"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Selasa, 31 Maret 2015

KARISMA Activity : "Road to Cokro"



Alhamdulillah..!! Aiihh rasanya udah terlalu lama ndak nge-share kegitan KARISMA. Jujur hampir setahun ini kegiatan KARISMA bejibun macamnya, cuman saya saja yg males nge-share, hehe.. Okeelah, postingan kali ini adalah salah satu kegiatan KARISMA bulan September lalu, tepatnya saat jadwal liburan sekolah. Karena sedang liburan, so.. jelas kegiatan kali ini mengambil tema “Riyadoh wa Rihlah” (wisata & olahraga), itung-itung  refreshing sekaligus menyehatkan badan, hihi.. ^^

Setelah rapat ala kadarnya, akhirnya diputuskan Riyadoh wa Rihlah kali ini adalah berenang di Umbul Cokro/Klaten dengan transportasi sepeda onthel milik pribadi (boleh juga pinjaman, hehe..). Yups boleh dikata ini kegiatan “goes” (bersepeda) dari Sogaten City menuju Cokro, and then dilanjutkan berenang di Umbul Cokro tadi. Naaah, berapakah jarak Sogaten dengan Cokro?? Entahlah saya yo ndak pernah ngitung, hehe.. yang pasti klo ditempuh pakai motor + ngebut kecepatan 70-80 km/jam kira-kira 1-1,5 jam sampai. Nah kalo pakai sepeda & bersantai ria? Itung sendiri ya.!! ^^

Akhirnya waktu yang ditentukan tiba. Saat itu hari ahad di bulan September, sepakat kumpul di Al-Muk jam set 6 pagi. Setelah koordinasi via Whastap, SMS, BBM-an, dengan kesadaran diri & tanpa paksaan, akhirnya terkumpul-lah  lima (5) orang relawan. Laaaah terus relawan lain pada ke mana nieh..?? Nah, inilah kendala acara pagi kawan, setelah dihampiri rumahnya, diketok pintunya, dipanggil-panggil namanya, ternyata didapatkan fakta bahwa kebanyakan cah-cah masih asik molor alias tidur cantik, & ujung-ujungnya pada males-malesan ikut. Yaelah males kok dipelihara, capeeee’ deeh.. -_-!!!?

Ya sudah lah yaw.. Meski demikian kejadiannya, ke 5 pejuang tadi (yaitu Cahyo, Putra, Fiqi, Elang, & Faqih) tidak pernah patah semangat & tetap nekat melanjutkan tantangan. So., bagaimanakah keseruan perjalanan menuju bumi Cokro? Berikut beberapa bukti kekonyolan mereka, this is it.. ^^


alhamdulillah petualangan dimulai..!!! 
biar aman & ndak ribet kita pilih jalur alternatip alias lewat jalan2 kampung ^^


melewati daerah persawahan di Gawok city
yang pasti sepi & bebas polusi, hehe..


bersepeda santai sembari menghirup udara segar persawahan..


foto sambil sepedaan, awas adegan ini berbahaya.!!
dont try this ya, haha.. ^^


alhamdulillah akhirnya sampai di persimpangan jalan menuju Cokro
istirahat sejenak sambil foto-foto..


jalan utama ke Cokro ternyata menanjak & bikin ngos-ngosan, 
daripada pingsan di jalan akhirnya kita istirahat lagi (-_-).!!


fiuuh akhirnya sampai juga di Cokro kawan, yeahh.!!
melihat air jernih mengalir mata jadi kembali seger, hihi.. ^^


istirahat, merilekskan kaki yang sedari tadi stress bersepeda..


biar syar'i kita renangnya ndak copot baju, hehe.. ^^
langsung mak jebur..!!


bagian dalam Cokro..


narsis lagi.., yuhuuu..!! (^3^)


setelah mengkerut karena kelamaan berendem, akhirnya kita putuskan pulang..


meski panas-panas kita kudu tetep semangat,
kalo ndak semangat ndak bakalan sampe rumah soalnya, hehe..


melepas dahaga sejenak, makan Soto + Es Jeruk manis..


