"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Jumat, 30 September 2011

Puzzle"Craft", Sisi Lain Dari Cubeecraft




........Puzzlecraft adalah sisi / inovasi lain dari pappercraft model cube (kubus). Puzzlecraft terdiri dari "9" kubus (cubeecraft) kecil yang disusun 3 x 3 (= 9) kubus kecil jadi bentuk 1 kubus besar. Susunan tersebut akan menampilkan sebuah gambar. Setiap susunan kubus yang benar akan menampilkan satu buah gambar sempurna.

........Karena kubus terdiri dari 6 sisi, maka gambar yang bisa disusun dari kubus2 ini minimal ada 6 gambar utuh. Dan klo bisa "kreatif" sedikit, mungkin ente bakalan bisa nampilin satu gambar utuh sebagai kejutan. Yang terpenting dalam pembuatan puzzle ini adalah desain / template kerangka kubus yang akan dirangkai. Klo masih bingung, begini nih cara buatnya :

1. Siapkan 9 desain / template kosong (putih bersih tanpa gambar). Cari di net banyak bgt. Contoh seperti dibawah ini.


2. Search 6 gambar binatang (selain hewan juga boleh lho, bebas pokoknya..) dengan ukuran (panjang/lebar) yang sama. Nah, klo kamu pingin ngasih gambar kejutan, maka gambar binatang (atau yg lainnya itu..) hrs dengan model yg sama, meliputi posisi badan, kaki, mata, dll serta panjang/lebarnya td. Oia, klo hewan pilihan ane ada gajah, sapie, kudaniel, zebra, kelinci, sama wedhuz.

3. Edit (dengan photoshop or aplikasi lain) template kosong tadi dengan gambar binatang yg sdh dipilih. Satu template tadi 6 sisinya harus diisi gambar bagian tubuh hewan yang sama. Nah biar gak bingung, contohnya klo editan ane jadinya gini nih :


for : template 1 (telinga kiri hewan)



for : template 2 (gundul & mata hewan)



for : template 3 (telinga kanan hewan)



for : template 4 (pipi & badan kiri hewan)



for : template 5 (mata & hidung hewan)



for : template 6 (pipi & badan kanan hewan)



for : template 7 (kaki kiri hewan)



for : template 8 (badan tengah hewan)



for : template 9 (kaki kanan hewan)


4. Nah, klo sudah jadi seperti tadi, tinggal dicetak/print editan tadi, & dirangkai menjadi bentuk cube2kecil. Total berarti ada 9 kubus/cube kecil.

5. Then, terakhir tinggal kamu susun (3x3) kubus2 kecil hasil rangkaian tadi. Klo editannya rapi, insyAllah jadinya bakalan bisa pas atau setidaknya gambar bisa dilihat secara utuh bin cetha


Mudah khan...? OK!! Selamat mencoba..!!!



........Klo masih bingung juga. Nih, contoh "barang jadi" ataw hasil dari tempalte2 yg tadi ane tampilin di langkah tiga (gak bagus2 amat sih, tapi mantabs lah..!!). Wokey.., this is it :



for : sisi pertama, gambar si bunny puzzle


for : aslinya gini



for : klo dibolak-balik, jd sisi ke dua, gambar si endut puzzle



for : aslinya gini



for : dibolak-balik lagi, jd sisi ke tiga, gambar si kudaniel puzzle



for : aslinya gini



for : sisi ke empat, gambar sapi qurban ku kelak ^^



for : aslinya gini



for : sisi ke lima, gambar si jebra puzzle



for : aslinya gini



for : sisi terakhir, gambar wedhuz qurban ku ^^



for : aslinya gini

for yg bawah : gambar kejutan alias sisi tak terduga, ini makhluk apaan ya..????

Kadar Keberhasilan Orang Indonesia



Jika, nilai huruf-huruf ini kita anggap sebagai berikut:
- A - B - C - D - E - F - G - H - I - J - K - L - M
- 1 – 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9- 10- 11- 12 - 13

- N - O - P - Q - R -- S - T- U - V - W - X - Y - Z
14 - 15- 16- 17- 18 - 19 - 20- 21- 22- 23 -24 - 25- 26


Hitung bareng-bareng:
Bahasa Inggris (dipercaya oleh orang America)
Kalau kita bekerja dengan modal angka tersebut dibawah, maka hasilnya
adalah...

- H - A - R - D - W - O - R - K ( kerjakeras )
8 1 18 4 23 15 18 11 =
98% Only

- K - N - O - W - L - E - D - G - E ( pengetahuan )
11 14 15 23 12 5 4 7 5 =
96% Only

- L - O - B - B - Y - I - N - G ( pendekatan )
12 15 2 2 25 9 14 7 =
86% Only

- L - U - C - K ( keberuntungan )
12 21 3 11 =
47% Only

Ternyata ... semua nilai dari usaha-usaha kita diatas nggak bisa
mengalahkan yang satu ini:

- A - T - T - I - T - U - D - E ( sikap/tingkah laku )
1 20 20 9 20 21 4 5 =
100%



tapi itu rumus yang berlaku di luar negeri he..he..he.. .


Di Indonesia, itung-itungannya menjadi begini:

- G - I - G - I - H (HARDWORK)
7 9 7 9 8 =
40% Saja

- I - L - M - U (Knowledge)
9 12 13 21 =
55% Saja

- L - O - B - I (Lobbying)
12 15 2 9 =
38% Saja

- M - U - J - U - R (Luck)
13 21 10 21 18 =
83% Saja

- S - I - K - A - P (Attitude)
19 9 11 1 16 =
46% Saja

- K - O - R - U - P - S - I
11 15 18 21 16 19 9 =
109 %

Ternyata yg ditekuni di INDONESIA yaitu
"KORUPSI" mempunyai kadar mencapai keberhasilan
109%.

Lebih baik dari "ATTITUDE"- nya ORANG BARAT yg hanya 100%.


Hehe.., it’s real..???

Rabu, 28 September 2011

Rangkul Mereka, dengan Santun-mu & Ilmu-mu


by : Reza Putra

Pernah suatu ketika saya membaca novel sejarah berjudul “Purnama dari Timur”, sebuah novel yang mengkisahkan tentang perjuangan nyata Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang kelak lebih dikenal sebagai Sunan Gresik di telaah bumi Jawa. Ada satu pelajaran penting yang dapat saya tangkap dari sang pelopor sembilan wali ini terkait keberadaan beliau sebagai seorang DAI (penyeru kebaikan) di tengah-tengah masyarakat awam. Namun, terlebih dahulu akan saya ceritakan sedikit kisah perjalanan Sunan Gresik ini.

Beliau (Sunan Gresik) adalah seorang ulama terkemuka dari Persia Utara. Dengan demikian, sekiranya tak diragukan lagi masalah keilmuan beliau sebagai seorang syaikh. Selain gesit sebagai seorang pedagang, beliau juga mahir dalam hal irigasi persawahan yang pernah beliau pelajari di tanah airnya. Beliau juga cerdas, karena dalam waktu singkat mampu fasih dalam bahasa Jawa yang tentu sangat asing baginya.

Dari sembilan wali generasi pertama yang beliau pimpin (belum termasuk Sunan Ampel dkk), hanya beliau seorang yang tergolong sukses mendakwahkan Islam hingga akhirnya menjadi sebuah komunitas besar. Bermula dari kesuksesan beliau menyebarkan Islam inilah, saya mendapati satu pelajaran sekaligus fakta berharga yang menjadi sumber keberhasilan dakwah beliau.

Sebagai seorang ulama terkemuka, Sunan Gresik disambut sangat baik oleh komunitas kecil muslim disana, di desa Leran tepatnya. Saya rasa itu wajar, seperti halnya jika seorang presiden datang menemui rakyatnya, tentu sambutan kehadirannya akan lebih baik daripada hanya sekelas walikota yang datang. Title menentukan dalam hal ini. Hanya saja, objek dakwah beliau adalah masyarakat awam yang mayoritas beragama Hindu, pun mereka sama sekali tak mengenal beliau, sehingga title ulama itu seakan tidak berguna dalam konteks ini. Untuk itulah, pendekatan beliau kepada masyarakat awam agar diterima baik sebagai pendatang bukanlah dengan titlenya.

Apa yang dapat saya rangkum, setidaknya beliau menggunakan 2 faktor pendekatan penting yang kelak akan menjadi penentu keberhasilannya. Dua pendekatan yang sesungguhnya sangat sederhana menurut saya, yaitu : akhlakul karimah dan ilmu yang bermanfaat . Di sinilah akhirnya saya banyak belajar.


Akhalakul Karimah

Belajar dari Sunan Gresik, meski beliau berada di ranah asing Jawa yang terkenal angker/kurang ramah dengan pendatang, meski dalam keadaan terdesaknya ataupun tidak, meski dengan segala keawaman beliau terhadap masyarakat Jawa sekalipun, tidak membuat Sunan Gresik ciut nyali. Bahkan beliau tetap mampu menunjukkan akhlaknya yang begitu mulia. Hingga karena itulah beliau mendapat julukan ‘kakek bantal’, yaitu orang tua yang bisa menjadi bantalan (sandaran). Julukan yang diberikan langsung oleh masyarakat Jawa sendiri yang kala itu masih Hindu, padahal mereka pun belum lama mengenal sunan pendatang ini.

Disposisi kepribadian yang memang begitu mulia menjadikan beliau disukai dan disayangi masyarakat Jawa terutama dari kalangan kasta rendah (Sudra). Rasa hormat, tapi mungkin lebih menjurus pada rasa cinta dan kasih sayang masyarakat kepada beliau, saya rasa memang didasari karena pancaran akhlak Sunan Gresik semata, bukan lantaran karena beliau ulama ataupun pedagang yang kaya. Meski kaya pun, beliau adalah orang paling dermawan terhadap masyarakat sudra, lebih dari pedagang muslim lainnya.

Hal ini membuktikan, bahwa disposisi kepribadian yang mulia (akhlakul karimah) yang sudah terpatri kuat dalam diri seseorang menjadi faktor terkuat untuk menarik minat orang lain. Untuk itulah, menurut saya, pantas dan wajiblah hukumnya bagi seorang dai untuk memiliki, atau setidaknya mulai melatih untuk bisa memiliki disposisi yang mulia ini sebagai bekal berdakwah di masyarakat, dalam segala kondisi di setiap situasi. Sifat yang real ada di dalam diri seorang dai, bukan sifat yang dibuat-buat hanya agar masyarakat tertarik saja. Sifat-sifat mulia yang termasuk di dalamnya adalah sifat santun, ikhlas, sabar, dan empati untuk hidup di tengah-tengah masyarakat.

Dengan demikian, ungkapan ini mungkin memang benar adanya, “Perkenalkanlah dirimu dengan sebaik-baiknya, dan selanjutnya biarkan mereka sendiri paham apa yang sebenarnya engkau perjuangkan..”. Artinya, yang terpenting ialah memperkenalkan diri kita dengan sebaik-baiknya, dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Jadikan diri kita sebagai teman yang dicintai dan disayangi lantaran memang karena kebaikan kita, dan berlahan ajaklah ia dengan penuh kesantunan. Perkara apakah akhirnya mereka akan ikut atau tidak dengan perjuangan kita, biarlah cukup Allah saja yang menentukan lewat hidayahNya.


Ilmu/Kontribusi yang Bermanfaat

Satu lagi yang menjadi faktor keberhasilan dakwah Sunan Gresik adalah ilmunya yang kemudian mampu memberikan kontribusi yang tidak sedikit untuk masyarakat. Beliau berhasil membuat saluran irigasi pertama di Leran yang dengan inovasi luar biasanya tersebut mampu meningkatkan hasil tani serta menyelamatkan tanah tandus hingga produktif kembali. Atas jasa beliau inilah, Sunan Gresik semakin dihormati oleh masyarakat Jawa. Bahkan, masyarakat pun akhirnya rela dan ikhlas untuk memeluk Islam karena melihat kebaikan yang hadir berturut-turut semenjak kedatangan beliau.

Dari hal ini kita bisa belajar banyak, bahwa ilmu bisa dikatakan bermanfaat jika mampu memberikan kontribusi meski sekecil apapun untuk masyarakat. Seorang dai pun hendaknya demikian, dengan kapasitas ilmu dan kreatifitas yang ia miliki, mampu membantu masyarakat adalah suatu priorotas utama.

Jika kedua faktor ini telah dilakukan seorang dai, dengan demikian artinya ia pun telah mampu berdakwah dengan penuh kebijaksanaan sekaligus bisa memberikan kontribusi untuk masyarakat terutama objek dakwah disekitarnya, seperti yang telah dicontohkan beliau Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Sebuah teknik kolaborasi dakwah antara kesantunnan dan keilmuan yang sangat serasi, sangat ideal untuk diterapkan di masyarakat bahkan hingga saat ini. Dan menurut saya, patut sekali untuk kita contoh.

Wallahua'lam bi shawab. Semoga bermanfaat..


Senin, 26 September 2011

Sebab-sebab Tak Diterimanya Doa


Al-Kisah, suatu ketika Ibrahim ibn Adham rahimahullah lewat di sebuah pasar kota Basrah. Orang-orang pun mengerumuninya dan berkata, “Wahai Abu Ishaq, mengapa setiap kali kami berdoa, doa kami tidak dikabulkan? Ibrahim menjawab, “Karena hati kalian sudah mati oleh sepuluh perkara :


-Pertama, kalian mengetahui (hak-hak) Allah, tetapi kalian tidak menunaikan hak-hak tersebut.


-Kedua, kalian mengira bahwa kalian mencintai Rasulullah saw, tetapi kalian meninggalkan sunahnya.


-Ketiga, kalian membaca Al Quran, tetapi tidak mengamalkan isinya.


-Keempat, kalian makan dari nikmat / pemberian Allah, tetapi kalian tidak mensyukurinya.


-Kelima, kalian mengatakan bahwa syaitan adalah musuh kalian, tetapi kalian tidak memusuhinya.


-Keenam, kalian mengatakan bahwa surga adalah haq (benar adanya), namun kalian tidak berbuat untuk mencapai surga itu.


-Ketujuh, kalian mengatakan bahwa neraka adalah haq, namun kalian tidak menjauhkan diri darinya.


-Kedelapan, kalian mengatakan bahwa kematian adalah haq, namun kalian tidak bersiap-siap menghadapinya.


-Kesembilan, kalian bangun dari tidur, lalu kalian menyibukkan diri mencari aib orang lain dan kalian melupakan aib-aib kalian sendiri.


-Kesepuluh, kalian mengubur orang-orang mati diantara kalian namun kalian tidak mengambil pelajaran darinya."


Semoga bisa menjadi Perenungan bersama. Wallahua’lam bi shawab



sumber: Ashabul Ukhdud, 50 Kisah Penggugah Jiwa


Mengapa Psikologi Membutuhkan Wawancara / Interview..?

by: Reza Putra


Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan di atas, kita perlu menguraikan satu per satu definisi atau arti dari inti yang menjadi poin penting pertanyaan tersebut, yaitu Psikologi dan wawancara atau Interview. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental (behavior and mind) manusia dan kaitannya dengan lingkungan. Mempelajari artinya mencoba memahami, dalam hal ini yaitu memahami perilaku dan proses mental manusia, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

Sedangkan interview (wawancara) adalah suatau proses komunikasi interaksional antara dua pihak, yaitu interviewer (pihak yang mewawancara) dan interviewee (narasumber / pihak yang diwawancara), dan terjadi pertukaran baik secara verbal maupun nonverbal, guna mencari titik temu dan bertujuan untuk menggali informasi. Informasi inilah yang menjadi sumber interviewer sebagai bahan wawasan pribadi atau publikasi, maupun bahan analisis untuk memahami suatu fenomena.

Dari beberapa metode dalam psiokologi, interview merupakan salah satu metode yang kompeten dan secara bertanggungjawab bisa digunakan untuk bisa memahami perilaku dan proses mental manusia. Interview menjadi metode yang kompeten karena beberapa alasan, yaitu :

1. Proses interview yang merupakan interaksi langsung (face to face) antara interviewer dan narasumber mampu menimbulkan kedekatan secara sosial sehingga jika hubungan baik yang terjalin dapat menjadikan narasumber mengungkapkan pendapatnya secara lebih terbuka.

2. Karena diucapkan secara lisan, narasumber lebih bebas mengekspresikan pendapatnya sehingga informasi yang diperoleh akan lebih bervariasi dan lebih jelas.

3. Meski menghabiskan lebih banyak waktu dari metode pencarian data psikologi yang lain, namun informasi yang diperoleh dari metode interview mampu lebih akurat karena didapat langsung dari sumbernya dan mampu menutupi kekurangan yang tidak bisa didapat dari metode pengumpulan data yang lain.

Dengan demikian, metode interview (wawancara) merupakan bagian dari praktek psikologi yang tidak bisa ditinggalkan terutama dalam hal pencarian data psikologis. Data yang digunakan baik untuk konseling demi membantu orang lain yang bermasalah, maupun untuk keperluan penelitian kualitatif. Hadirnya interview, bukanlah hanya untuk memahami suatu masalah atau fenomena psikologis, namun juga untuk mencari solusi yang tepat dalam menghadapi permasalahan atau fenomena tersebut.

Dari pembahasana tersebut, dapat disimpulkan bahwa interview (wawancara) merupakan metode penting dalam psikologi. Keakuratan data (informasi) yang diperoleh dengan metode interview merupakan keunggulan terpenting. Jika informasi yang diperoleh tepat dan akurat, maka pemahaman yang didapat pun akan tepat. Pemahaman yang benar tersebut akan membawa pada analisis masalah yang tepat. Dan jika analisis yang yang digunakan tepat, maka solusi yang diperoleh pun akan tepat dan sesuai sasaran. Dengan demikian, tidak hanya masalah yang terselesaikan, namun solusi itu pun dapat menjadi ilmu yang baru dan dapat terus dikembangkan.


sumber : tugas 1 makul interview (26 Sept 2011), M. Reza Putra, Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta


Minggu, 18 September 2011

Mau |Cantik| , |Sehat| , plus |Gaul|..?? So.., ber-JILBAB-lah



Sekali lagi Fren, tidak ada ajaran Islam sedikitpun yang melarang kita untuk tampil cantik dan gaul. Justru Islam sangat menganjurkan kita untuk menjadi sosok-sosok yang indah, sedap dipandang mata, dan luas pergaulannya. Hanya saja, memang ada aturan-aturan yang perlu kalian terapkan.

Berikut ini ada satu jurus untuk kalian biar bisa tampil cantik dan gaul yang sesuai dengan koridor syariah Islam. Simak baik-baik dan jangan lupa diterapkan!


Menutup Aurat dengan Jilbab

Dalam buku Halal-Haram dalam Islam, Ustadz Yusuf Qardlawi menuliskan bahwa Islam membolehkan, bahkan memerintahkan seorang muslim untuk berpenampilan menarik, berwibawa, dan anggun dengan menikmati perhiasan, oakaian, dan berbagia bentuk aksesoris yang Allah ciptakan, sebagaimana firman-Nya,

“Hai anak-anak Adam, sungguh telah Kami turunkan kepada kalian pakaian yang menutupi aurat kalian dan perhiasan.” (QS. Al-A’raf: 26).

Dari ayat tersebut, jelaslah bahwa tujuan kita berpakaian adalah untuk menutupi aurat. Tentu saja ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam masalah aurat. Jika aurat laki-laki dari pusar hingga lutu, maka perempuan auratnya adalah seluruh tubuh, kecauali yang boleh ditampakkan, kebanyakan ulama menyebut bagian itu adalah muka dan telapak tangan.

Pakaian yang menutup seluruh tubuh pada wanita tadi, disebut sebagai jilbab. Jilbab adalah busana wajib bagi seorang Muslimah, sebagaimana yang difirmankan Allah,

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al-Ahzab: 59)

Ada sebuah kisah menarik ketika ayat ini diturunkan. Sebelum itu, para Muslimah di zaman Rasul, memang belum berpakaian menutupi seluruh tubuh. Dan begitu ayat ini turun, dengan sepenuh ketaatan mereka pun menjalankannya. Karena belum memiliki jilbab, maka mereka pun menarik gordin-gordin untuk dijulurkan ke seluruh tubuh. Jadi, nggak ada yang beralasan, minta waktu buat beli or jahit jilbab dulu, dong..!! Begitu ayat itu turun, mereka langsung mengerjakannya. Itulah karakter generasi pertama dalam sejarah keislaman. Sami’na wa atho’na, kami dengar dan kami taat. SubhanAllah!

