by : Reza Putra
Belajar dari kamboja.
Dahulu pernah saya posting tulisan seperti ini, tapi sekarang saya lebih
serius, hehe.. Ya, saya kali ini
benar-benar belajar dari bunga kamboja di pekarangan. Setidaknya ada lima tanaman
adenum alias kamboja di rumah saya serta beberapa ephorbia, dan tentunya
alhamdulillah musim ini semua berbunga luar biasa. Seperti biasanya,
musim-musim panas seperti ini memang waktunya si kamboja dkk untuk berbunga
dengan bebas, mengekspresikan keindahannya. Hanya, entah mengapa bunga kamboja
musim ini sepertinya tumbuh kian merah, merekah, dan tentu saja, begitu indah.
Yah, mungkin hanya perasaan saya saja, tetapi musim ini saya suka.
Terlebih pada bunga
kamboja yang satu ini. Ia tumbuh menjulur keluar dari gerbang rumah, seperti
yang anda lihat, dengan warna merah-mudanya kian menyala. Sepertinya,
seakan-akan ia ingin setiap orang yang melewati depan rumah melihat keindahan
kelopaknya. Saya pun termasuk salah satu penikmat setianya. Ya, setiap akan
kuliah, apalagi ketika jam pagi. Di kala akan menutup pagar, saya selalu
berpapasan dengan ini kamboja. Dan benar, dia begitu menyala ,dan indah,
membuat saya tidak bisa menahan senyum. Nah, kalau sudah begini, segera
memandang langit menjadi kewajiban bagi saya, mendongakkan kepala ke atas,
meski saat itu sudah memakai helm dan siap meng-gas motor. Semakin hayat
memandang ke atas, senyum tadi terasa semakin nikmat saja. Ntah apa yang ada di
langit sana, mungkin hanya cerahnya awan, tapi yang pasti hal itu membuat saya
bahagia.
Yup, semenjak saat itu,
inilah ritual pagi saya setiap akan berangkat kuliah, memandang langit dan
menghirup udanya dalam-dalam, kemudian tersenyum lebar. Ya, tidak saya pungkiri
lagi, jika sudah tersenyum, seakan-akan beban ini sebagian lepas begitu saja,
tergantikan rasa optimis. Ya, tentunya rasa ke optimisan bahwa sang pencipta si
kamboja ini akan memudahkan aktivitas saya hari ini. Ah.., rasanya begitu
nikmat.
But.., sepertinya
terlalu sederhana jika hanya itu pelajaran yang kita dapat dari si kamboja. Masih adakah? Tentu,
malah ini yang penting. Tidakkah anda rasakan panasnya musim ini begitu
menyengat? Ya, tak disangkal lagi. Seakan-akan seluruh area terasa gersang.
Namun, jika anda mencoba melihat sudut lain, maka akan anda temukan si kamboja
itu. Nah, lihatlah.!! Ia sedang bermekaran dengan indahnya. Ketika kebanyakan
tanaman mulai gersang, kini saatnya ia kian berkembang.
Ganjil kah? Tidak juga,
benar-benar tidak. Allah swt memang menciptakan kamboja untuk bungah di saat
yang lain tak mampu merekah. Ya, sepertinya tak hanya itu kan? Allah ingin kita
belajar dari makhlukNya ini. Kamboja yang indah saat semua menyerah, kamboja
yang bisa saat semua kehilangan asa, dan kamboja yang mengkilau saat semua
mulai galau. Ya, manusia itu, ibarat kamboja. Ia bisa indah, ia kelak kan
bermekaran, ia dapat menyalakan kilaunya, ia mampu untuk membuat takjub, ia
sanggup membuat pengamatnya tersenyum, di saat yang lain tak sanggup, di waktu
yang lain menyerah, di kala yang lain malas, di masa yang lain terasa kelam.
Kita mungkin mirip
kamboja, dan kita semua pun seakan memang seperti kamboja, hanya mungkin kita
perlu lebih.., lebih dan lebih untuk telaten merawatnya, setia menjadikannya
lebih baik, menjadikannya lebih bermakna. Untuk itu, mungkin sekaranglah
saatnya kita, untuk mulai memupuk diri dengan keyakinan tinggi, istiqomah menyiramnya
dengan keikhlasan, dan setiap waktu memberikan
padanya kehangatan cahaya ke optimisan. Jika sudah demikian, mungkin saja kita
bisa menjadi lebih baik dari si kamboja, tetap tangguh menghadapi dunia yang semakin
angkuh, insyaAllah..
“Where there is a faith, there is a hope”
(di mana ada
iman, di sanalah ada harapan)
Alhamdulillah...Great. i like the last word..
BalasHapus"whre there is a faith, there is a hope"
Wokeeey, sukron pak..., semoga bermanfaat.. ^^
BalasHapusMakasih ya atas infromasi yang diberikan sangat bermanfaat sekali
BalasHapussalam kenal dari Manfaat Kolang kaling