"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 31 Oktober 2011

Novel-Modern-Klasik : Botchan


BOTCHAN, merupakan judul novel modern-klasik dari pengarang terkenal Jepang, Natsume Soseki. Botchan sendiri, sesungguhny adalah panggilan sopan untuk anak laki-laki, serupa dengan sapaan “tuan muda”, namun dengan kedekatan dan nuansa kasih sayang di dalamnya. Oia, mengapa disebut novel modern-klasik, awalnya tidak saya gagas, pokoknya asal cumut dan baca saja. Memang isinya sangat klasik dan mungkin kesannya lebih ke arah terlalu tradisional baik untuk latar waktu maupun latar tempat novel tersebut. Bahkan ada adegan dimana sang tokoh utama setiap saat saling berkirim surat dengan Kiyo, pengasuhnya dulu sewaktu ia kecil. Saya pikir, mengapa tidak pakai sms ke Handphone atau email saja biar lebih cepat, bahkan chating juga lebih menyenangkan.

Sampai suatu ketika, setelah katam membacanya, saya sempatkan baca juga biografi pengarang (sesuatu yang jarang saya lakukan, hehe..) Daaan.., binggo!! akhirnya saya temukan alasan mengapa buku ini disebut novel modern-klasik. Ternyata, novel ini ditulis oleh Natsume sekitar 1 abad lebih 6 tahun yang lalu, alias tahun 1905. Sesuatu yang sungguh tak saya sadari sewaktu hanyut membacanya, bahkan sampai tamat sekalipun. Mungkin benar apa yang dituliskan di sampul belakang novel terbitan Gramedia ini : “..sangat populer dikalangan tua dan muda di Jepang, dan barangkali merupakan novel klasik yang banyak dibaca di Jepang modern..” Bagaimanakah kisahnya? Berikut sedikit sinopsisnya..!!

Karakter Botchan dkk


by Reza Putra :

“alasan kenapa aku tidak punya solusi adalah karena aku terlalu jujur. Tapi cobalah pikir. Kalau orang jujur tidak bisa menang di dunia ini, siapa lagi yang bisa..?”
(Botchan)

Novel ini berkisah tentang pemberontakan sang-Botchan (dari awal hingga akhir cerita, pengarang tak pernah menyebutkan siapakah nama asli Botchan), seorang guru muda terhadap suatu “sistem” di sebuah sekolah desa. Keputusan Botchan meninggalkan Tokyo dan Kiyo sang pengasuh setianya ke desa terpencil ternyata menjadi titik balik baginya untuk bisa menatap nilai-nilai moral kehidupan. Sifat Botchan yang keras kepala, apa adanya, dan blak-blakan ini ternyata tidak sesuai dengan tabiat penduduk, murid-murid, maupun guru terutama Kepala Sekolah di desa tersebut. Hal inilah yang menyebabkan ia dipermainkan dan sering mengalami konflik kecil yang tak kunjung selesai karena sikap tidak mau mengalahnya.

Satu hal yang patut di contoh dari Botchan, meski dengan sifat-sifat buruknya tersebut, ia adalah seorang pemegang teguh prinsip kejujuran. Kejujuran yang seringkali menyulitkannya namun membuatnya bisa setegar karang. Hal inilah yang menyebabkan ia memutuskan membererontak terhadap sistem sekolah yang penuh kebohongan dan manipulasi yang didalangi oleh si Tanuki dan si Kemeja Merah (sebutan Botchan untuk Kepala Sekolah dan Kepala Guru di sekolah desa tersebut). Keputusan yang terkesan terlalu berani dan tak lazim dilakukan oleh seorang guru baru. Namun, tindakan Botchan ini dipandang benar oleh Hotta, alias si Landak, guru Matematika senior di desa itu, sehingga ia pun akhirnya memutuskan untuk membantu Botchan.