meski sampe di rumah pada lempoh (pegel-pegel biut gitu -_-)
malemnya kita masih semangat laden di pengajian AlMuk, alhamdulillah ^^





Minggu, 29 Maret 2015

Tiga Cangkir Teh, Tiga Pertempuran, & Tiga Kehidupan



Dalam perjalanannya menuju Istana Imahama di Provinsi Omi, Toyotomi Hideyoshi yang merasa haus mengistirahatkan pasukannya di sebuah kuil bernama Kuil Kanon yang terletak tidak jauh dari Istana Imahama.
“Perintahkan pasukan untuk beristirahat!”, perintah Hideyoshi kepada pasukan depan.
“Baik, Tuan,” jawab seorang pengawal.
Melihat kedatangan Hideyoshi dan pasukannya, salah seorang pembantu pendeta kuil tersebut pun menyambutnya.
“Ada keperluan apakah Tuan datang ke mari?” tanya pembantu pendeta tersebut
“Aku hendak beristirahat di kuilmu sejenak. Itu jika Tuan mengizinkan,” pinta Hideyoshi.
“Dengan segenap hati saya akan mempersilakan Tuan untuk beristirahat. Silakan masuk, Tuan,” jawab sopan pembantu pendeta tersebut.
Dengan adanya izin dari pembantu pendeta Kuil Kanon, Hideyoshi pun memerintahkan pasukannya untuk segera bersitirahat sebelum menghadapi peperanga yang kuat.
Sebagai pimpinan pasukan, pembantu pendeta menjamu sepesial Hideyoshi di ruang tamunya. Sembari menyuguhkan secangkir teh yang sudah dingin.
“Wah, Tuan sungguh terberkati oleh Dewa. Saya benar-benar haus sekali. Terimakasih tehnya,” jawab Hideyoshi setelah menghabiskan dengan cepat suguhan teh tersebut.
Melihat kelakuan Hideyoshi, pembantu pendeta hanya tertawa simpul. Namun Hideyoshi yang benar-benar kehausan tidak mempedulikannya.
“Bisakah anda memberikan saya secangkir teh lagi?” pinta Hideyoshi.
“Akan segera saya ambilkan, Tuan,” jawab pembantu pendeta tersebut.
Tidak berapa lama, pembantu pendeta tersebut kembali dengan membawa secangkir teh dan menyuguhkannya dengan segera.
“Hmm.., teh kali ini berbeda dengan yang tadi?” tanya Hideyoshi.
“Iya Tuan.. masih sedikit hangat. Minumlah sedikit berlahan,” ucap pembantu pendeta menjelaskan.
“Maaf, saya benar-benar haus. Sudah tidak kuat menahan dahaga ini,” jawab Hideyoshi setelah menghabiskan teh kedua dengan cepat pula.
“Apa Tuan menghendakinya lagi?” tanya pembantu pendeta tersebut.
“Hmm.. jika Tuan tidak merasa keberatan,” jawab Hideyoshi.
“Akan segera saya siapkan, Tuan,” jawab pembantu pendeta.
Tidak selang berapa lama kemudian, pembantu pendeta sudah terlihat kembali dengan membawa secangkit teh. Hanya saja, untuk kali ini Hideyoshi melihat pembantu pendeta membawa teh yang masih mengeluarkab asap.
“Apa teh tersebut masih panas?” tanya Hudeyoshi setelah pembantu pendeta  menghampirinya.
“Benar, Tuan,” jawab pembantu pendeta secara singkat.
“Hmm.. bagaimana saya bisa menghabiskannya dengan capat?” tanya Hideyoshi.
“Tidakkah anda ingin menikmatinya sejenak, Tuan?” tanya pembantu pendeta.
“Beri saya penjelasan,” pinta Hideyoshi.
“Seperti seorang pejuang pemula… pada awal pertaruangannya, dia sangat berambisi untuk segera menumpak kekuatan musuh. Lebih cepat lebih baik. Namun, setelah dirinya berhasil dan hendak menhadapi pertempuran selanjutnya, dia akan lebih berhati-hati karena menyangkut hidup dan kekuasaannya. Tidak terlalu lama dan tidak tergesa-gesa. Sedikit strategi, baru memulai pertempuran. Hingga akhirnya berhasil, dia pun masih menginginkan kekuasaan yang lebih lagi. Dan saat kesempatannya tiba, dia akan jauh lebih berhati-hati dalam menghadapai lawan. Karena lawan yang berikutnya tentu akan lebih berbahaya. Bukan hanya strategi yang disiapkan, bahkan pasukannya pun dia pilih sebaik mungkin agar mampu menguasai wilayah lawannya yang lebih tangguh.,” pembantu pendeta tersebut menjelaskan dengan panjang lebar.
“Hmm.., coba jelaskan apa hubungannya dengan semua ini?” tanya Hideyoshi.
“Tiga cangkir teh, tiga pertempuran, dan tiga kehidupan,” jawab singkat pembantu pendeta tersebut.
“Hmm..,” Hideyoshi hanya menggeram lirih sembari menunjukkan mimic wajah yang masih bingung.
