"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Rabu, 06 Mei 2015

Kolam Ikan dan Sholat Berjamaah


kolam ikan dipekarangan rumah & sholat berjamaah di AlMuk


by : reza putra

Adakah hubungan antara kolam ikan dengan sholat berjamaah? Secara ilmiah, tentu saja tidak ada! Ya, ini semua hanya karangan saya semata kok, so ndak usah terlalu serius ya bacanya, hehe..^^

Bicara tentang kolam, Alhamdulillah di rumah saya ada seonggok kolam yang sudah dibangun 2 tahun silam, ukuran 1 x 1,5m dengan kedalaman ±1 meter. Awal-awal saya & keluarga coba memelihara kakap & gurameh. Katanya sih mudah, tapi sebagai amatiran kenyatanya memelihara ikan saja sangat sulit. Hampir semua ikan kakap satu persatu mati, finally hanya 4 gurameh saja yang bertahan hidup sampai sekarang.

Beberapa kali kami gonta-ganti ikan (dari kakap, nila, patin, koi) & sempet beli alat penyaring air yang lumayan mahal. Jangankan ikan nya jadi besar, bertahan hidup saja tidak, bahkan alat penyaring airnya malah jadi sarang nyamuk. Ah.. sudahlah, kami putuskan untuk fokus memelihara 4 gurameh yang  tersisa, tentu dengan pemeliharaan yang biasa saja.

Beberapa bulan kemudian, 4 gurameh yang kami pelihara kian lama kian besar. Luar biasa bahagianya, hehe.. Namun, kami pikir sayang rasanya kalau kolam sebesar ini hanya berisi gurameh saja. Maka berbekal ilmu dari mbah google dan tekad doang, kami beli lagi ikan Nila. Di luar perkiraan, ternyata ikan nila bisa bertahan dan ukurannta mulai besar. Tak hanya itu, beberapa bulan kemudian, bibit-bibit ikan nila mulai bermumculan, bergerombol dan berenang dengan lincah. Alhamdulillah, ikan nila tadi tak hanya tumbuh besar bahkan mulai berkembang biak.

Namun ujian tak berhenti sampai di situ. Dahulu pun kami pernah mengalami hal serupa, yakni melihat lahirnya bibit-bibit ikan nila. Namun sayang, beberapa hari setelah kelahiran, bibit-bibit itu habis dimakan ikan-ikan lainnya. Pernah juga kami coba pindahkan indukan dan anak-anaknya tadi supaya aman dari kejaran ikan lain, tapi lantaran tidak tahu cara memelihara yang baik & benar, pada akhirnya bibit ikan tadi satu persatu mati juga.

So.., peristiwa lahirnya bibit nila kali ini sungguh membuat kami bahagia, sekaligus bersedih juga. Bahagia lantaran melihat bibit-bibit ikan yang lincah tadi seakan melihat sebuah harapan baru yang mulai tumbuh. Dan sedih juga, karena kami takut bibit ikan tadi akan bernasib sama seperti pendahulunya, hilang atau mati satu persatu.

Akhirnya kami hanya bisa pasrah, kami putuskan untuk tetap membiarkan bibit-bibit itu di habitat asli bersama induknya di kolam, biarlah seleksi alam berjalan sebagaimana mestinya. Yang penting kami istiqomah memelihara ikan seperti biasanya. Satu pekan kemudian, bibit-bibit tadi sudah tak tampak lagi di permukaan, jujur kami mulai harap-harap cemas. Tapi toh kami sudah komitmen untuk ikhlas seandainya bibit ikan tadi sudah habis dilahap ikan lain, di sisi lain kami juga mencoba tetap berprasangka baik siapa tahu bibit-bibit tadi selama ini hidup di dasar kolam yang memang tak terlihat dari atas.

grombolan ikan di kolam dalam rumah


Alhamdulillah tak pernah kami sangka, bibit-bibit itu ternyata selama ini bertahan meskipun jumlahnya tak sebanyak seperti saat pertamakali mereka menetas. Mereka mulai terlihat di permukaan, tumbuh dengan ukuran tubuh yang sudah tidak mungkin dimangsa oleh ikan-ikan besar lainnya. Berenang bergerombol dengan sangat lincahnya. Sesekali terlihat mereka berkejaran dengan ikan yang lebih besar, ntahlah mau dimangsa atau malah diajak main, hehe..