Meski harus berkutat dengan sifat-sifat pengecut dan penuh kebohongan dari murid-muridnya dan terutama si Tanuki dan Kemeja Merah, Botchan juga harus berjuang ekstra keras karena ia memiliki satu impian untuk bisa membahagiakan Kiyo, yang telah mengasuh dan menjadi orang tuanya semenjak kecil. Botchan yang pernah mengalami masalah di masa kecilnya, karena belaian kasih sayang Kiyo-lah ia mampu menyadari pentingnya cinta. Botchan yang bahkan tak menangis saat orang tuanya meninggal pun, bisa merasa begitu rindu kepada Kiyo yang hanya pengasuhnya. Inilah yang menjadikan Botchan ingin menepati janjinya pada Kiyo, meski sekedar membelikan kudapan manis dari Echigo.

Jadi, bagaimanakah nasib Botchan selanjutnya? Berhasilkah ia dan Hotta mengubah sistem sekolah yang penuh kebohongan tersebut? Dan akankah Botchan mampu membahagiakan Kiyo, si pengasuh sejatinya? So, temukan jawabannya pada novel modern-klasik ini..!!


Komentar saya : saya setuju dg pendapat penerjemah : "memang tidak ada yang istimewa pada genre ceritanya, tapi membacanya setidaknya anda akan merasakan aroma satra Jepang, sekaligus aroma musim panasnya di era klasik terdahulu..". Dan saya belajar banyak dari Botchan ini, terutama tentang prinsip kejujuran yang bagaimanapun juga harus dipertahankan meski dengan keras kepala..

Sukron, semoga bermaanfaat ^_^!!


Tips Meraih Kebiasaan Positif


Kebiasaan merupakan sesuatu yang sulit diubah,meskipun bisa diarahkan kepada hal-hal yang lebih baik dan berguna. Namun, faktanya hamper setiap orang sulit untuk mengubah sesuatu yang sudah mendarah daging dan menjadi kebiasaan yang mengakar lama, kecuali dengan usaha, kerja keras, mujahadah, dan pengorbanan ekstra berat.

Orang yang sudah terbiasa bangun setelah matahari bersinar terang akan sulit untuk bangun sebelum sang surya muncul di ufuk timur. Orang yang sudah kecanduan merokok, akan sulit sekali meninggalkan kebiasaannya. Mungkin baginya, lebih baik tidak makan nasi asalkan bisa merokok. Nah, kalau kalian punya kebiasaan buruk dan ingin mengubahnya, minimal mengarahkannya kepada jalur yang benar dan baik, kamu bisa mencoba tips berikut ini :


1.. Tetapkan Tujuan Target

Orang yang memiliki keinginan kuat adalah orang yang mengetahui tujuan dan target kerjanya. Orang yang memiliki tujuan dalam hidupnyatidak akan pernah tersesat dalam menempuh belantara kehidupan ini. Setiap langkah kakinya diarahkan sesuai dengan rencana dan target yang sudah tercetak di benaknya. Setiap kali kakinya hendak menyimpang dari jalan yang dituju maka dengan tangkas ia menariknya kembali ke jalur yang benar. Karena itu, tujuan sangat penting untuk menguabh suatu kebiasaan dari yang buruk menjadi baik.


2.. Jadikan Tujuan Kamu Bernilai Tinggi

Jika suatu tujuan bernilai tinggi, dorongan untuk merealisasikannya akan semakin besar. Tujuan yang tinggi ibarat puncak gunung. Orang yang ingin sampai ke puncak pasti akan berusaha sekuat tenaga dan bersemangat untuk mencapainya. Ia tidak akan berleha-leha dan patah semangat sebelum sampai ke puncak. Sebaliknya, jika tujuannya hanya hal-hal yang sepele dan remah, maka otomatis dorongan untuk meraihnya juga kecil. Untuk itu, pancangkan tujuan yang tinggi dan mulia pada diri kamu, sehingga kamu memiliki bara semangat yang terus menyala, membakar dirimu untuk terus berusaha mencapai tujuan tersebut.


3.. Ingatlah bahwa tujuan dan target yang besar hanya dapat diciptakan oleh orang yang berjiwa besar. Dan tujuan yang tinggu dengan sendirinya akan mengatur dan menata segala aktivitas pencetusnya.


4.. Carilah pekerjaan yang membuat kamu lebih berprestasi dan istimewa dibandingkan teman-teman yang lain.


