"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 11 Mei 2015

Siapa yang lebih utama? (Kajian Seputar Akhlak)




Mana yang lebih utama, antara orang yang tercipta di atas akhlak yang terpuji, dengan seseorang yang sungguh-sungguh dalam melawan nafsunya agar memiliki akhlak yang terpuji? Mana yang lebih tinggi kedudukannya di antara keduanya?

Sebagai jawaban atas masalah ini, dapat kami katakan bahwa orang yang dicipta di atas akhlak yang baik sudah barang tentu lebih sempurna. Hal ini bila ditinjau dari keber-akhlaqkannya dengan akhlak yang baik itu, atau jika ditinjau dari adanya akhlak yang baik itu pada dirinya, karena ia tidak perlu susah payah untuk memiliki sifat tersebut dan juga tidak akan kehilangan di mana pun ia berada. Sebab, akhlak yang baik itu sudah menjadi perangai dan karakternya. Di setiap waktu, engkau akan senantiasa menemukan dirinya berakhlak yang baik. Demikian juga di setiap tempat dan keadaan, engkau akan mendapatinya selalu berakhlak yang baik. Dilihat dari sudut ini, sudah tentu ia lebih sempurna.

Sedangkan yang lain, yang selalu bersungguh-sungguh di dalam melatih dirinya agar berakhlak yang baik, sudah barang tentu ia mendapatkan pahala atas kesungguhnannya. Dengan demikian, ia lebih uatama dari sudut ini. Akan tetapi, dari aspek kesempurnaan akhlak tentu memiliki kekurangan yang jauh dibandingkan dengan diri orang pertama.

Jika seseorang dianugerahi dua macam akhlak di atas, akhlak yang alami dan akhlak yang merupakan hasil bentukan manusianya, maka tentu ia menjadi lebih sempurna. Dengan demikian, dalam hal ini, manusia terbagi menjadi empat kategori :


  1. Orang yang terhalang mendapatlan akhlak yang baik/mulia, dari sudut karakter bawaannya maupun dari karakter bentukannya.
  2. Orang yang terhalang mendapatkan akhlak yang baik.mulia, dari sudut karakter bawaanannya, namun mendapatkan karakter baik tersebut melalui upaya (usaha) bentukannya sendiri.
  3. Orang yang dianugerahi akhlak yang baik/mulia, dari sudut karakter bawaan maupun melalui karakter yang ia bentuk.
  4. Orang yang dianugerahi akhlak yang baik/mulia, dari sudut karakter bawaan, namun tidak dianugerahi akhlak tersebut nelalui karakter yang ia bentuk.

Tidak diragukan lagi bahwa kategori  ketiga adalah kategori yang terbaik di antara keempat macam kategori di atas, karena ia menggabungkan karakter bawaan dengan karakter bentukan yang merupakan hasil upayanya untuk memiliki akhlak yang baik.13)

______________________________________________________________
13) Ibnu Qoyyim mengatakan bahwa seluruh bentuk akhlak yang itama itu tumbuh dari dua hal :
-Pertama : Kekhusyukan (al-khusyu’)
-Kedua : Ketinggian tekad (uluwwu ‘i-himmah)
Dalam kitab Al-Fawa’id (210-211), Ibnu Qoyyim mengatakan, “Akhlak-akhlak yang utama seperti : sabar, berani, adil, kejantanan, kesucian diri, penjagaan, kedermawanan, penyantun, pemaaf, lapang dada, tabah, berani, menggung beban, mementingkan orang lain (itsar), kemuliaan diri dari segala perbuatan rendahan, rendah diri, puas dengan segala yang ada (qona’ah), jujur, ikhlas, membalas kebaikan dengan semisal atau yang lebih baik, melupakan kesalahan orang lain, meninggalkan segala hal yang tidak bermakna, mencela segala perilaku yang buruk, dan seterusnya, sesungguhnya lahir dari kekusyukan dan ketinggian tekad. Alloh Subhanahuwata’ala memberitahukan tentang bumi bahwa ia dalam keadaan khusyuk, lalu Alloh Subhanahuwata’ala menurunkan air hujan kepadanya sehingga bumi pun bergoyang (tumbuh subur tanamannya), dan mulai memperlihatkan perhiasannya dan keceriaannya. Demikianlah pulalah dengan  makhluk yang ada di bumi ini jika mendapatkan taufik dari Alloh Subhanahuwata’ala”





sumber : Rahasia Hidup Bahagia (Meraup Melimpahnya Pahala dengan Berhias Akhlak Mulia)_ hal : 22-24_ Muhammad bin Sholih Al-‘Utsimin_ 2007_ Solo : Al-Qowam




Tidak ada komentar:

Posting Komentar