3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah maka kamu akan termotivasi.
  4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain maka kamu akan dipedulikan orang.
  5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tâÞi pahamilah orang itu maka orang itu paham dengan kamu.
  6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis, tapi menulislah maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
  7. Jangan menunggu projek baru bekerja, tapi bekerjalah maka projek akan menunggumu.
  8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai maka kamu akan dicintai.
  9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang tapi hiduplah dengan tenang, Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rezeki yang lainnya.
  10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
  11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur, tapi bersyukurlah maka bertambah kesuksesanmu.
  12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah maka kamu pasti bisa! 
  13. Jangan menunggu waktu luang tuk membaca Al Qur'an, tapi luangkan waktu untuk membaca Al Qur'an,





sumber : tausyah grup WA




Senin, 08 Juni 2015

Kebijaksanaan & Kecerdasan Nabi Isa



Ketika diangkat nabi oleh Allah swt, Nabi Isa baru berusia 30 tahun. Namun, sebagai Nabi, ia sangat bijaksana dan cepat tanggap, meskipun umurnya masih muda. Sayangnya, sebagian dari kaumnya tidak puas dan selalu berusaha mencari-cari kelemahannya.

Pada suatu hari, ada salah seorang dari mereka yang berkata, “Bagaimana mungkin engkau patut menjadi pemimpin kami? Umurmu masih terlalu muda.”

Nabi Isa dengan tenang menjawab, “Tidak, saya sudah cukup tua dibandingkan dengan Nabi Ibrahim ketika baru dilahirkan.”

Orang itu terdiam mendongkol. Namun, masih ada orang lainnya yang kurang puas. Orang kedua ini lantas berkata, “Di zaman kepemimpinan Nabi Zakaria, kehidupan di sini sangat tenteram, tetapi di masa kenabianmu sekarang, banyak sekali terjadi kerusuhan.”

Tanpa sikap marah Nabi Isa berkata, “Memang betul, sebab di zaman Nabi Zakaria umatnya seperti saya, sedangkan di masa sekarang umatnya seperti engkau semua.”

Kedua pembangkang itupun tidak bisa berbicara lagi. Mereka kehabisan kata untuk membantah kebijakan Nabi Isa.

Pada kesemoatan yang berbeda, seorang murrid Nabi Isa bertanya, “Apakah yang paling berharga bagi manusia?”

“Akal,” kata Nabi Isa. “Sebab dengan akal manusia bisa menyejahterakan hidupnya.”

“Kalau tidak ada?”

“Sahabat yang mau memberikan nasihat.”

“Kalau tidak ada?”

“Harta yang halal dan dapat dibanggakan.”

“Kalau tidak ada?”

“Diam.”

“Kalau tidak bisa diam?”

“Mati,” jawab Nabi Isa. “Sebab, manusia jika tidak punya apa-apa, tetapi tidak bisa diam, biasanya mulutnya hanaya akan dipakai untuk mengeluh dan dengki.”

Demikianlah cara Nabi Isa memberikan pengertian kepada muridanya dan kepada para sahabatnya.

Pernah pada suatu hari Nabi Isa bertanya kepada para sahabatnya, “Andaikata kelian melihat salah seorang saudaramy terbuka auratnya ketika tidak sadar, misalkan sewaktu sedang tidur, apa yang akan kalian lakukan?” Apakah akan kau tutup auratnya, atau kau buka sekalian biar telanjang bulat?”

Para sahabatnya menjawab, “Selaku orang-orang waras, tentunya akan kami tutupi supaya auratnya tidak kelihatan lagi. Masak akan kami buka sampai telanjang bulat?”

Nabi Isa lalu berkata, “Begitulah seharusnya sebagai orang-orang yang beradab. Tetapi, mengapa apabila aib saudaramu terbuka, malah seringkali dibeberkan ke mana-mana, bahkan ditambah dengan membongkar aib-aibnya yang lain? Apakah hal itu tidak berarti sama saja dengan menelanjangi saudaramu sendiri di muka masyarakat? Jika seseorang telah dibentangkan seluruh aibnya di tengah masyarakat, biasanya akan jadi nekad di dalam maksiat serta akan malu untuk kembali kepada masyarakat yang sopan. Karena itu, janganlah suka membongkar aib orang lain, apalagi membeberkannya hingga meluas ke mana-mana. Orang yang mempunyai aib seharusnya diberi peringatan secara bijaksana agar mau bertaubat.”



sumber : 30 Kisah Teladan Jilid 1_kh.Abdurrahman





Kamis, 04 Juni 2015

Allahumma Ya Muqollibal Quluub



by : reza putra

Kemarin iseng bolak-balik buku album kenangan SMA, lihat wajah-wajah kawan di masa lalu, and tentunya penampakan saya sendiri yang ternyata (baru nyadar eeeuy.!!) kalau tak lebih ganteng dibanding wajah saya di masa sekarang ini, hehe.. Di bagian bawah foto ada catatan dari masing-masing alumnus, ada yang bilang “tetep semangat teman-teman”, atau “miss u all”, ada juga yang nulis “ayo reuniaaan.!!”, dan masih banyak lainnya. Nah, mau tahu yang saya tulis?? (hehe.., mau kan ya?? Udah ah mau aja ya..!! ^^). Yups, mungkin berbeda dengan yang lainnya, saat itu saya ngasih catatan sebuah doa yang berbunyi : “Ya Muqollibal Quluub, Tsabbit Qolbii ‘Alaa Diniik.”

Artinya kurang lebih : “Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati-ku ini selalu di atas agama-Mu.” Ini adalah salah satu doa yang sering dibaca Nabi Muhammad Salallahu’alaihiwasalam seperti diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Ahmad.

Saya ingat betul alasan menuliskan doa itu di album kenangan, tidak lain & tidak bukan adalah supaya “jalan kebaikan” yang Allah swt tunjukkan saat di ROHIS SMA lalu masih bisa bertahan sampai kapanpun juga. Dan setelah membiasakan doa ini di setiap b’da sholat, Alhamdulillah it’s work..!! Beneran ndak nyangka, meskipun sudah 5 tahun lalu lulus dari SMA, sampai sekarang saya masih diperkenankan Allah Subhanahuwata’ala berhubungan sangat baik dengan ROHIS SMAN 4 Surakarta, sebagai alumni, sebagai sahabat, sekaligus sebagai pembina mentoring di sana.

Jujur saja sampai sekarang saya masih heran seheran herannya. Saya yang ahli maksiat ini kok ya masih saja diamanahi Allah Subhanahuwata’ala untuk membersamai ROHIS SMAN 4 Surakarta, juga di masjid Al-Muk tercinta. Saya jadi berpikir, mungkin saja doa inilah yang selama ini menjadi tali pengikat, yang mengekang kita untuk terus berada di jalan kebaikan, di jalurnya Allah swt. Terus mengikat tanpa peduli bagaimanapun kondisi kita, sedang dalam keimanan yang yazidu (bertambah / tinggi) atau yankusu (berkurang / rendah).

Ya kawan, doa ini sangat penting banget. Sekali lagi, pentiiiiiiing bangeeet..!! Why.?? Karena -mau gak mau- kita harus yakin bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat yang berkuasa membolak-balikkan hati manusia, ntah menjadikan hati manusia itu condong pada kebaikan atau justru keburukan. Yang menentukan hati kita ini mau ke mana sungguh bukan kita sendiri, bukan siapapun juga. Allah-lah yang berkuasa, kita tiada berdaya apa-apa.

So kawan, yang sekarang ini lagi ada di masa suram misal, jadi ahli maksiat, sulit berbuat baik, selalu saja dilanda kecemasan & kekhawatiran, merasa putus asa dengan diri sendiri yang sulit untuk diajak jadi baik. Jangan lupa banyak-banyakin berdoa. In.sya.Allah doa ini akan mengikat kita dengan kebaikan, semakin intens berdoa semakin terikat, dan tak bisa lepas lagi dari kebaikan.

Atau yang saat ini sedang mendapati keluarga, sahabat, teman, atau kerabatnya, sedang dalam keadaan tidak baik, sulit diajak baik, orangnya menjengkelkan, sering berbuat onar, atau susah banget dinasehati. Jangan juga menyerah, apalagi putus asa. Banyak-banya orang tadi kita doa-in. Ingatlah kalau mudah sekali bagi Allah swt membalikkan hati yang jahat sekali, menjadi hati yang baik sekali, contohnya kisah Umar bin Khatab ra dikala mendapat hidayah, sungguh kisah yang luar biasa dahsyatnya.

Juga yang saat ini sedang merasa diri maupun keluarga, kerabat, atau kawannya dalam kondisi baik, berada di jalan kebaikan, beribadah gampang, berbuat baik mudah, beramal kayak makanan tiap hari, hehe... Juga jangan sampai (bener-bener jangan sampai ya >_<), -peh sudah merasa baik- terus jadi enggan, males-malesan, tidak butuh berdoa. Justru orang-orang kayak ginilah yang harusnya banyak-banyak berdoa. Soalnya jelas kan, bakalan banyak syaitan yang akan menjatuhkan & menjerumuskan, & kalau syaitan-syaitan ini sampai berhasil, alhasil hidup orang yang bersangkutan bakal berakhir dalam kemaksiatan. Naudzubillah kan broo? Pokoknya jangan sampai kejadian sama kita!!

So.., masihkah ada keraguan? Masih enggan & malas kah kita membaca doa sederhana ini.?? Demi menggapai surga-Nya & bertatap muka langsung dengan-Nya, ndak ada kata malas lah yaw..!! In.sya.Allah.. ^_^


“Ya Muqollibal Quluub, Tsabbit Qolbii ‘Alaa Diniik. (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati-ku ini selalu di atas agama-Mu).”






Minggu, 31 Mei 2015

Imam Masjid London & Kelebihan Kembalian 20 Sen




SEORANG imam masjid di London biasa naik bus untuk bepergian. Kadang-kadang ia membayar ongkosnya langsung pada sopir bus (bukan kondektur).

Suatu kali ia membayar ongkos bus, lalu segera duduk setelah menerima kembalian dari sopir.

Setelah dia hitung, ternyata uang kembalian dari sopir ada kelebihan 20 sen. Ada niatan sang imam untuk mengembalikan sisa kembaliannya itu karena memang bukan haknya. Namun terlintas pula dalam benaknya untuk tidak mengembalikannya, toh hanya uang receh yang tak begitu bernilai.

Umumnya orang juga tak ambil pusing dalam hal begini. Lagi pula, berapa sen pula yang didapat sang sopir karena sisa pembayaran penumpang yang tidak dikembalikan oleh kebanyakan sopir karena hanya receh, artinya sopir tidak rugi kalau ia tidak mengembalikan receh 20 sen itu.

Bus berhenti di halte pemberhentian sang imam. Tiba-tiba sang imam berhenti sejenak sebelum keluar dari bus, sembari menyerahkan uang 20 sen kepada sopir dan berkata, “Ini uang Anda, kembalian Anda ada kelebihan 20 sen yang bukan hak saya.”

Sang sopir mengambilnya dengan tersenyum dan berkata, “Bukankah Anda imam baru di kota ini? Saya sudah lama berpikir untuk mendatangi Masjid Anda demi mengenal lebih jauh tentang Islam, maka sengaja saya menguji Anda dengan kelebihan uang kembalian tersebut. Saya ingin tahu sikap Anda.”

Saat sang imam turun dari bus, kedua lututnya terasa lemas dan hampir jatuh ke tanah, hingga ia berpegangan pada tiang yang dekat dengannya dan bersandar.

Pandangannya menatap ke langit dan berkata, “Ya Allah, hampir saja saya menjual Islam hanya dengan 20 sen saja.”

*al-Brithani wa amaanatul Imam, Ahmad Khalid al-Utaiby




aumber: Islampos




Senin, 25 Mei 2015

Allah Lebih Menyukai Proses-nya



by : reza putra

Salah satu kekurangan saya adalah sulit menghafal jalan. Jangankan jalan panjang, yang pendek saja, terlebih banyak kelokan, apalagi gang-gang sempit, sulit sekali hafalnya, kecuali jika sudah ratusan kali melewatinya. Hehe.., mungkin ini semacam penyakit psikologis kali ya? Makanya, sebelum datang ke sebuah acara, saya terbiasa survei jalanan terlebih dahulu, kalau tempatnya dekat dari rumah, seringkali dengan bersepeda ba’da subuh, itung-itung olahraga juga.

Nah, kejadian serupa terjadi hari ahad lalu, saat saya & remaja masjid Al-Mukarrom diundang di sebuah acara workshop pelatihan kultum Ramadhan di masjid Baitusy Syukur (BS) di Bulak Indah, Karangasem. Oia, saya pernah melewati masjid ini sekali, ketika agenda alaqo silaturahim ke rumah Ustadz Giyanto, salah satu pembina remaja masjid BS yang rumahnya tepat di depan masjid BS. Saat itu malam hari (ba’da sholat Isyak), mengikuti Murobbi yang motoran di depan, kami melewati gang-gang dan belokan hingga sampai di tujuan.

So, agar perjalanan workshop ke masjid BS lancar, ahad pagi ba’da subuh saya sempatkan survei, napak tilas perjalanan pertama saya ke BS waktu agenda alaqo dulu. Dimulai dari gang sempit di samping rumah murobbi, saya melaju dengan santai, sesuai ingatan saya saat ke masjid BS dulu. Tapi aneh, semakin jauh melaju, saya makin asing dengan kondisi jalan. “Lhah ini kok jalannya beda gini ya?”, saya cuman bisa mbatin saja. Setengah jam pertama saya cuman keliling-keliling saja, bahkan sempat tersesat juga, sampai di jalan antah brantah nan gelap, gang-gang di sini sempit & luarbiasa banyaknya.

Hampir satu setengah jam keliling tanpa hasil, hingga akhirnya pada percobaan terakhir saya hanya bisa pasrah. Kalau bisa nemu masjidnya ya Alhamdulillah, kalau tidak ya ndak pa-pa lah. Dan tanpa diduga, ternyata Allah memberi jalan kemudahan. Tiba-tiba saja masjid BS sudah di depan mata. “Ya Allah beneran ini? Yeeeess,,!!”, lagi-lagi saya mbatin, sambil nangis-nangis, sebenarnya mau jungkir balik juga tapi sayang ndak bisa, hehe.. Alhamdulillah yang penting ketemu, saatnya pulang, istirahat & sarapan, terus siap-siap ke workshop. Jujur saja, saat perjalanan pulang, saya tidak berhenti senyam-senyum sendiri :-)

Jam setengah 8 pagi saya mulai hubungi remaja, “Ayo Gan segera siap-siap, jam 8 bawa motor kumpul di Al-Muk ya”, kira-kira begitu tulisan di sms saya. Akhirnya jam 8 lebih sedikit, ada 4 sukarelawan termasuk saya yang berangkat menuju masjid BS. Lantaran saya sudah survei lebih dulu, kelak-kelok perjalanan ke sana hanya memakan waktu kurang dari10 menit saja. Sampai di sana Alhamdulillah acara belum dimulai, kami disambut hangat, bersalaman, berkenalan, mengisi absensi, dapat buku gratis, notebook, & snack kardusan, duduk bersila mengikut acara, mendengarkan materi sambil terbahak-bahak saking lucunya, sampai dzuhur, lantas pamitan, kembali saling bersalaman, and then pulang dengan suksenya.