“Tiga cangkir teh... tiga pertempuran.. dan tiga kehidupan. Pada saat saya menyuguhkan secangkir teh yang pertama, teh tersebut sudah dalam keadaan dingin. Anda dengan segera menghabiskannya. Hal ini seperti saat Anda sedang menghadapi pertempuran Anda yang pertama. Begitu beambisi dan antusias untuk mengalahkan lawan dengan segera. Saat itu, Anda tentu tidak memikirkan kehidupan Anda. Yang terpenting, dalam benak Anda adalah.. lebih cepat, lebih baik,” pembantu pendeta tersebut menjelaskannya secara berlahan.
“Hmm.. lanjutkan,” pinta Hideyoshi.
“Tentang suguhan teh saya yang kedua, saya menyuguhkannya dalam keadaan hangat. Saya melihat Anda tidak langsung meminumnya, melaikan ada sedikit perbincangan di antara kita. Sama seperti dalam pertempuran yang kedua. Jika pertempuran yang pertama tadi sudah dimenangkan, tentu kekuasaan akan bertambah. Maka dia akan lebih waspada dalam pertempuran kedua, karena bukan hanya nyawa yang dipertaruhkan, melaikan wilayag kekuasaan juga. Itu sebab, sedikit strategi pun dirancanakan agar semua tidak menjadi kesalahan fatal,” pembantu pendeta itu menjelaskan.
“Baik, saya mulai memahami perkataan Anda. Dan tentang yang ketiga?” pinta Hideyoshi.
“Tentang suguhan teh saya yang ketiga, saya memang sengaja menyuguhkannya dalam keadaan panas. Saya perumapakan lagi dalam keadaan pertempuran. Setelah pertempuran pertama dan kedua berhasil dimenangkan, semakin besar pula wilayah kekuasaan yang didapat. Seorang pejuang sejati pasti akan memperhitungkan untung dan ruginya pada pertarungan berikutnya. Dia akan lebih berhati-hati. Segala rencana dan strategi diperhitungkan dengan lebih terperinci. Tidak tergesa-gesa, tidak pula terlalu lama. Dirasa rencana sudah matang, maka pertempuran dilaksanakan,” jawab pembantu pendeta tersebut.
“Haha..!! saya tidak pernah menyangka Anda begitu mengenal startegi pertempuran. Bahkan saya pun tak menyadarinya,” puji Hideyoshi.
“Tidak Tuan, saya hanya seorang abdi Dewa. Hanya tangan Dewa lah yang menentukan segalanya. Dan ajaran ini saya dapatkan dari ajaran Dewa,” kata pembantu pendeta dengan merendah.
“Hmm.. Tiga cangkir the, tiga pertempuran, dan tiga kehidupan. Kalau tidak salah Anda belum menjelaskan tentang tiga kehidupan. Apa maksud tiga kehidupan itu?” tanya Hideyoshi yang masih belum puas.
“Tentang ‘tiga’ itu semua, masing-masing masih saling berhubungan. Dalam kehidupan, seseorang pasti dihadapkan pada tiga kenyataan, yaitu hidup, mati, dan surga. Seperti meminum secangkir teh yang pertama. Dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, tidak sadarkah kita kehidupan begitu cepat? Diteruskan dengan secangkir teh yang kedua, sedikit lambat. Seperti di saat kematian kita kelak, sedikit lambat hingga menunggu beberapa orang di kemudian hari yang menyusul. Kita tidak akan tahu kapan kita dan mereka akan mati. Dan secangkir teh yang ketiga, lama. Ini seperti kehidupan di surga, kita akan abadi bersama dewa-dewa. Itu sebab, dalam menjalankan pertempuran, terutama seorang seperti Anda, tentukanlah sikap yang bijak. Karena menyangkut kehidupan seseorang. Tidakkah kita akan bijak jika kita bisa lebih berlahan dan memperhitungkannya kembali?” pembantu pendeta kuil itu mengakhiri penjelasannya.
“Aku rasa Anda benar. Tidak seharusnya kuta bertempur tanpa sebuah strategi yang cerdik. Karena selain hanya akan menyia-nyiakan pasukan kita, mungkin saja kekalahan pun siap mendatangi kita,” ucap Hideyoshi.
“Tuan, mimunlah teh Anda. Saya rasa, Anda sudah terlalu lama membairkan teh ini mengunggu,” pembantu pendeta mencoba mengingatkan.
“Oh iya. Dan saya rasa, saya sudah terlalu lama juga berada di sini. Saya mohon pamit. Terima kasih atas jamuannya. Semoga apa yang menjadi pembicaraan kita hari ini, kelak menjadi kekuatan tersendiri bagi saya,” kata Hideyoshi.
“Semoga saja..,” ucap pembantu pendeta tersebut.
Setelah Hideyoshi menyelesaikan minumnya, Hideyoshi pun segera mempersiapkan pasukannya dan segera memimpin menuju Istana Imahama. Namun sebelum Hideyoshi berangkat, Hideyoshi mencoba ingin tahu siapa gerangan pembantu pendeta tersebut. Hideyoshi merasa tidak percaya jika laki-laki yang ditemuinya tadi hanyalah seorang abdi kuil biasa.
“Siapa nama Anda, Tuan?” tanya Hideyoshi.
“Mitsunari.. Ishida Mitsunari, Tuan,” jawabnya singkat.


