"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Minggu, 17 Mei 2015

"Sholat" di mata Rasulullah dan Para Sahabat



Salah satu hikmah terbesar terjadinya Isra’ Mi’raj adalah diturunkannya wahyu / perintah Sholat Wajib 5 Waktu bagi umat muslim. Uniknya, perintah sholat ini adalah satu-satunya wahyu Allah SWT yang diturunkan secara langsung kepada Nabi Muhammad saw. tanpa perantara malaikat Jibril. Lantas, seberapa istimewanya-kah perintah sholat ini sampai-sampai Allah SWT menyampaikannya langsung kepada Rasulullah? Lewat pembahasan “Sholat ala Rasulullah, para sahabat, & ulama shalih” yang saya ambil dari buku Hayya ‘Alaa Shalah  berikut semoga bisa menjadi gambaran betapa istimewanya Rasul dan para sahabat memperlakukan ibadah sholat.

*****

Aisyah ra. bercerita, “Rasulullah saw. sering berbincang-bincang dengan kami, tetapi jika tiba waktu sholat, beliau akan pergi seolah-olah tidak kenal dengan kami. Beliau benar-benar akan menyibukkan dirinya dengan Allah SWT.”

Aisyah ra. juga pernah berkata, Rasulullah saw. bangun untuk sholat malam, sehingga pecah-pecah kakinya. Maka saya bertanya, “Mengapakah kau berbuat demikian ya Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang kemudian?” jawab Nabi saw., “Tidakkah layak aku menjadi hamba yang bersyukur?”

Di dalam kitab  Bahjatun Nufus diceritakan tentang seorang sahabat Rasulullah saw. yang sedang sholat tahajud dan melihat seorang pencuri yang datang mencuri kudanya, tetapi beliau tidak menghentikan sholatnya. Keesokan harinya orang-orang bertanya, “Mengapa tidak anda tangkap pencuri itu?” Beliau menjawab, “Sholat yang sedang kau kerjakan itu lebih berharga daripada kudaku.”

Ada satu kisah menegani sahabat Ali ra. yang sangat masyhur, ketika beliau terkena anak panah di pahanya dalam suatu peperangan, dan anak panah tersebut dikeluarkan ketika beliau sedang sholat. Awalnya orang-orang berusaha untuk mengeluarkan anak panah tersebut, tetapi tidak dapat dicabut walaupun sudah berulang kali dicoba. Karena rasa sakit yang beliau derita,  di antara para sahabat kemudian bermusyawarah dan mengambil keputusan bahwa anak panah akan dicabut ketika beliau sedang sholat. Maka ketika beliau sedang sholat dan sedang sujud,  orang-oorang berusaha mencabut anak panah tersebut dengan sekuat tenaga. Setelah selesai sholat beliau melihat orang-orang berkumpul di sekelilingnya. Beliau bertanya, “Apakah kalian berkumpul untuk mencabut anak panah ini?” Ketika beliau diberitahu bahwa anak panah itu sudah dicabut, beliau mengatakan bahwa beliau tidak merasakannya sewaktu anak panah tersebut dicabut.

Masih tentang Ali ra., jika waktu sholat telah tiba, air mukanya akan berubah, tubuhnya akan bergetar. Seseorang bertanya kepada beliau tentang penyebabnya. Beliau menjawab, “Sekarang waktunya untuk menunaikan amanat yang langit dan bumi tidak mampu untuk memikulnya, begitu pula gunung-gunung. Saya pun tak tahu, apakah saya mampu untuk menunaikan (sholat).”

Umar bin Khatab ra. dalam sholat-sholat subuhnya selalu membaca surat-surat Al-Quran yang panjang-panjang. Kadang-kadang beliau membaca surat Al-Kahfi, Thaha, dan surat lainnya. Ia membaca Al-Quran sambil menangis terisak-isak sehingga suara tangisnya terdengar hingga beberapa shaf ke belakang. Demikian pula dalam sholat-sholat tahajudnya, kadang-kadang beliau terus membaca surat Al-Quran sambil menangis sehingga terjatuh dan sakit.

Abu Ubaidah bin Jarrah ra. pernah mengimami sholat dan setelah selesai beliau berkata kepada jamaahnya, “Syaithan telah menggodaku. Di dalam hatiku dimasukkan olehnya perasaan bahwa sayalah yang paling bagus di antara kalian. (Oleh karena itu), saya tidak akan sholat mengimami kalian lagi, untuk yang akan datang.”

Masih banyak lagi kejadian dan kisah-kisah mengenai sholat Rasulullah saw. dan para sahabat, serta orang-orang shalih setelah masa para sahabat yang tidak dapat dituliskan satu persatu di buku ini.

Hakikat kita sholat adalah kita sedang bercengkerama dengan Allah SWT, berbincang-bincang dengan-Nya. Namun bila kita lalai dalam sholat kita, maka sama saja seperti kita berbicara tanpa kita tahu apa yang sedang kita bicarakan kepada Allah SWT. Sehingga sholat pada akhirnya haya menjadi kebiasaan saja, dan perbuatan kita tidak sesuai dengan lafadz-lafadz dalam bacaan sholat kita. Sepertihalnya saat kita mengigau dalam tidur maka orang lain akan mengacuhkan kita, begitu pula dalam sholat yang penuh kelalaian maka Allah SWT akan mengacuhkannya. Sholat yang tidak benar, tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh, tidak akan memberikan manfaat apa-apa untuk kita. Allah SWT pun akan berpaling dari kita. Untuk itu sangatlah penting bagi kita mengerjakan sholat dengan penuh perhatian dan menyesuaikan tingkah laku kita dengan semua kata-kata yang kita ucapkan dalam sholat.



sumber buku : Hayya ‘Alaa Shalah (2007), hal: 260-263_ DR. H. Muh. Mu’inudinillah Bashri, MA., dkk_ Surakarta: Indiva Publishing





Tidak ada komentar:

Posting Komentar