Nah di sini saya mulai sadar, kalau selama ini orang tahunya saya datang ke acara itu saja, mengikuti serangkaian cara seperti biasa, ya.., seperti kebanyakan peserta lainnya. Sungguh, mereka tidak tahu betapa beratnya perjalanan saya menemukan jalan menuju masjid BS ini. Dan ingat.!! mungkin juga ada banyak peserta di BS kemarin yang mengalami proses tidak biasa seperti saya. Mungkin ada yang rela kehilangan waktu berkumpul bersama keluarga demi mendatangi acara ini, atau ada yang harus merayu-rayu temannya dengan susah payah, dengan imbalan besar, hanya  agar mau ikut acara ini, serta proses-proses luar biasa lainnya yang -baik panitia acara maupun saya sebagai sesama peserta- “tidak harus tahu” akan hal itu.

Akhirnya saya simpulkan, bahwa kisah seseorang berproses menuju sesuatu itu., ternyata jauh lebih luar biasa, dibandingkan hasil yang ia dapatkan dari proses tadi. Kita sebagai manusia terkadang hanya melihat dan menilai seseorang berdasarkan hasil yang sudah ia capai, tanpa pernah menghargai betapa heboh dan luar biasanya proses yang harus ia lakukan untuk mencapai hal tersebut. Bahkan untuk hasil yang -menurut kita- paling sederhana sekalipun.

Orang yang jarang ke masjid misalnya, tiba-tiba dia datang dan sholat di masjid. Daripada menyindirnya dengan kata-kata, “Ce,ileee ke masjid nih yee.!!”,  atau, “Eh akhirnya ke masjid juga, udah tobat lu?”, atau mungkin, “Wah ndak biasanya nih ke masjid, ada perlu apaan?”, dan kata-kata sindiran lainnya, alangkah lebih baiknya jika kita berkata, “Alhamdulillah, nanti berangkat bareng ya” atau memberi pujian atas tindakan sholat di masjidnya tadi. Ya, kita harus ingat, mungkin saja orang ini harus melalui pergolakan batin yang luar biasa dahsyat sebelum memutuskan untuk melangkahkan kakinya ke masjid.

So kawan, mulai dari sekarang marilah kita belajar menghargai proses. Ini juga yang mungkin menjadi alasan mengapa ALLAH Subhanahuwata’ala, Rabb kita Azzawajalla ini begitu menyukai proses dibandingkan hasilnya. Dan kita juga kudu ingat nih, kalau ALLAH Subhanahuwata’ala pun memberi pahala pada suatu amalan tergantung kadar kepayahannya dalam melaksanakan amal tersebut. Sekali lagi, marilah kita mulai belajar menghargai proses, jangan hanya terpaku pada hasilnya semata. Karena seringkali kawan, hasil yang di mata kita 'besar' ternyata dicapai seseorang, dengan proses yang teramat sangat mudah.., dan seringpula, hasil yang 'kecil' di mata kita, ternyata dicapai seseorang dengan perjuangan yang teramat sangat berat.


Semoga kita semua bisa peka. Amin...






Minggu, 17 Mei 2015

"Sholat" di mata Rasulullah dan Para Sahabat



Salah satu hikmah terbesar terjadinya Isra’ Mi’raj adalah diturunkannya wahyu / perintah Sholat Wajib 5 Waktu bagi umat muslim. Uniknya, perintah sholat ini adalah satu-satunya wahyu Allah SWT yang diturunkan secara langsung kepada Nabi Muhammad saw. tanpa perantara malaikat Jibril. Lantas, seberapa istimewanya-kah perintah sholat ini sampai-sampai Allah SWT menyampaikannya langsung kepada Rasulullah? Lewat pembahasan “Sholat ala Rasulullah, para sahabat, & ulama shalih” yang saya ambil dari buku Hayya ‘Alaa Shalah  berikut semoga bisa menjadi gambaran betapa istimewanya Rasul dan para sahabat memperlakukan ibadah sholat.