sumber : buku Sekigahara (perang besar penentu pemimpin Jepang) hal 111-115_ penulis Dozi Swandana_  penerbit Bukukatta/Solo




Minggu, 22 Maret 2015

Princess Toyotomi (2011) - Japan Movie




synopsis by reza putra

 ****
Sulit untuk mengetahui kebenarannya kan? Sejarah yang ditulis dalam buku hanyalah perkiraan, dan sering juga mereka yang berkuasa merubah (fakta) sejarahnya, membuat kita selalu mempertanyakan sejarah. Sulit mendapatkan sesuatu dari propaganda di dunia ini, sebagian besar sejarah masihlah tanda tanya..

Kekalahan Ishida Mitsunari dari pasukan Tokugawa Ieyasu pada September 1600 kian mempertegas runtuhnya kekuasaan Toyotomi Hideyoshi di Jepang. Peperangan besar di lembah Sekigahara tersebut menjadi tonggak sejarah dimulainya rezim Keshogunan Tokugawa menguasai & mempersatukan tanah Jepang. Selaku penguasa baru, Tokugawa Ieyasu tak pernah berhenti memburu para pemberontak terutama dari sisa-sisa pasukan pembela dan loyalis Toyotomi Hideyoshi.

Kemenangan gemilang Tokugawa Ieyasu ternyata tak sepenuhnya disambut gembira oleh masyarakat Jepang. Provinsi Osaka terutama, selama dipimpin oleh Taiko Toyotomi Hideyoshi masyarakatnya hidup tentram dan begitu dekat dengan pemimpinnya tersebut. Maka alih kekuasaan ke tangan Tokugawa yang otoriter menjadi mimpi terburuk bagi masyarakat Osaka. Meskipun mereka tidak memberontak pada pemerintahan Tokugawa, namun hati mereka selalu bersama klan Toyotomi yang sangat mereka cintai.

Puncaknya adalah pada tahun 1615, atau 15 tahun paska tenka wakeme no tatakai (Peperangan Sekigahara), Toyotomi Hideyori, putra mahkota Hideyoshi akhirnya berhasil ditangkap dan dipaksa melakukan seppuku (bunuh diri) di hadapan masyarakatnya. Di tahun yang sama, Toyotomi Kunimatsu, putra dari Hideyori & juga keturunan terakhir klan Toyotomi akhirnya dipenggal dengan kejam di hadapan masyarakat. Sejak saat itulah sejarah mencatat bahwa keturunan klan Toyotomi telah musnah sepenuhnya dari muka bumi ini.

Namun.., benarkah demikian??

Bagi masyarakat Osaka, sejarah musnahnya klan Toyotomi hanyalah dongeng semasa di bangku sekolah. Mereka meyakini bahwa Kunimatsu yang dipenggal adalah hasil rekayasa Ieyasu yang frustasi karena tak kunjung menemukan Kunimatsu yang asli. Faktanya, Kunimatsu yang kala itu berusia ±10 tahun, seorang diri berhasil lari dan akhirnya ditemukan oleh masyarakat Osaka. Sejak saat itulah, seluruh masyarakat Osaka kompak menyembunyikan dan marawat Kunimatsu kecil dari buruan pasukan Tokugawa. Mereka sepakat menjaga rahasia ini, dan menurunkannya dari generasi ke generasi, bahkan hingga ratusan tahun berikutnya.

Sekitar 400 tahun kemudian, tepatnya tahun 2011, tiga orang dari pemerintahan pusat Tokyo menuju Osaka untuk meng-audit keuangan beberapa perusahaan besar di Osaka. Tim audit yang terkenal jenius dan sangat teliti ini pada awalnya tak menemukan masalah apapun. Namun tanpa sengaja, mereka menemukan sebuah kejanggalan dari perusahakan bernama OJO. Suatu perkara yang tidak mungkin kecil, lantaran bukan hanya orang-orang OJO saja yang berusaha menutupinya, namun mereka merasakan bahwa hampir semua masyarakat Osaka berusaha menyembunyikan dan melindungi perusahaan OJO tersebut.

Lantas, mampukan orang-orang Osaka menjaga rahasia besar mereka? Dan hal apa yang disembunyikan OJO hingga seluruh masyarakat Osaka berusaha untuk melindunginya? Silakan temukan jawabannya pada film “Princess Toyotomi”. Selamat menyaksikan..!! (^_^)

****

Link download :
-Film : klik here
-Sub Indo : klik here
-Sub English : klik here

Bonus picture :



tim audit dari pemerintahan pusat..


menyusuri lorong misterius demi mencari kebenaran..


'pesan labu' sebagai sinyal kejanggalan di seluruh penjuru Osaka..


saat Kastil Osaka memerah (the burning of Osaka Castle), 
saat itulah Osaka mencapai titik didihnya..


"apapun yang terjadi akan kami lindungi putri Toyotomi"


The Princess..


menatap Kastil Osaka yang penuh misteri..



Kamis, 12 Maret 2015

Gombalan Abi untuk Umi (^_^)




Awal : >_< " La yukallifullohu nafsan illa wus'aha "....

Edisi Rehat...senyum simpul

Abi. : "mi,, jangan terlalu lama duduk di kursi itu,,pindah sini dekat abi aja." 
Umi : "loh kenapa bi?" 
Abi: "takut dikerubungi semut,, soalnya umi manis."
(ajiibb..)

Abi : "mi,, orangtua umi dulu pengrajin bantal ya?" 
Umi : "hah?! Bukan, kan abi tahu pensiunan PNS, kenapa bi? " 
Abi : "kok kalo deket umi rasanya nyamaaan." 
(Hajarrrrr blehh) :D

Abi : "umi itu seperti sendok." Umi : "kenapa?" 
Abi : "karena umi terus mengaduk-aduk perasaan abi." yiihaaaa :D
Umi : "abi, kalo ibu kamu & aku tenggelam barengan, siapa yg kamu tolong?" 
Abi : "ya ibuku lah,, emang kamu yg lahirin aku?" 
Umi : "ih kamuuu." 
Abi : "iyaa,,tapi habis selamatin ibuku,, aku akan tenggelam bersama kamu." 
Prikitiw :D