5.. Pahamilah diri kamu sendiri. Memahami diri sendiri adalah separuh perjuangan, sedangkan kesuksesan mencapai target adalah sisanya.


6.. Percayalah kepada diri sendiri. Dalam setiap waktu, selalu mintalah pertolongan kepada Allah SWT dan jangan sampai terjadi kondisi dimana kamu merasa lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa.


7.. Ingatlah dengan baik bahwa kuatnya keinginan adalah hasil dari kepribadian yang tertata rapi.


8.. Bersiap-siaplah untuk sabar.Kebiasaan-kebiasaan baru tidak akan mungkin muncul dalam satu hari.Butuh proses panjang.


9.. Jangan sampai meredam obsesi kamu untuk mencapai tingkat kesempurnaan hanya karena kegagalan yang menimpamu. Yang terpenting adalah, dalam setiap saat tentukan apa yang kiranya bisa kamu lakukan, dan mulailah untuk melaksanakannya.


10.. Jangan sampai kamu berkeinginan untuk mendapakan pujian dari orang lain. Yakinlah, orang lain tidak akan puas sebelum kamu memang betul-betul sukses dalam usaha kamu.


11.. Dalam melaksanakan setiap tugas dan pekerjaan, usahakan utuk membagi cabang-cabang kerja dengan cermat dan mulailanh melaksanakan cabang-cabang tersebut dengan baik.


12.. Berkosentrasilah dengan satu pertanyaan, “Bagaimana agar saya bisa lebih baik daripada keadaan seperti ini?”


13.. Kamu tidak perlu menyesal atas hal-hal yang sudah lewat apabila kamu merencanakan hal-hal yang lebih baik untuk yang akan datang.

InsayaAllah dengan upaya melaksankan tips-tips di atas, kebiasaan kamu akan menjadi positif dan mendatangkan manfaat bagi diri kamu sendiri dan orang-orang di sekitarmu. Oke, selamat mengubah kebiasaanmu menjadi lebih baik..!!


sumber : Nurdin, Ali. 2009. 35 Jurus Anti Mati Gaya. Surakarta: Afra Publsihing


Selasa, 25 Oktober 2011

Belajar dari Komik Jepang


Percaya tidak percaya, salah satu hobi “paling” favorit saya adalah membaca buku KOMIK, baik komik buku (yang pertama kali saya beli 10 tahun lalu pun masih sering tak baca, meski sampe lupuk sekalipun) apalagi komik online yang sekarang lagi bertebaran di langit Google (hohoho.., inilah sebab mengapa saya betah nge-net). Sadar bahwa usia saya sudah beranjak dewasa (ciee..ciee.., saya masih remaja ding kawan-kawan, hehe...), bukannya menghindari yang namanya komik, tapi ke-kreatif-an di kalbu ini akhirnya mendorong saya untuk mencari-cari alibi demi me’legal’kan yang namanya baca komik, salah satunya lewat postingan yang satu ini.

Yups.., treat ini semata untuk menunjukan bahwa membaca komik itu bisa mendewasakan (eee.., ingat..!! ini cuma alibi penulis lho, jangan dimasukan dalam hati) tentunya dengan syarat kita bisa mengambil dan meresapi hikmah di dalamnya. Sengaja saya kasih judul “belajar dari komik” karena memang kali kita akan belajar mencari ilmu dari komik. Akan saya tunjukkan berbagai scane komik, yang memang saya sukai karena banyak mengandung (bukan ‘hamil’ lho ya..!!) hikmah dan sarat akan makna.

Sebenarnya, hampir di semua komik berbagai tipe memiliki alur cerita yang unik dengan sisi psikologis yang ‘pasti ada' dan selalu tampil menakjubkan. Hal inilah yang terkadang membuat saya jadi bertanya-tanya : apa jangan-jangan ada psikolog di balik semua ini? apa mungkin mereka bekas klien psikolog? apakah mungkin semua pengarang komik punya psikolog pribadi? dan apakah kelak saya bisa menjadi seorang psikolog? (maaf, yang terakhir tidak nyambung, tapi mohon diamini saja inggih, hehe..). Apapun itu, so, langsung saja ya, this is it…!!



  1. Liar Game Root A

Treat ini saya buka dengan komik bergenre psikologi (bener lho, secara tersirat dan tersurat memang tema-nya psikologi) yang bahkan telah dibuat edisi movie-nya di Jepang (alhamdulillah sampai Final Stage nya sdh sya liat, hehe..^^). Liar Game, kisah tentang seorang bernama Sinichi Akiyama, seorang sarjana Fakultas Psikologi yang terlibat dalam permainan ‘Liar’ alias game penuh kebohongan. Namun, scane ini bukan inti ceritanya (kisah aslinya panjang banget), tapi hanya beberapa bagian dari cerita uniknya.

Berkisah tentang, Akiyama dengan seorang yang sudah sepuh bernama Prof. Okabe, seorang professor dari bidang psikologi criminal yang sangat disegani dan ditakuti karena susah lulusnya klo ngambil makul-nya sang prof ini (di psikologi UMS-pun ada prof yang sperti ini, tapi sya akui beliau tak hanya cerdas, tp juga seseorang dg penuh filosofi, saluut pokoknya..!! -ya Allah, semoga saya lulus makul beliau-).

Bermula dari keberhasilan Akiyama lulus dari ujian professor yang begitu rumit, namun yang dia dapatkan bukan kelulusan semata melainkan sebuah fakta menarik tentang professor yang satu ini. Bagi Akiyama, professor yang mengatakan bahwa profling yang rumit, tak akan pernah bisa dibandingkan dengan pentingnya berhubungan dengan orang lain nyatanya ia pandang lebih mampu memahami manusia drpada yang orang lain pikirkan. Kekaguman inilah yang membuat Akiyama melepas tawaran pekerjaannya dan memilih melanjutkan studi pasca sarjana bersama Prof. Okabe.

Berikut scane selengkapnya (klik u/ memperbesar gambar) :


nasihat sang prof 1

nasihat sang prof 2


nasihat sang prof 3


pengumuman kelulusan yg tak diduga-duga

bahagia yg tak disangka-sangka

pengakuan Akiyama 1


pengakuan Akiyama 2


hikmah :

"..pendidik yang baik ialah pendidik yang memahami dan mampu memahamkan apa yang ia ajarkan kepada anak didiknya. Pendidik yang baik ialah pendidik yang bisa menjadikan anak didik-nya selalu bersemangat untuk terus menempuh pendidikan. Dan pendidik yang baik, ialah pendidik yang dikagumi dan disegani lantaran kebijaksanaan ilmu dan akhlaknya. Yups, seperti itulah seharusnya pendidik.."


to be continue.. (sukron, semoga bermanfaat..!! ^^)


Sabtu, 22 Oktober 2011

Belajar dari ke-”Indah”-han Sang Kamboja


Foto di atas saya ambil hari ini, 22 okt ’11 di kebun (tolong bedakan dengan ”kebon” yg identik sama wit gedhang + pocongan ya.., pikirkan saja taman bunga yang indah, hehe..) di depan rumah saya. Tapi.., adakah dari anda yang tahu nama kembang ini..??

Yups.., inilah sang Adenium atau lebih dikenal dengan nama Kamboja Jepang. Memiliki nama latin Adenium obesum (meski depannya sama2 pake ”obes” tp bukan sedulurnya obes-itas lho ya..!!?), kamboja ini juga sering disebut sebagai Desert Rose atau Mawar Padang Pasir (hmm.., nama yang cukup keren). Meski ada unsur Jepang-nya, asal bunga ini ternyata dari Asia Barat dan Afrika yang nyatanya jauh dari Jepang (lah kok..!!?).

Ciri-cirinya, akar adenium bisa membesar seperti umbi, berguna sebagai tempat menyimpan air cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini klo dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing. Contohnya seperti foto dibawah ini.

Sik..sik..bentar..!! mohon maap sebelumnya kawan-kawan, apa yang akan kita bahas terkait kamboja kali ini sebenarnya bukanlah all about tumbuhan ini, bukan nama latinnya yang keren, bukan bunganya yang indah mempesona, bukan warna pink-nya yang menawan hati, bukan pula asal-usulnya kok bisa dinamakan kamboja Jepang, bukan kamboja Solo saja (emang ngapain harus Solo..?? hmm.., ntahlah), but, kali ini kita kan belajar dari salah satu makhluk Allah swt yang istimewa ini. Belajar apaan ya..???

Langsung saja..!! Adenium obesum berjuluk Rose Desert bukan tanpa alasan. Karena memang tumbuhan ini ber-kembang (maksudnya tumbuh bunga) pada saat suasana kering. Berbeda dengan kebanyakan tumbuhan yang akan sekarat saat kering dan tiada air, kamboja ini malah akan berbunga ria dengan begitu indahnya, inilah keajaiban ciptaan Allah SWT. Ditengah kekeringan & suasana panas yang melanda beberapa bulan ini, entah pagi, malam, apalagi siang yang naudzubillah panasnya, walau sebenarnya kemarin hujan sempat membasahi tanah (kebetulan juga membasahi tubuh saya yang lagi ngebut2-tan mau ke kampus.. -_-!!), adenium ini justru mampu tumbuh dengan sempurna, menjadi fenomena yang ”indah” untuk dinikmati diantara segala kegersangan alam.

Yups, disinilah kita bisa belajar dari mereka. Ada kalanya kita ditimpa panasnya kegundahan (ataw bahasa gaulnya keGALAUan..!!) hati yang sangat dahsyat, kita dilanda dengan kecemasan, kelelahan fisik dan mental, bahkan rasa duka yang mendalam. Namun, jika kita bisa belajar dari sang kamboja, mungkin kita t’akan larut terus menerus dalam keterpurukan, bahkan mampu untuk selalu berbunga ria, yakni menjadi ”indah” ditengah-tengah badai kesakitan. Menjadi ”indah” untuk dirinya sendiri, bahkan ”indah” untuk orang lain. Penyejuk sekaligus penghibur hati diri dan orang lain.

(tapi.., mungkinkah..??) Tak mudah memang, tapi yakinlah bisa..!!! Ya.., walau seletih apapun hati dan pikiran mu hari ini, seperih apapun yang engkau hadapi hari ini, setidaknya tersenyumlah. Dalam tekanan galau-mu, coba pikirkanlah kenangan-kenangan terbaik dan ter”indah”-mu, lalu barang sedetik saja, ikhlaslah tersenyum, senyum yang mungkin menjadi paling ”indah” yang pernah kau berikan untuk hatimu sendiri. Senyum yang mampu membangkitkan kembali ghairah perjuanganmu. Dan akan lebih baik lagi, jika engkau mampu membagikan senyum ”indah” itu, kepada hati-hati gundah nan galau di sampingmu. Yups.., kesimpulannya: jadilah seperti kamboja kawan..!! ”Indah” diantara kesakitannya, dan selalu saja, bisa meng ”indah” kan kehidupan di sekitarnya.

Ok..!! Demikianlah, salah satu pelajaran yang bisa kita dapat dari kebesaran Allah di alam. Terimakasih kamboja hari ini engkau telah mengajariku banyak hal, and terimakasih ya Robb, karena Engkau telah ciptakan kamboja yang karenanya kami bisa belajar banyak tentang kehidupan. Baiklah..!! Saatnya kembali semangaaaat..!!!!

~Sukron khair telah membaca yg sederhana ini.., semoga bermanfaat.. ^_^~



NB (ndak penting sebenarnya, tapi klo sempat silakan dibaca.. ^_^) :
~Beberapa menit setelah saya selesai menulis ini, tiba2 sja turun hujan sangat deras. Sempat oglangan 1jam-an & terjadi kebocoran di beberapa bagian. Tapi, alhamdulillah ya!! (waduh sesuatu kie..!!) walau beberapa saat saja, hilang deh panasnya. Ternyata e.. ternyata kawan, HARAPAN itu masih dan akan selalu ada. Percayalah..!!! Percayalah..!!!


Jumat, 07 Oktober 2011

Novel-Fiksi-Ilmiah : The Curious Case of Benjamin Button


The Curious Case of Benjamin Button (agar mudah selanjutnya saya singkat : TC2OB2) adalah judul buku ke-4 dari terbitan ‘bukukatta’ yang pernah saya beli (setelah Sekigahara, Edogawa Rampo, dan Seven Samurai). TC2OB2 merupakan salah satu novel kecil besutan F. Scott Fitzgerald yang pernah diangkat ke layar lebar dengan bintangnya Brad Pitt dan Kate Blanchett. Jujur, awal membacanya saya sempat bingung karena cerita ini dibuka dengan alur yang luar biasa aneh. Namun semakin dalam saya baca, keanehan itu semakin dapat saya pahami.


-Ini salah satu scane filmnya-

Novel ini berkisah tentang seorang bernama Benjamin Button yang mengalami pertumbuhan abnormal. Jika kodratnya, manusia mengalami pertumbuhan dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan akhirnya tua, namun tidak dengan Benjamin. Dia mengalami yang sebaliknya. Aneh bukan..? Novel ini termasuk novel dengan genre fiksi ilmiah. Hanya saja, ke-ilmiah-an dari cerita ini dari segi apapun memang tidak akan pernah dan tidak akan bisa teruji kebenarannya, dan sedikitpun tidak akan mampu untuk dilogika. Yups.., mungkin karena ide ‘gila’ dan imajinatif sang penulis inilah yang menjadikan TC2OB2 sangat menarik untuk selalu disimak. Bagaimanakah kisahnya..? Berikut sedikit sinopsisnya..!!


by: RezaPutra

Tahun 1860, Nyonya Roger Button, istri seorang presdir perusahaan perangkat lunak terkemuka di kota Baltimore melahirkan anak pertamanya. Hanya saja, kelahiran ini adalah satu-satunya peristiwa yang Roger Button pikir akan menjadi aibnya seumur hidup. Berharap istrinya melahirkan bayi yang imut dan lucu, namun harapan itu pupus karena yang dilahirkan istrinya adalah seorang anak yang penuh uban dan jenggot, tampak sekitar usia 70 tahun dan dengan suara paraunya bayi itu sudah bisa berkata “kau ayahku?” kepada Roger Button. Sungguh memuakkan bagi sang Presdir.

Anak itulah Benjamin Button. Selama lebih dari 15 tahun, ia harus selalu menyemir coklat rambutnya, hanya agar bisa bermain dan bergaul normal dengan anak seusianya. Di usianya yang ke 18 tahun, meski terlihat seperti seorang yang berusia 50 tahun, ia menyamar muda dan berhasil lulus test masuk menjadi mahasiswa di Yale College. Namun tak lama kemudian, ia dikeluarkan dari sekolah karena ‘Tua’nya terbongkar.

Di usianya yang ke 20 tahun, Benjamin mulai dipromosikan oleh ayahnya, Roger Button, dan diajak ke pesta-pesta dansa untuk dikenalkan kepada kolega-kolega sang ayah. Kala itu Benjamin dan ayahnya yang berusia 50 tahun terlihat hampir seumuran. Hingga di suatu pesta dansa, Benjamin akhirnya menemukan seorang gadis muda yang juga jatuh hati padanya, Hildegrade Moncrief. Mereka memutuskan menikah, dan pernikahan ini tentu menjadi berita besar di Baltimore. Bagaimana mungkin wanita tercantik di Baltimore memutuskan untuk menikahi pria tua? Namun, segala tekanan itu tak membuat Hildegrade berubah pikiran.

Dua puluh tahun setelah pernikahannya, Benjamin telah melalui peristiwa-peristiwa besar, termasuk petualangan dan keberhasilannya menjadi Letkol di perang Spanyol-Amerika tahun 1898. Ia datang kembali setelah peperangan, menemui Hildegrade. Hanya saja, Hildegrade saat itu hanyalah wanita berumur 40 tahun yang semakin lama semakin pucat, sedang dia semakin bugar saja. Terasa tidak cocok. Benjamin memutuskan untuk berkaca, melihat tubuhnya. Dan betapa terkejutnya dia, karena sekarang dia terlihat seperti orang berusia 30 tahun-an. Tak dipungkiri lagi, akhirnya ia rasakan pertumbuhan itu terus terjadi. Ya.., dia semakin tumbuh muda setiap harinya.

Benjamin Button mewariskan perusahannya kepada Roscoe Button, anaknya dengan Hildegrade, 10 tahun kemudian. Di saat yang sama, Benjamin kala itu yang seperti berusia 20 tahun memutuskan untuk mendaftar sebagai mahasiswa di Yale College. Ia berhasil, dan bahkan terpilih sebagai skuat inti tim sepakbola kampusnya sebagai pemain paling gemilang. Sayangnya, beberapa tahun kemudian dia dikeluarkan dari tim karena dianggap berat badannya turun drastis sehingga tubuhnya semakin kecil dan ringan.

Di penghujung masa dewasanya, Benjamin Button akhirnya sadar bahwa fisik dan mentalnya, pikiran dan perilakunya, ternyata semakin lama semakin tumbuh, tumbuh, dan terus tumbuh. Semakin muda usianya, semakin kecil fisiknya, semakin ringan tubuhnya, dan jiwa-mentalnya pun semakin labil saja. Lantas, apa yang akan ia lakukan..?? Sampai kapankah Benjamin akan terus Tumbuh Muda..??


Mau tahu kelanjutannya..?? So, baca novelnya dan aktifkan imajinasi anda, karena di sini imajinasi itu akan ditantang dengan petualangan luar biasa..!!

Selamat membaca..!!! ^_^


Rabu, 05 Oktober 2011

Children Learn What They Live

by : Dorothy Law Nolte, Phd


If children live with criticism, they learn to condemn.
( Jika anak-anak hidup dengan celaan, maka ia belajar untuk memaki )

If children live with hostility, they learn to fight.
( Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, maka ia belajar untuk berkelahi )

If children live with fear, they learn to be apprehensive.
( Jika anak-anak hidup dengan ketakutan, maka ia belajar untuk tercekam kekhawatiran )

If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves.
( Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, maka ia belajar untuk mengasihani diri sendiri )

If children live with ridicule, they learn to feel shy.
( Jika anak-anak hidup dengan cemoohan, maka ia belajar untuk merasa rendah diri )

If children live with jealousy, they learn to feel envy.
( Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, maka ia belajar untuk merasa iri )

If children live with shame, they learn to feel guilty.
( Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, maka mereka belajar untuk merasa bersalah )

If children live with encouragement, they learn confidence.
( Jika anak-anak hidup dengan dorongan, maka ia belajar percaya diri )

If children live with tolerance, they learn patience.
( Jika anak-anak hidup dengan toleransi, maka ia belajar menahan diri )

If children live with praise, they learn appreciation.
( Jika anak-anak hidup dengan pujian, maka ia belajar menghargai )

If children live with acceptance, they learn to love.
( Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, maka ia belajar untuk mencintai )

If children live with approval, they learn to like themselves.
( Jika anak-anak hidup dengan dukungan, maka ia belajar untuk menyukai diri mereka sendiri )

If children live with recognition, they learn it is good to have a goal.
( Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, maka ia belajar untuk memiliki tujuan )

If children live with sharing, they learn generosity.
( Jika anak-anak hidup dengan berbagi, maka ia belajar kedermawanan )

If children live with honesty, they learn truthfulness.
( Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, maka ia belajar kebenaran )

If children live with fairness, they learn justice.
( Jika anak-anak hidup dengan keadilan, maka ia belajar keadilan )

If children live with kindness and consideration, they learn respect.
( Jika anak-anak hidup dengan kebaikan dan pertimbangan, maka ia belajar menghargai )

If children live with security, they learn to have faith in themselves and in those about them.
( Jika anak-anak hidup dengan keamanan, maka ia belajar untuk memiliki kepercayaan dalam diri mereka sendiri dan pada mereka tentang mereka )

If children live with friendliness, they learn the world is a nice place in which to live.
( Jika anak-anak hidup dengan persahabatan, maka ia belajar bahwa dunia adalah tempat yang indah untuk hidup )


~bismillah.. Ya Robb, berikanlah kami kemudahan dan keberkahan dalam mendidik anak-anak ini.. Amin..!!!~