*****

Aisyah ra. bercerita, “Rasulullah saw. sering berbincang-bincang dengan kami, tetapi jika tiba waktu sholat, beliau akan pergi seolah-olah tidak kenal dengan kami. Beliau benar-benar akan menyibukkan dirinya dengan Allah SWT.”

Aisyah ra. juga pernah berkata, Rasulullah saw. bangun untuk sholat malam, sehingga pecah-pecah kakinya. Maka saya bertanya, “Mengapakah kau berbuat demikian ya Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang kemudian?” jawab Nabi saw., “Tidakkah layak aku menjadi hamba yang bersyukur?”

Di dalam kitab  Bahjatun Nufus diceritakan tentang seorang sahabat Rasulullah saw. yang sedang sholat tahajud dan melihat seorang pencuri yang datang mencuri kudanya, tetapi beliau tidak menghentikan sholatnya. Keesokan harinya orang-orang bertanya, “Mengapa tidak anda tangkap pencuri itu?” Beliau menjawab, “Sholat yang sedang kau kerjakan itu lebih berharga daripada kudaku.”

Ada satu kisah menegani sahabat Ali ra. yang sangat masyhur, ketika beliau terkena anak panah di pahanya dalam suatu peperangan, dan anak panah tersebut dikeluarkan ketika beliau sedang sholat. Awalnya orang-orang berusaha untuk mengeluarkan anak panah tersebut, tetapi tidak dapat dicabut walaupun sudah berulang kali dicoba. Karena rasa sakit yang beliau derita,  di antara para sahabat kemudian bermusyawarah dan mengambil keputusan bahwa anak panah akan dicabut ketika beliau sedang sholat. Maka ketika beliau sedang sholat dan sedang sujud,  orang-oorang berusaha mencabut anak panah tersebut dengan sekuat tenaga. Setelah selesai sholat beliau melihat orang-orang berkumpul di sekelilingnya. Beliau bertanya, “Apakah kalian berkumpul untuk mencabut anak panah ini?” Ketika beliau diberitahu bahwa anak panah itu sudah dicabut, beliau mengatakan bahwa beliau tidak merasakannya sewaktu anak panah tersebut dicabut.

Masih tentang Ali ra., jika waktu sholat telah tiba, air mukanya akan berubah, tubuhnya akan bergetar. Seseorang bertanya kepada beliau tentang penyebabnya. Beliau menjawab, “Sekarang waktunya untuk menunaikan amanat yang langit dan bumi tidak mampu untuk memikulnya, begitu pula gunung-gunung. Saya pun tak tahu, apakah saya mampu untuk menunaikan (sholat).”

Umar bin Khatab ra. dalam sholat-sholat subuhnya selalu membaca surat-surat Al-Quran yang panjang-panjang. Kadang-kadang beliau membaca surat Al-Kahfi, Thaha, dan surat lainnya. Ia membaca Al-Quran sambil menangis terisak-isak sehingga suara tangisnya terdengar hingga beberapa shaf ke belakang. Demikian pula dalam sholat-sholat tahajudnya, kadang-kadang beliau terus membaca surat Al-Quran sambil menangis sehingga terjatuh dan sakit.

Abu Ubaidah bin Jarrah ra. pernah mengimami sholat dan setelah selesai beliau berkata kepada jamaahnya, “Syaithan telah menggodaku. Di dalam hatiku dimasukkan olehnya perasaan bahwa sayalah yang paling bagus di antara kalian. (Oleh karena itu), saya tidak akan sholat mengimami kalian lagi, untuk yang akan datang.”

Masih banyak lagi kejadian dan kisah-kisah mengenai sholat Rasulullah saw. dan para sahabat, serta orang-orang shalih setelah masa para sahabat yang tidak dapat dituliskan satu persatu di buku ini.

Hakikat kita sholat adalah kita sedang bercengkerama dengan Allah SWT, berbincang-bincang dengan-Nya. Namun bila kita lalai dalam sholat kita, maka sama saja seperti kita berbicara tanpa kita tahu apa yang sedang kita bicarakan kepada Allah SWT. Sehingga sholat pada akhirnya haya menjadi kebiasaan saja, dan perbuatan kita tidak sesuai dengan lafadz-lafadz dalam bacaan sholat kita. Sepertihalnya saat kita mengigau dalam tidur maka orang lain akan mengacuhkan kita, begitu pula dalam sholat yang penuh kelalaian maka Allah SWT akan mengacuhkannya. Sholat yang tidak benar, tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh, tidak akan memberikan manfaat apa-apa untuk kita. Allah SWT pun akan berpaling dari kita. Untuk itu sangatlah penting bagi kita mengerjakan sholat dengan penuh perhatian dan menyesuaikan tingkah laku kita dengan semua kata-kata yang kita ucapkan dalam sholat.



sumber buku : Hayya ‘Alaa Shalah (2007), hal: 260-263_ DR. H. Muh. Mu’inudinillah Bashri, MA., dkk_ Surakarta: Indiva Publishing





Selasa, 12 Mei 2015

Tujuh Pekerjaan Mulia



Ketika sedang berjalan-jalan, suatu hari Rasulullah bertemu dengan Sa’ad bin Ma’az al Anshari. Ketika sedang berjabat tangan, Rasulullah merasakan sesuatu  yang kasar di telapak tangan Sa’ad.

“Kenapa tanganmu? Coba kulihatnya,” tanya Rasulullah.

“Ini bekas mis-ha yang kupukul-pukulkan ke tanah untuk mencari nafkah bagi keluargaku,” jawab Sa’ad. Mis-ha adalah sejenis alat pertanian yang menyerupai cangkul.

Mendengar jawaban itu, Rasulullah lalu mencium tangan Sa’ad dan berkata, “Inilah tangan yang tidak akan disentuh oleh api neraka.”

Sabda Rasulullah itu menunjukkan betapa mulianya pekerjaan sebagai seorang petani. Dalam hadist yang lain, dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Bazzar dan Abu  Nu’aim, Rasulullah bersabda :

“Ada tujuh macam pekerjaan seseorang yang pahalanya masih tetap mengalir meski dia sudah masuk kubur, yaitu : 1. Mengajarkan ilmu pengatahuan, 2. Mengalirkan air sungai, 3. Menggali sumur untuk minum, 4. Menanam pohon untuk penghijauan, 5. Mendirikan masjid, 6. Mewariskan kitab suci Al-Quran, dan 7. Mendidik anak yang berbakti dan memohonkan ampunan baginya sesudah dia meninggal dunia”


 sumber : 30 Dongeng Sebelum Tidur_ Kidh Hidayat_ Surabaya : Penerbit Mitra Umat




Senin, 11 Mei 2015

Siapa yang lebih utama? (Kajian Seputar Akhlak)




Mana yang lebih utama, antara orang yang tercipta di atas akhlak yang terpuji, dengan seseorang yang sungguh-sungguh dalam melawan nafsunya agar memiliki akhlak yang terpuji? Mana yang lebih tinggi kedudukannya di antara keduanya?

Sebagai jawaban atas masalah ini, dapat kami katakan bahwa orang yang dicipta di atas akhlak yang baik sudah barang tentu lebih sempurna. Hal ini bila ditinjau dari keber-akhlaqkannya dengan akhlak yang baik itu, atau jika ditinjau dari adanya akhlak yang baik itu pada dirinya, karena ia tidak perlu susah payah untuk memiliki sifat tersebut dan juga tidak akan kehilangan di mana pun ia berada. Sebab, akhlak yang baik itu sudah menjadi perangai dan karakternya. Di setiap waktu, engkau akan senantiasa menemukan dirinya berakhlak yang baik. Demikian juga di setiap tempat dan keadaan, engkau akan mendapatinya selalu berakhlak yang baik. Dilihat dari sudut ini, sudah tentu ia lebih sempurna.

Sedangkan yang lain, yang selalu bersungguh-sungguh di dalam melatih dirinya agar berakhlak yang baik, sudah barang tentu ia mendapatkan pahala atas kesungguhnannya. Dengan demikian, ia lebih uatama dari sudut ini. Akan tetapi, dari aspek kesempurnaan akhlak tentu memiliki kekurangan yang jauh dibandingkan dengan diri orang pertama.

Jika seseorang dianugerahi dua macam akhlak di atas, akhlak yang alami dan akhlak yang merupakan hasil bentukan manusianya, maka tentu ia menjadi lebih sempurna. Dengan demikian, dalam hal ini, manusia terbagi menjadi empat kategori :


  1. Orang yang terhalang mendapatlan akhlak yang baik/mulia, dari sudut karakter bawaannya maupun dari karakter bentukannya.
  2. Orang yang terhalang mendapatkan akhlak yang baik.mulia, dari sudut karakter bawaanannya, namun mendapatkan karakter baik tersebut melalui upaya (usaha) bentukannya sendiri.
  3. Orang yang dianugerahi akhlak yang baik/mulia, dari sudut karakter bawaan maupun melalui karakter yang ia bentuk.
  4. Orang yang dianugerahi akhlak yang baik/mulia, dari sudut karakter bawaan, namun tidak dianugerahi akhlak tersebut nelalui karakter yang ia bentuk.

Tidak diragukan lagi bahwa kategori  ketiga adalah kategori yang terbaik di antara keempat macam kategori di atas, karena ia menggabungkan karakter bawaan dengan karakter bentukan yang merupakan hasil upayanya untuk memiliki akhlak yang baik.13)

______________________________________________________________
13) Ibnu Qoyyim mengatakan bahwa seluruh bentuk akhlak yang itama itu tumbuh dari dua hal :
-Pertama : Kekhusyukan (al-khusyu’)
-Kedua : Ketinggian tekad (uluwwu ‘i-himmah)
Dalam kitab Al-Fawa’id (210-211), Ibnu Qoyyim mengatakan, “Akhlak-akhlak yang utama seperti : sabar, berani, adil, kejantanan, kesucian diri, penjagaan, kedermawanan, penyantun, pemaaf, lapang dada, tabah, berani, menggung beban, mementingkan orang lain (itsar), kemuliaan diri dari segala perbuatan rendahan, rendah diri, puas dengan segala yang ada (qona’ah), jujur, ikhlas, membalas kebaikan dengan semisal atau yang lebih baik, melupakan kesalahan orang lain, meninggalkan segala hal yang tidak bermakna, mencela segala perilaku yang buruk, dan seterusnya, sesungguhnya lahir dari kekusyukan dan ketinggian tekad. Alloh Subhanahuwata’ala memberitahukan tentang bumi bahwa ia dalam keadaan khusyuk, lalu Alloh Subhanahuwata’ala menurunkan air hujan kepadanya sehingga bumi pun bergoyang (tumbuh subur tanamannya), dan mulai memperlihatkan perhiasannya dan keceriaannya. Demikianlah pulalah dengan  makhluk yang ada di bumi ini jika mendapatkan taufik dari Alloh Subhanahuwata’ala”





sumber : Rahasia Hidup Bahagia (Meraup Melimpahnya Pahala dengan Berhias Akhlak Mulia)_ hal : 22-24_ Muhammad bin Sholih Al-‘Utsimin_ 2007_ Solo : Al-Qowam