Allah juga berfirman,

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.. (QS. An-Nuur: 31)

Adapaun bagian-bagian yang boleh ditampakkan adalah muka dan telapak tangan. Ini adalah jawaban Rasulullah SAW ketika ditanya oleh Asma’, salah seorang shahabiyah. Adapun tentang cadar, kebanyakan ulama menyebutkan bahwa hukumnya adalah sunah.

Jilbab akan membuat seorang perempuan merasa lebih nyaman, lembut, dan terjaga. Jika kita serasi memadukan warna, senantiasa menjaga kerapian jilbab kita, maka kan tercipta karisma yang luar biasa. Kelebatan jilbab seorang muslimah, akan menjadi ’pesona’ tersendiri sesiapa yang memandangnya. Pesona yang melahirkan rasa segan, bukan justru memancing hasrat yang terlaknat. Bandingkan dengan seorang yang memamerkan auratnya-berpakaian tapi telanjang? Terkait dengan ini, Rasulullah bersabda,

”Dua golongan penghuni neraka yang aku tidak pernah melihat keduanya, yaitu kaum yang membawa cmeti seperti ekor lembu yang digunakan untuk memukuli manusia, daan wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan berlenggak-lenggok dan menggoda, kepalanya seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya..” (HR. Muslim).

Ya, pada zaman Rasul, memang nggak ada wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Akan tetapi, kalau kita tengok di lingkungan kita sekarang ini, orang-orang tipe gituan bertebaran di mana-mana. Ada yang menggunakan kain tipis atau transparan, ada yang menggunakan pakaian tetapi kainnya minimalis banget.

Banyak temen-temen lelaki yang mengatakan kepada penulis, bahwa mereka hormat, tentram, dan senang jika melihat sosok muslimah yang berjilbab rapi. Akan muncul karisma tersendiri yang membuat mereka merasa segan dan enggan untuk mengganggunya.

Penelitian terbaru bahkan menyebutkan, bahwa dengan berjilbab, perempuan akan terhindar dari pancaran sinar UV matahari yang bisa menyebabkan berbagia penyakit semacam dermatitis dan kanker kulit. Jilbab menjadi semacam ’tabir surya’ yang melindungi kulit tubuh dari teriknya matahari. Dengan memakai jilbab, kulit akan menjadi semakin cerah. Jilbab juga akan melindungi tubuh kita dari cuaca yang ekstrim seperti sangat panas atau sangat dingin.

Jadi, mengapa tidak segera berjilbab? Selain kita akan dinilai Allah SWT sebagai seorang Muslimah yang taat, segudang manfaat yang bisa dirasakan saat masih di dunia juga mengiring sebagai bonus yang super spesial.


Jilbab yang Memenuhi Syariat

Tentu saja, agar jilbab yang kita kenakan sesuai dengan apa yang disyriatkan, ada beberapa hal yang harus dipenuhi.

Syarat-syarat jilbab yang syar’i menurut syaikh DR. Yusuf Qardhawi adalah sebagai berikut:

Pertama, menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Adapun kerudung yang dikenakan harus terjulur sampai menutup dada.

Kedua, tidak transparan, tipis, dan menggambarkan apa yang ada di balik baju. Ini sesuai sabda Nabi,Di antara penduduk neraka adalah perempuan-perempuan yang berbaju namun telanjang.”

Ketiga, tidak ketat dan menonjolkan bagian-bagian yang menarik seperti pantat, payudara, pusar dan sebagainya, meskipun tidak tipis dan transparan.

Keempat, bukan pakaian yang diketahui khusus untuk lelaki, seperti celana di zaman sekarang, karena Rasul saw melaknat perempuan yang menyerupai laki-laki, dan senaliknya.

Kelima, bukan pakaian orang-orang kafir, baik Yahudim Nasrani, mauoun kaum Musyrikin, karena Rasulullah saw telah bersabda, Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam kaum tersebut.”


Hmm.., gmn pren? sudah kepikiran..??

Okeee, semoga mencerahkan. So, segera berjilbablah, karena dengan jilbab engkau kan semakin anggun & cantik, kawan..!!

Sukron, semoga bermanfaat..!!


Sumber : Look, I’m Very Beautiful! (10 Jurus Tampil Cntik dan Gaul) / Afifah Afra / Afra Publishing.