Abi : "hmm,, maaf yaaa, belakangan ini tangan abi agak kasar." 
Umi : "ahh,, gpp kookk,, emangnya kenapa?" 
Abi : "soalnya tiap hari abi jadi kuli." 
Umi : "yang bener bi, dimana? " 
Abi : "di hati kamu say, abi sedang buatin istana cinta buat kita berdua." 
(Hahahha, ampunnnn) :D

Abi : "sayaaanngggg, ayahmu  astronot yaaa,,,." 
Umi : "nggak kookk." 
Abi : "kalo gitu pasti kakek kamu." 
Umi : "nggak jugaa." 
Abi : "trus yg astronot siapa?"
Umi : "nggak adaaa." 
Abi : "tapi koq ada berjuta2 bintang di mata kamuuuu,,." 
(assyeEeek) :D

Abi : "umii sayyaang..,, kamu capek yaaa,,." 
Umi : "haaahhh, kok abi tahu?" 
Abi : "soalnya umi berlari2 terus di pikiran abi,,." 
(Priiiikitiuwwwwwwww) :D

Abi: “kenapa kita cuma bisa ngeliat pelangi setengah doang?
Umi: “ga tau, emang kenapa bi?” 
Abi: “Soalnya setengahnya lagi ada di mata umi.” 
(yipi ye yipi yow) :D

Abi: “boleh pinjem flashdisknya mi?
Umi: “boleh, mau buat apa bi?” 
Abi: “buat transfer hatiku ke hatimu...:D “
(wkwkwk)


sumber : tausyah grup WA




Selasa, 10 Maret 2015

Shuriken Sentai Ninninger Papercraft "Test Build"




Alhamdulillah, postingan papercraft perdana di tahun ini (^.^). Oke, kali ini saya cuman kepingin “pamer” tes build papercraft hasil recolour saya. Karena sebatas test build/percobaan saja (dan jujur hasilnya agak berantakan ~_~), so.. mohon maaf link download pola papercraftnya belum bisa saya bagi, hehe.. (^.^).
 Nah seperti gambar di atas, yang mau saya share kali ini adalah papercraft Super Sentai mode chibi, and Super Sentai yang apes jadi bahas keisengan saya kali ini adalah The New Super Sentai 2015 yakni Shuriken Sentai Ninninger. Oia perlu anda tahu, penayangan Ninninger di Jepang sono jg baru masuk episode 3, jadi wajarlah yaw kalau link download papercraft nya nyusul juga, hihi.. Oke langsung saja this is it :



Aka Ninger 'Test Build', keren kan bro? ^_^


Shiro Ninger 'Test Build', yg ini juga lumayan kan? hehe..


Body ShiroNinger close up


Helm ShiroNinger close up


Body AkaNinger close up


Helm AkaNinger close up


All Ninninger 'coming soon', insyaAllah..




Senin, 09 Maret 2015

Kisah Mas Bro : Kedewasaan Si Fahim





Seperti dikisahkan sebelumnya, Si Fahim adalah remaja paling soleh juga paling muda di antara semua remaja di masjid Mas Bro. Boleh dibilang dari segi keimanan Si Fahim terhitung lebih dewasa dibandingkan teman-teman remaja yang lainnya (ini menurut Mas Bro lho ya, hihi.. ^_^). Lantas apa buktinya??

Nah, bentuk kedewasaan itu Mas Bro lihat dari kesadarannya untuk selalu sholat berjamaah di masjid, dari sholat Subuh –Isyak. Belum hafalan Al-Quran –nya yang sampai detik ini belum ada remaja yang mengalahkan termasuk Mas Bro sendiri (iih. nggak malu tuh Mas Bro, -_-?!!). Bacaan Quran nya pun fasih, indah, dan lancar. Tentunya melebihi Mas Bro dan remaja lainnya (waaah, maafin Mas Bro ya kawan karena banyak kurangnya ~_~)

Saat ini usia Si Fahim menginjak 14 tahun alias kelas 2 SMP. Bahkan sejak dua tahun yang lalu pun (yang berarti Si Fahim masih kelas 6 SD), Mas Bro sudah menyimpulkan bahwa anak ini memang memiliki kesadaran beragama yang jauh lebih dewasa dari teman-temannya yang lain. Hal ini terekam jelas di benak Mas Bro lewat percakapan ringan & singkat namun penuh makna antara Si Fahim dan Si Ucup (siapakah Si Ucup? Ah ndak penting kok, yang jelas dia jauh lebih tua tapi tak lebih dewasa dari Si Fahim, hehe.. ^_^).

Si Ucup: “Yang namanya ujian sekolah itu ya nyontek ndak pa-pa”, kata Si Ucup penuh kebanggan.

Si Fahim: “Ya jangan, ndak boleh, kan curang namanya.!”, protes Si Fahim.

Si Ucup: “Daripada nilai nya jelek, yo mending nyontek biar bisa naik kelas”, Si ucup kembali mengeluarkan statemen konyolnya (haha.., kayak artis-artis aja pakai statement segala ^_^)

Si Fahim: “Ya kalau ujiannya curang dosa lah sama Allah, ndak takut sama Allah?”, dengan lugunya Si Fahim coba mengingatkan.

Si Ucup: “Klo aku ndak bisa jawab soal ya aku nyontek, udah biasa, lagian aku ndak pernah ketahuan, hebat kan, haha..!!”, kata Si Ucup makin bangga (aduuh Cuup., maksiat kok bangga seeh -_-!!?)

Si Fahim: “Wah kebangetan.!! Kebiasaan buruk itu namanya.!!”

Si Ucup: “Daripada ndak naik kelas, terus nilainya jelek, belum dimarahi ortu. Lagian ndak naik kelas? Di kamusku ndak ada ceritanya kayak gitu.!! Haha..!!”, Si Ucup makin bangga dengan skill konyolnya. (waalah Mas Bro, Si ucup ini beneran konyol ternyata -_-!?)

Si Fahim: “Lha tapi kan kalau nyontek berarti dosa. Klo curang kan brarti nilainya jadi tidak berkah. Kalau nilainya tidak berkah ya gimana.?”, Si Fahim mencoba memahamkan.

Si Ucup: “Lha terus kenapa? Berkah gimana sih maksudmu?”, Si Ucup garuk-garuk kepala (tuh kan dia ndak ngerti maksudnya Fahim, belajar agama lagi yang rajin ya Cup..!! -_-)

Si Fahim: “Em.. ya gimana ya? Ya pokok-nya kalau tidak berkah jadinya jelek lah. Ya gitu deh..!!”, Si Fahim juga ikut garuk-garuk kepala.

Nah, dari percakapan sederhana tadi Mas Bro melihat bahwa Si Fahim (yang kala itu masih SD) ternyata pemikiran-nya sudah sampai pada tahap -menyadari akibat dari perbuatan yang dilakukan- , bahkan mampu mengaitkannya dengan Allah swt. Suatu bentuk pola pikir dan kesadaran beragama yang belum tentu orang dewasa bisa mencapainya termasuk Si Ucup yang saat itu masih kelas 2 SMP.

Mengingat saat itu Si Fahim masih SD, masih dalam masa pertumbuhan & perkembangan, maka sangat wajar jika dia belum bisa menjelaskan secara detail kepada Si Ucup soal berkah ini. Lagian, sepertinya Si Ucup juga bukan tipe manusia yang bisa memahami perkara semacam ini secara cepat. (memang iya Mas Bro, sudah kelihatan dari percakapan tadi, hehe..)

So.. yang jadi pertanyaan nya adalah, bagaimana Si Fahim bisa mencapai tahap pola pikir dan kesadaran seperti itu.?? Yoosh, jawaban-nya insyaAllah ada di kisah Mas Bro edisi selanjutnya (akan di posting sampai batas waktu yang belum ditentukan ^_^). Oke sampai jumpa & selalu semangat menebar kebaikan..!! Alhamdulillah…




Jumat, 06 Maret 2015

Aku Jatuh Cinta Lagi.!!




Aku jatuh cinta lagi?

Alamak, apakah ini guyonan tukang sayur? Atau, jangan-jangan hanya gossip? Sebenarnya aku malu mengakuinya, namun aku akan berusaha jujur pada diri sendiri dengan mengatakan bahwa aku memang benar-benar jatuh cinta lagi.

Saat ini, statusku adalah seorang suami. Selain itu, aku juga ayah dari dua orang anak. Bahkan umurku pun sudah menginjak 30 tahun.

Lantas, salahkah jika aku jatuh cinta lagi?

Aku berusaha sekuat tanaga untuk membuang rasa ini. Namun, rasa itu semakin melekat dalam hatiku. Aku telah mengatakan bahwa aku telah mempunyai anak dan istri, tetapi si Dewi Cinta tetap saja tak peduli. Ia mengatakan bahwa cinta tak mengenal batasan usia dan status. Akhirnya, aku pun pasrah dalam dekapannya.

Lalu, siapakah yang telah membuat hatiku mabuk kepayang?

Ia adalah seorang wanita yang sempurna. Dari segi fisik, ia lumayan cantik (nilainya sekitar tujuh plus). Wajahnya bulat telur dan memiliki tahi lalat yang mempesona. Hidungnya mancung. Matanya mengingatkanku pada sosok artis film India, Renee Mukherjee, yang tajam dan penuh arti.

Namun, bukan hanya segi fisik itu yang membuatku jatuh cinta kepadanya.

Ia adalah orang yang sangat pengertian, penyayang, dan selalu bersikap baik kepadaku. Ia tidak segan menegurku ketika aku salah. Namun, ketika aku berhasil meraih prestasi dalam hidup ini, ia juga orang pertama yang memuji dan memberiku selamat.

Saat aku terpuruk beberapa bulan yang lalu, ia pun datang kepadaku dengan senyuman yang menentramkan jiwaku. Bagitu ia datang, rasa gundah dalam hatiku oun lenyap. Sehingga aku sering mengibaratkannya sebagai seorang dokter. Ketika aku sakit, dokter akan memeriksa, lalu mengdoagnosis penyakit, dan memberi obat. Setelah meminum obat dari dokter, maka penyakitku berangsur-angsur akan sembuh.

Namun wanita itu lebih hebat dari dokter. Sebab ia bisa menyembuhkan segala penyakitku hanya dengan senyuammnya. Ya, senyumannya yang tulus itu dapat menyembuhkan segala rasa sakit yang aku rasakan.

Hanya ada empat wanita terbaik dalam hidupku, yaitu ibu, istri, dan kedua putriku.

Tetapi, apa yang kurasakan saat ini? Ah, entahlah…

****

Perasaan cinta ini tiba-tiba muncul pada suatu malam, ketika aku pulang dari bekerja. Saat itu, aku melihat seraut wajah yang tampak lelah, namun menyiratkan keteguhan dan kerja keras. Memang aku tahu persis perjuangan hidupnya tidak bisa dianggap enteng. Namun semnagatnya tetap membara. Sehingga, wanita itu benar-benar membutakan hatiku.

Sekali lagi, aku pandangi wanita yang berada di depanku. Maka, aku semakin kagum pada pesonanya. Sungguh, hanya dengan memandangnya, seolah-olah aku telah teriduksi oleh semangat yang muncul dalam dirinya.

Aku mendekat, lalu kupegang wajahnya yang teguh. Dan, sebaris senyuman yang menawan pun tersungging di sana. Kemudian, aku pun memeluknya.

Terimakasih Ya Allah, Engkau telah memberikan istri yang cantik luar dan dalam kepadaku. Sungguh di dekatnya, aku merasa sangat tenteram. Kalau boleh aku menyebut surge dunia, di sinilah aku pernah mencicipinya, di dalam rumah kami yang mungil.

“Istriku, aku jatuh cinta lagi padamu!” teriakku histeris.


sumber :

Cup of Tea (Secangkir The Penyejuk Jiwa yang Lelah), hal : 181-184. Penulis : Alang-alang Timur. Penerbit : Diva Press, Jogjakarta.