Yup, generasi ikan pertama ini terus tumbuh hingga saat ini, bahkan sudah seukuran induknya. Tak sampai di situ, bibit-bibit ikan lain mulai terlahir & juga terus tumbuh, dan finally Alhamdulillah saat ini bibit ikan generasi ketiga kami  sedang berjuang menapaki masa pertumbuhannya. Jujur, begitu bahagia dan damainya hati melihat kolam ikan kami yang kini sangat merah meriah.

Nah terus, apa hubungannya kisah yang panjang lebar tadi dengan sholat berjamaah..?? Sekali lagi saya tegaskan tidak ada, hehe..^^ Hanya saja guru ngaji saya pernah bilang, “Masjid yang baik itu kalau sholat berjamaah tiap harinya lengkap”. Apa maksudnya lengkap? “Kalau semua generasi”, lanjut beliau, “Bisa sholat di situ. Dari orang tua, dewasa, remaja, juga anak-anak., asalkan masing-masing generasi tadi ada yang mewakili di setiap sholat berjamaah, itu sudah jadi tanda kalau masjid tadi 'hidup' & masa depannya baik, kata guru saya.

Berkaca dari kolam tadi, memanglah  benar demikian. Melihat ikan-ikan, ada yang kecil ada yang besar, berenang bersama dengan damai sangatlah menenangkan hati. Begitu pula perihal sholat, melihat anak-anak, remaja, bapak-bapak, ataupun orang tua yang sudah sepuh & beruban, bisa sholat berjamaah bersama-sama, saling bersalaman, duduk bersama, bercengkerama seusai sholat, terasa begitu mendamaikan. Bagi saya orangtua menjadi simbol kebijaksanaan, para remaja menjadi simbol semangat, dan anak-anak menjadi simbol masa depan yang cerah. Ah.. sungguh membahagiakan.. ^^

sholat berjamaah di Al-Muk tercinta


Saya juga teringat bagaimana susahnya mengajak anak-anak dan remaja untuk aktif terlibat di kegiatan masjid. Alih-alih aktif, sekedar ngajak untuk sholat di masjid saja nyatanya sangatlah sulit. Dari berpuluh-puluh anak dan remaja yang diajak, (mungkin) hanya 50%  saja yang mau menyambut seruan tadi. Dari 50% tadi, (mungkin) hanya setengahnya saja yang bersedia istiqomah, dan yang istiqomah tadi saya dapati mereka adalah orang-orang yang berkualitas spiritualnya. Maka memang tak dipungkiri dalam hal kebaikan selalu ada seleksi dari Allah SWT. Tapi bener kan ya? kondisi ini persis seperti kisah bibit ikan tadi kan? Hehe..

Bagaimanapun, ternyata kuncinya adalah istiqomah, ikhlas, dan pasrah. Istiqomah memelihara ikan dengan baik, sembari memasrahkan sepenuhnya hasil kepada Allah SWT, & (harus) ikhlas menerima hasilnya apapun itu, Alhamdulillah (kok ya lhadalah) Allah justru memberikan yang terbaik. Begitupula dalam  mengurus masjid, mengajak, mendidik anak-anak atau remaja, saya kira kuncinya pun sama, yakni istiqomah, ikhlas, dan pasrah. Istiqomah berbuat kebaikan amar ma’ruf nahi munkar, memasrahkan sepenuhnya hasil kepada Allah SWT, dan kudu ikhlas menerima apapun hasilnya kelak, maksudnya jangan sampai kita sakit hati kalau-kalau ajakan kebaikan kita ditolak, ya pokoknya ikhlas saja.

Toh kita semua paham, bahwa tidak ada keputusan atau kehendak Allah SWT yang buruk, pastilah semuanya yang terbaik buat hamba-Nya, apapun itu, tak peduli bagaimana pandangan kita.. Yah.., ALLAH mah emang gitu, hehe.. ^^



Wallahu’alam bi shawab..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar