Salah satu hikmah
terbesar terjadinya Isra’ Mi’raj adalah diturunkannya wahyu / perintah Sholat Wajib 5 Waktu bagi umat muslim.
Uniknya, perintah sholat ini adalah satu-satunya wahyu Allah SWT yang
diturunkan secara langsung kepada
Nabi Muhammad saw. tanpa perantara malaikat Jibril. Lantas, seberapa
istimewanya-kah perintah sholat ini
sampai-sampai Allah SWT menyampaikannya langsung kepada Rasulullah? Lewat
pembahasan “Sholat ala Rasulullah, para
sahabat, & ulama shalih” yang saya ambil dari buku Hayya ‘Alaa
Shalah berikut semoga bisa menjadi
gambaran betapa istimewanya Rasul dan para sahabat memperlakukan ibadah sholat.
*****
Aisyah ra. bercerita, “Rasulullah saw. sering berbincang-bincang
dengan kami, tetapi jika tiba waktu sholat, beliau akan pergi seolah-olah tidak
kenal dengan kami. Beliau benar-benar akan menyibukkan dirinya dengan Allah
SWT.”
Aisyah ra. juga pernah
berkata, Rasulullah saw. bangun untuk sholat malam, sehingga pecah-pecah
kakinya. Maka saya bertanya, “Mengapakah
kau berbuat demikian ya Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu
yang lalu dan yang kemudian?” jawab Nabi saw., “Tidakkah layak aku menjadi hamba yang bersyukur?”
Di dalam kitab Bahjatun Nufus diceritakan tentang seorang
sahabat Rasulullah saw. yang sedang sholat tahajud dan melihat seorang pencuri
yang datang mencuri kudanya, tetapi beliau tidak menghentikan sholatnya.
Keesokan harinya orang-orang bertanya, “Mengapa
tidak anda tangkap pencuri itu?” Beliau menjawab, “Sholat yang sedang kau kerjakan itu lebih berharga daripada kudaku.”
Ada satu kisah menegani
sahabat Ali ra. yang sangat masyhur, ketika beliau terkena anak panah di
pahanya dalam suatu peperangan, dan anak panah tersebut dikeluarkan ketika
beliau sedang sholat. Awalnya orang-orang berusaha untuk mengeluarkan anak
panah tersebut, tetapi tidak dapat dicabut walaupun sudah berulang kali dicoba.
Karena rasa sakit yang beliau derita, di
antara para sahabat kemudian bermusyawarah dan mengambil keputusan bahwa anak
panah akan dicabut ketika beliau sedang sholat. Maka ketika beliau sedang
sholat dan sedang sujud, orang-oorang
berusaha mencabut anak panah tersebut dengan sekuat tenaga. Setelah selesai
sholat beliau melihat orang-orang berkumpul di sekelilingnya. Beliau bertanya, “Apakah kalian berkumpul untuk mencabut anak
panah ini?” Ketika beliau diberitahu bahwa anak panah itu sudah dicabut,
beliau mengatakan bahwa beliau tidak merasakannya sewaktu anak panah tersebut
dicabut.
Masih tentang Ali ra.,
jika waktu sholat telah tiba, air mukanya akan berubah, tubuhnya akan bergetar.
Seseorang bertanya kepada beliau tentang penyebabnya. Beliau menjawab, “Sekarang waktunya untuk menunaikan amanat
yang langit dan bumi tidak mampu untuk memikulnya, begitu pula gunung-gunung. Saya
pun tak tahu, apakah saya mampu untuk menunaikan (sholat).”
Umar bin Khatab ra.
dalam sholat-sholat subuhnya selalu membaca surat-surat Al-Quran yang panjang-panjang.
Kadang-kadang beliau membaca surat Al-Kahfi, Thaha, dan surat lainnya. Ia membaca
Al-Quran sambil menangis terisak-isak sehingga suara tangisnya terdengar hingga
beberapa shaf ke belakang. Demikian pula dalam sholat-sholat tahajudnya,
kadang-kadang beliau terus membaca surat Al-Quran sambil menangis sehingga
terjatuh dan sakit.
Abu Ubaidah bin Jarrah
ra. pernah mengimami sholat dan setelah selesai beliau berkata kepada
jamaahnya, “Syaithan telah menggodaku. Di
dalam hatiku dimasukkan olehnya perasaan bahwa sayalah yang paling bagus di
antara kalian. (Oleh karena itu), saya tidak akan sholat mengimami kalian lagi,
untuk yang akan datang.”
Masih banyak lagi
kejadian dan kisah-kisah mengenai sholat Rasulullah saw. dan para sahabat,
serta orang-orang shalih setelah masa para sahabat yang tidak dapat dituliskan
satu persatu di buku ini.
Hakikat kita sholat
adalah kita sedang bercengkerama dengan Allah SWT, berbincang-bincang
dengan-Nya. Namun bila kita lalai dalam sholat kita, maka sama saja seperti
kita berbicara tanpa kita tahu apa yang sedang kita bicarakan kepada Allah SWT.
Sehingga sholat pada akhirnya haya menjadi kebiasaan saja, dan perbuatan kita
tidak sesuai dengan lafadz-lafadz dalam bacaan sholat kita. Sepertihalnya saat
kita mengigau dalam tidur maka orang lain akan mengacuhkan kita, begitu pula dalam
sholat yang penuh kelalaian maka Allah SWT akan mengacuhkannya. Sholat yang
tidak benar, tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh, tidak akan memberikan
manfaat apa-apa untuk kita. Allah SWT pun akan berpaling dari kita. Untuk itu
sangatlah penting bagi kita mengerjakan sholat dengan penuh perhatian dan
menyesuaikan tingkah laku kita dengan semua kata-kata yang kita ucapkan dalam
sholat.
sumber buku : Hayya ‘Alaa Shalah (2007),
hal: 260-263_ DR. H. Muh. Mu’inudinillah Bashri, MA., dkk_ Surakarta: Indiva
Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar