"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Minggu, 25 November 2012

Film-LiveAction-Komedi : "Ninja Kids Rantaro"



Hahaaay.., akhirnya bisa ngeblog lagi. Yoo everybody kita bertemu lagi, setelah sekian lama ini blog tanpa perabotan baru Alhamdulillah hari ini ada kesempatan nambah koleksi. Yups, postingan kali ini adalah mengenai ringkasan film. Film apakah yang beruntung untuk kita bantai hari ini?? Yah, this is it…


 
Live Action VS Manga-nya

Ninja Kids, dirilis tahun 2011 kemaren dan merupakan film yang diadaptasi langsung dari sebuah manga and anime terkenal dari Jepang yakni “Ninja Boy Rantaro”. Oia, pernah dengar kartun Rantaro? Yang dulu maen di Indosiar? Yah,  kalo masa kecil anda sering nonton kartun minggu berarti masa kecil anda bahagia, eh.., maksudnya klo sering nonton mesti taulah yaw kartun Rantaro. Secara kartunnya saja sudah sebegitu konyolnya, dan ternyata film ini pun tak kalah konyol. Em.., boleh dibilang inilah salah satu film live action (anime yang dibuat real film) paling konyol yang pernah saya lihat, hehe..

Nah film ini berkisah tentang seorang bocah bernama Rantaro yang ingin meneruskan tradisi keluarga yakni menjadi ninja yang sukses. Demi cita2-nya itu, masuklah ia di akademi ninja & disanalah ia bertemu dengan Kimimaru si licik dan Shinbei si tukang makan dan tidur. Bertiga mereka menjadi trio konyol yang menjadi bintang utama.

 ini nih, si Kimimaru, Shinbei, dan Rantaro (mirip di manganya lho..!!)


 
nah klo ini kepala sekolah Okawa, Happosai, Guru Doi, dan Guru Yamada..

Nah, untuk kisah utama Rantaro cs berawal saat akademi ninja mendapatkan misi untuk melindungi dua orang tukang salon alias hairstaylis dari serangan gang Usutake. Setelah beberapa kali baku hantam, akhirnya akademi ninja yang bergabung dengan ninja Fuma sepakat menyelesaikan pertarungan dengan jalan lomba lari (Ninja Kids VS Usutake). Yah, cara yang nyeleneh memang, tapi malah sportif kan daripada tawuran ndak cetho..!!? Patut dicoba kayaknya, hehe…

nih tukang salon nya (dibuat semirip mungkin, hehe..)
 pimpinan geng Ukitake, Ukira Emoto

And then, lomba pun dimulai, antara ratusan murid ninja melawan beberapa orang Usutake (biasanya kan penjahat yang keroyokan, lah ini malah penjahatnya yang dikroyok, haha.. terbalik sudah!!). So.., siapapun entah dari tim Ninja atau Usutake, yang berhasil membunyikan lonceng di kuil Damaje (tujuan utama lomba lari tadi) dialah yang menang. Yak, yg jelas akhirnya tersisa Rantaro & satu ninja tua dari Usutake yang berebut untuk membunyikan lonceng, sedangkan peserta yang lain ntah lah pada nylonong lari kemana.

Yups, hanya sayang hasilnya anti klimaks, Rantaro terjatuh dan lonceng pun hampir pasti dibunyikan oleh si penjahat. Namun aneh, beberapa detik sebelum lonceng dipukul, tiba2 lonceng berdenting pelan seperti tertabrak oleh benda kecil. Benda kecil ini ternyata sebutir peluru bidikkan salah seorang teman rantaro dari jarak beberapa kilometer.

Lah yang jadi pertanyaan, ngapain gak dari tadi ditembak yah, kan Rantaro ndak perlu repot2 jatuh bangun tho? Hehe, tenang..tenang..!! di sinilah ternyata letak pelajaran dari film ini. Rantaro yang telah bertekad untuk berusaha keras, ternyata tidak harus menanggung beban sendirian untuk meraih kemenangan, semua itu karena selalu ada teman2 yang setia mensuportnya dari belakang walau kadang timingnya agak-agak telat sedikit, hehe.. So, sesuai film-film pada umumnya, happy ending dan sukseslah misi Rantaro cs.

Di awal-awal film memang banyak adegan yang patut kita tertawakan, cuman pas mulai masuk pertengahan babak & injurytime malah terlalu banyak drama ketimbang komedinya. Meski demikian, patut juga kok ditonton sekedar buat hiburan, hihi… Nah, biar lebih berasa silakan anda saksikan sendiri filmnya yah, yang jelas hati-hati saja kalau ntar ngakak sampai kopral-koprol..!! hehe… Yooosh mungkin cukup sekian, selamat malam and have a nice day ^^ (kagak nyambung ya? mbok-ben, hehe..).


beberapa scan adegan :


klo ini dari manganya
 
 rantaro ndomblong waktu lihat ninja cantik brubah jadi nenek2 keriput

 karena terlalu semangat, akhirnya pada ngasal lempar shuriken yg hampir membunuh kepsek

waktu di kelas, si kimimaru malah nyambi jadi babysitter (tuh yg kiri paling depan sebelah kanan)

rantaro bersama ayah bundanya

para pembesar waktu nonton pertandingan lari, mukanya pada aneh semua.. -_-

ninja cantik yang aslinya nenek2 keriput, jurus menyamar mungkin, hihi...

 bersama-sama menatap masa depan.. (aslinya lagi menatap penjahat yang lagi nongkrong di atas genteng, hehe..)




Jumat, 09 November 2012

Pelanggaran KodEtik Psikologi (Bagian 1)



  
 .........Pada postingan sebelumnya, telah kami paparkan bagan pelanggaran Kode Etik Psikologi yang kemungkinan besar bisa dilakukan oleh para praktisi psikologi terutama Psikolog. Nah, berikut paparan singkat pelanggaran Kode Etik Psikologi bagian pertama. Semoga bermanfaat..!! (Klik untuk memperbesar gambar bagan)

a.      Bisnis hazard
I.    Banting harga
Banting harga artinya memberikan tarif biaya tes psikologi yang terlalu murah, tidak sesuai standar harga yang sesungguhnya. Hal ini mungkin diminati oleh klien namun dampak yang sesungguhnya adalah dapat merusak dan menghancurkan pasar / bisnis psikologi, serta dapat merugikan rekan sesama profesi. Pelanggaran ini dapat merugikan klien dan instansi terkait apabila hasil tidak maksimal dan tidak objektif. Tes dan intepretasi yang dikhawatirkan asal-asalan bukanlah sikap yang professional secara kode etik.

II. Sogokan
Menerima sogokan atau komisi atas hasil tes agar pihak tertentu dapat lolos hasil psikotes. Tes psikologi hanya sebatas formalitas dan hasil yang sebenarnya sudah dipesan pihak tertentu sesuai keinginan sang pemesan. Hal ini tentu tidak lagi objektif, bisa merugikan klien atau pihak lain, dan termasuk tindakan ketidakjujuran atau kebohongan publik.

III. Makelar
Meminta komisi dari hasil menjembatani atau menghubungkan seorang klien dengan rekan sejawat atau dengan psikolog lain.


b.      Karir
I.    Naik
Memasukkan calon tenaga kerja yang tidak kompeten. Artinya meloloskan calon tenaga kerja tidak berdasarkan hasil tes atau lewat manipulasi hasil tes. Hal ini bisa terjadi karena adanya komisi (pesanan), atau karena ada rekan atau saudara sendiri yang mengikuti pendaftaran sehingga ada perasaan bersalah apabila tidak meloloskan.
Jika pihak yang diloloskan berkarakter baik dan kompeten, maka tidak ada masalah. Namun jika pihak yang diloloskan ternyata bermasalah dan tidak kompeten, maka psikolog terkait bisa disalahkan. Psikolog akan terkena dampak berupa pelaporan dari instansi atau perusahaan yang tidak puas dan ia bisa dijatuhi sanksi organisasi.

II. Turun
Tidak melolosakan atau tidak memasukkan calon tenaga kerja ke instansi karena ada pihak yang lolos secara instan atau lewat pesanan. Hal ini tentu merugikan pihak yang tidak lolos karena bisa jadi ia lolos psikotes dan memang berkompeten terhadap instansi, namun tidak diloloskan dan tersingkir oleh pihak-pihak tertentu yang menghendaki kelolosan tanpa seleksi.


c.       Hazard (kategori jahat)
I.    Kunci jawaban
Membocorkan kunci jawaban psikotes (tes psikologi) kepada seseorang, sekelompok orang, atau bahkan kepada khalayak. Hal ini sudah terbukti dengan banyaknya beredar buku-buku pelatihan psikotes yang tentu akan menjadikan konsumen tidak lagi alami atau natural dalam mengerjakan tes psikologi.
Selain merugikan konsumen karena ia tidak mendapatkan hasil intepretasi yang sesuai dengan pribadinya, juga bisa merugikan pihak organisasi psikologi yang bertanggung jawab terhadap alat tes ini karena bisa dipandang tidak kompeten dan tidak serius dalam mengurus perihal alat tes. Jika kebocoran ini karena anggota atau pihak terkait psikologi, maka induk organisasi Psikologi dalam hal ini HIMPSI bisa dipandang kurang tangguh dalam mengontrol anggota dan jajarannya sendiri.

II. Soal tes
Hampir sama dengan membocorkan kunci jawaban, namun dalam hal ini pelanggaran dapat berupa psikolog atau ilmuwan psikologi mengadakan kursus atau pelatihan alat tes yang seharusnya tidak diperbolehkan, atau mengadakan seminar bahkan konsultasi terkait psikotes.

  
sumber : Tugas Akhir_Makul KodEtik Psikologi Magister Profesi UMS_2011_M.RezaPutra 

 

Kamis, 01 November 2012

Metode Observasi Psikologi : "Checklist"





Metode Checklist adalah salah satu metode informal observasi dimana observer sudah menentukan indikator perilaku yang akan di observasi dari subjek dalam satu tabel. Checklist merupakan metode dengan dua cara pencatatan yaitu tebuka dan tertutup. Metode ini memiliki derajat selektivitas yang tinggi karena perilaku yang diamati sudah sangat selektif, juga memiliki derajat inferensi yang tinggi karena observer hanya fokus pada kategori perilaku yang sudah ditentukan saja.

Untuk memulai observasi dengan metode ini, terlebih dahulu observer harus menentukan indikator perilaku yang didapat melalui sumber-sumber baik berupa buku, jurnal, artikel ilmiah, maupun literatur-literatur lain sebagai dasar teori. Setelah itu, observer menjadikan satu seluruh indikator tersebut dalam satu tabel indikator dan menambahkan tabel diskripsi, serta tabel koding di sampingnya. Tabel diskripsi berfungsi sebagai tempat pencatatan perilaku anak secara spesifik. Pada saat observasi berlangsung, observer hanya memberikan tanda berupa plus (+) yang berarti perilaku muncul, atau minus (-) yang berarti perilaku tidak muncul pada tabel koding setiap kali perilaku yang tercantum dalam tabel indikator muncul dari subjek. Alasan dipilihnya metode ini adalah karena mudah dan simple serta mampu fokus hanya pada perilaku yang diinginkan terjadi.


Keuntungan  metode Checklist adalah sederhana untuk dilakukan. Selain itu, metode dengan adanya pencatatan pada diskripsi memungkinkan observer mengetahui konteks perilaku secara lengkap. Namun, kelemahan dari metode ini adalah metode ini sedikit menguras energi, karena selain observer mencantumkan koding pada tabel yang sudah disediakan, observer juga harus memberikan diskripsi perilakunya.
 

sumber : Laporan Praktikum IV_Makul Observasi_Psikologi UMS 2012_M Reza P