.......Abdullah bin Rawahah, sebagai seorang gagah berani, wajar jika namanya semerbak harum sebagai mujahid besar. Ghanimah yang ia dapat dari jihadnya, menjadikan ia hidup berkecukupan, layak, dan sejahtera. Belum lagi pendapatan dari hasil usaha yang ia jalankan. Semua itu menambah wibawa dirinya di hadapan masyarakat. Keluarga bahagia terbentuk dari tarbiyah yang ia lakukan terhadap anak istrinya.
.......Entah godaan setan macam apa yang menimpanya, suatu hari ia sangat marah kepada budak perempuan hitamnya. Tak tahan menahan emosi, tangannya melayang menempeleng. Bisa dibayangkan seringan-ringannya tempelengan seorang mujahid, tentu sakit yang ditimbulkan cukup terasa.
.......Ya, budak teramat hitam itu merintih kesakitan. Namun, ia tulus menerima hukuman majikannya. Ia terus bekerja seperti biasa. Rasa sakit tak ia pikirkan. Ia kerja bukan semata-mata karena diperintah sang tuan, tetapi Allah memerintahkan setiap budak agar menaati tuannya. Dan untuk itu balasannya surga. Ia memang budak hitam yang salihah.
Setelah tangan terlanjur, Abdullah bin Rawahahmenyesal. Timbul rasa kasihan terhadap si budak. Ia ingin memerdekakannya. Bahkan lebih dari itu, ia ingin menikahinya sebagai kafarrat atas ulah tangannya. Maka, diampaikkanlah niat itu kepada Nabi SAW dan beliau merespon posotif terhadap niat karena Allah ini.
.......Tidak lama berselang, pernikahan sang jenderal tersebut menjadi buah bibir masyarakat. Mereka memandang tidaklah pantas orang sekelas Abdullah bin Rawahah menikahi budak hitamnya sendiri, sementara di sana banyak wanita-wanita terhormat yang tentu amat senang jika dinikahinya.
.......Barangkali bukanlah kapasitas Abdullah untuk menanggapi desas-desus itu, sebab akhirnya wahyu sendiri yang membela sikap yang ditempuhnya.
”Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukminah lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu”
(Al-Baqarah :221)
(Al-Baqarah :221)
sumber : Kisah Cinta Penggugah Jiwa (Irfan Supandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar