"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Rabu, 25 Mei 2011

Mudamu untuk Prestasi Terbaikmu

by: Reza Putra .....Suatu ketika, Sun Quan berkata kepada adiknya, Sun San Xiang : “Saat ayah berumur 19 tahun, ia dikenal sebagai harimau dari selatan. Ketika saudara bungsu kita berumur 26 tahun, ia berhasil menaklukkan selatan, dan sekarang, umurku 26 tahun, namun aku belum melakukan apa-apa. Sepertinya prestasiku.., tak akan pernah bisa dibandingkan dengan mereka..”

.....Itulah kebimbangan terakhir Sun Quan, raja selatan termuda yang pada tahun itu juga ia berhasil menghancurkan invasi 800 ribu pasukan darat dan laut milik Cao Cao di perang Chibi. Dalam keberhasilannya, tentu ia tidak sendiri, bersama Zhou Yu, pimpinan raja muda yang cerdas, serta bersekutu dengan Zhu Ge Liang, si ’naga tidur’, sang jenius dari kubu Liu Bei yang mencetuskan pembagian kekuasaan yang kelak disebut Tiga Kerajaan di masa dinasti Han. Dan bukan suatu kebetulan jika para penakluk itu adalah tokoh muda di zamannya, karena kala itu Zhou Yu masih berusia 30 tahun dan Zhu Ge Liang pun baru memasuki usia 27 tahun.


.....Di belahan bumi Jepang, hadir sosok Shinmen Takezo atau kelak akan lebih dikenal sebagai Miyamoto Musashi, seorang otodidak samurai paling terkenal di abad pertengahan. Ia baru berumur 13 tahun saat mengalahkan lawan pertamanya, Arima Kihei, ahli samurai perguruan Shinto Ryu, seorang yang ternyata jauh lebih dewasa darinya. Di usianya yang baru 17 tahun, ia telah ikut andil dalam perang terpenting, Tenka Wakeme no Tatakai di lembah Sekigahara.

.....Belum genap usianya mencapai 30 tahun, ia telah mengalami 60 pertarungan samurai, termasuk kemenangan sabetan dua katananya saat duel melawan 50 samurai di Ichijoji. Dan kemenangan atas Sasaki Kojiro menjadi titik balik baginya, hingga ia tak hanya dikenal sebagai Kensei atau dewa pedang bagi masyarakat Jepang, namun juga sebagai pemilik jiwa dan prinsip sejati para samurai.


.....Hingga pahlawan muslim itu muncul. Dalam usianya yang masih muda, belum 20 tahun, ia telah diangkat oleh Rasulullah sebagai panglima satu pasukan besar, dimana Abu Bakar dan Umar bin Khatab sebagai prajuritnya. Beliaulah Usamah bin Zaid, orang kesayangan Rasulullah sekaligus putra dari orang kesayangan Rasulullah. Sebagian kaum muslimin memang kurang berkenan dengan kepemimpinan Usamah, namun Rasulullah telah meninggalkan wasiat untuk pasukan ini sebelum beliau wafat, “Teruskan pemberangkatan Usamah. Teruskan pemberangkatan Usamah.”, wasiat yang dijunjung tinggi oleh Abu Bakar.

.....Pasukan Usamah yang tetap berangkat meski Rasulullah wafat, nyatanya dapat menjadikan ciut nyali Kaisar Heraklius hingga mereka akhirnya tidak berani lagi menggempur Islam di jazirah Arab. Pasukan Usamah pulang tanpa kehilangan satu tentara pun. Kaum muslimin pun sepakat berkomentar, “Kita tidak pernah melihat pasukan yang ’lebih utuh’ dari pasukannya Usamah.”


.....Senada dengan takdir Usamah, lahirlah beliau yang sejarah hidupnya telah bermula hampir 800 tahun sebelum kelahirannya, sebab ia telah disebut sebagai “sebaik-baiknya raja” oleh Rasulullah SAW. Muhammad Al-Fatih, demikian ia dikenal. Meski naik tahta di usia baru 19 tahun, ia telah menjadi negarawan yang begitu ulung. Kepribadiannya yang tawadhu’ dan rendah hati menjadikan ulama dan para menteri mencintainya. Puncaknya ialah tahun 1453, ketika beliau baru memasuki 21 tahun usianya, namun telah berhasil menorehkan sejarah paling gemilang dengan menaklukkan kota terkuat, kota impian Konstantinopel.

.....Constantinople (Istanbul)”, demikian Rasulullah dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ”akan jatuh ke tangan tentera Islam. ’Rajanya’ adalah sebaik-baik raja, dan ’tentaranya’ adalah sebaik-baiknya tentara” Sebaik-baiknya raja ialah beliau, Al-Fatih, seorang yang juga ahli tahajud diantara seluruh pasukannya, dan 250.000 mujahidin pasukannya yang berhasil membawa 70 kapal menyeberangi bukit dalam 1 malam pun dinobatkan sebagai sebaik-baiknya tentara.

.....Terkait ini, maka tidaklah berlebihan apa yang dilakukan Abu Ayyub Al Ansary ra yang telah dahulu syahid dan dimakamkan di bawah dinding Kota Constantinople di atas wasiatnya sendiri. Apabila ditanya kenapa beliau ingin dimakamkan di situ maka beliau menjawab, “Kerana aku ingin mendengar derapan tapak kaki kuda sebaik-baik raja yang akan mengetuai sebaik-baik tentera semasa mereka membebaskan Constantinople”. Ya, sebaik-baiknya raja, itulah Muhammad Al Fatih, sang pembebas.


.....Demikian kawan, sejarah mencatat bahwa pemuda-pemuda umat itu hidup untuk sebuah prestasi besar, berkutat di dalam prinsip dan tekad kuat yang kelak akan dipelajari dan diteladani oleh generasi setelahnya. Meski hidup di tempat dan zaman yang berbeda, semangat muda yang telah matang itu faktanya mampu melahirkan buah keberhasilan yang cantik dan teramat manis untuk dirasakan.

.....Sebagai seorang muslim, bukan sesuatu yang luar biasa sebenarnya. Bukankah Rasul berpesan agar kita menggunakan masa muda kita sebelum masa tua itu datang?, bukankah Allah SWT pun telah berjanji kepada kita bahwa Ia akan menanyakan kepada seluruh manusia termasuk dua perkara ini, “Untuk apa umurmu kau habiskan, untuk apa badanmu kau gunakan?” Oleh sebab itu kawan, jika suatu saat Rob kita menyakan hal tersebut, sudah siapkah engkau dengan jawaban yang akan membuatNya tersenyum bangga kepadamu..?

InsyAllah, aku pun selalu berharap demikian...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar