"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 25 Mei 2015

Allah Lebih Menyukai Proses-nya



by : reza putra

Salah satu kekurangan saya adalah sulit menghafal jalan. Jangankan jalan panjang, yang pendek saja, terlebih banyak kelokan, apalagi gang-gang sempit, sulit sekali hafalnya, kecuali jika sudah ratusan kali melewatinya. Hehe.., mungkin ini semacam penyakit psikologis kali ya? Makanya, sebelum datang ke sebuah acara, saya terbiasa survei jalanan terlebih dahulu, kalau tempatnya dekat dari rumah, seringkali dengan bersepeda ba’da subuh, itung-itung olahraga juga.

Nah, kejadian serupa terjadi hari ahad lalu, saat saya & remaja masjid Al-Mukarrom diundang di sebuah acara workshop pelatihan kultum Ramadhan di masjid Baitusy Syukur (BS) di Bulak Indah, Karangasem. Oia, saya pernah melewati masjid ini sekali, ketika agenda alaqo silaturahim ke rumah Ustadz Giyanto, salah satu pembina remaja masjid BS yang rumahnya tepat di depan masjid BS. Saat itu malam hari (ba’da sholat Isyak), mengikuti Murobbi yang motoran di depan, kami melewati gang-gang dan belokan hingga sampai di tujuan.

So, agar perjalanan workshop ke masjid BS lancar, ahad pagi ba’da subuh saya sempatkan survei, napak tilas perjalanan pertama saya ke BS waktu agenda alaqo dulu. Dimulai dari gang sempit di samping rumah murobbi, saya melaju dengan santai, sesuai ingatan saya saat ke masjid BS dulu. Tapi aneh, semakin jauh melaju, saya makin asing dengan kondisi jalan. “Lhah ini kok jalannya beda gini ya?”, saya cuman bisa mbatin saja. Setengah jam pertama saya cuman keliling-keliling saja, bahkan sempat tersesat juga, sampai di jalan antah brantah nan gelap, gang-gang di sini sempit & luarbiasa banyaknya.

Hampir satu setengah jam keliling tanpa hasil, hingga akhirnya pada percobaan terakhir saya hanya bisa pasrah. Kalau bisa nemu masjidnya ya Alhamdulillah, kalau tidak ya ndak pa-pa lah. Dan tanpa diduga, ternyata Allah memberi jalan kemudahan. Tiba-tiba saja masjid BS sudah di depan mata. “Ya Allah beneran ini? Yeeeess,,!!”, lagi-lagi saya mbatin, sambil nangis-nangis, sebenarnya mau jungkir balik juga tapi sayang ndak bisa, hehe.. Alhamdulillah yang penting ketemu, saatnya pulang, istirahat & sarapan, terus siap-siap ke workshop. Jujur saja, saat perjalanan pulang, saya tidak berhenti senyam-senyum sendiri :-)

Jam setengah 8 pagi saya mulai hubungi remaja, “Ayo Gan segera siap-siap, jam 8 bawa motor kumpul di Al-Muk ya”, kira-kira begitu tulisan di sms saya. Akhirnya jam 8 lebih sedikit, ada 4 sukarelawan termasuk saya yang berangkat menuju masjid BS. Lantaran saya sudah survei lebih dulu, kelak-kelok perjalanan ke sana hanya memakan waktu kurang dari10 menit saja. Sampai di sana Alhamdulillah acara belum dimulai, kami disambut hangat, bersalaman, berkenalan, mengisi absensi, dapat buku gratis, notebook, & snack kardusan, duduk bersila mengikut acara, mendengarkan materi sambil terbahak-bahak saking lucunya, sampai dzuhur, lantas pamitan, kembali saling bersalaman, and then pulang dengan suksenya.

Nah di sini saya mulai sadar, kalau selama ini orang tahunya saya datang ke acara itu saja, mengikuti serangkaian cara seperti biasa, ya.., seperti kebanyakan peserta lainnya. Sungguh, mereka tidak tahu betapa beratnya perjalanan saya menemukan jalan menuju masjid BS ini. Dan ingat.!! mungkin juga ada banyak peserta di BS kemarin yang mengalami proses tidak biasa seperti saya. Mungkin ada yang rela kehilangan waktu berkumpul bersama keluarga demi mendatangi acara ini, atau ada yang harus merayu-rayu temannya dengan susah payah, dengan imbalan besar, hanya  agar mau ikut acara ini, serta proses-proses luar biasa lainnya yang -baik panitia acara maupun saya sebagai sesama peserta- “tidak harus tahu” akan hal itu.

Akhirnya saya simpulkan, bahwa kisah seseorang berproses menuju sesuatu itu., ternyata jauh lebih luar biasa, dibandingkan hasil yang ia dapatkan dari proses tadi. Kita sebagai manusia terkadang hanya melihat dan menilai seseorang berdasarkan hasil yang sudah ia capai, tanpa pernah menghargai betapa heboh dan luar biasanya proses yang harus ia lakukan untuk mencapai hal tersebut. Bahkan untuk hasil yang -menurut kita- paling sederhana sekalipun.

Orang yang jarang ke masjid misalnya, tiba-tiba dia datang dan sholat di masjid. Daripada menyindirnya dengan kata-kata, “Ce,ileee ke masjid nih yee.!!”,  atau, “Eh akhirnya ke masjid juga, udah tobat lu?”, atau mungkin, “Wah ndak biasanya nih ke masjid, ada perlu apaan?”, dan kata-kata sindiran lainnya, alangkah lebih baiknya jika kita berkata, “Alhamdulillah, nanti berangkat bareng ya” atau memberi pujian atas tindakan sholat di masjidnya tadi. Ya, kita harus ingat, mungkin saja orang ini harus melalui pergolakan batin yang luar biasa dahsyat sebelum memutuskan untuk melangkahkan kakinya ke masjid.

So kawan, mulai dari sekarang marilah kita belajar menghargai proses. Ini juga yang mungkin menjadi alasan mengapa ALLAH Subhanahuwata’ala, Rabb kita Azzawajalla ini begitu menyukai proses dibandingkan hasilnya. Dan kita juga kudu ingat nih, kalau ALLAH Subhanahuwata’ala pun memberi pahala pada suatu amalan tergantung kadar kepayahannya dalam melaksanakan amal tersebut. Sekali lagi, marilah kita mulai belajar menghargai proses, jangan hanya terpaku pada hasilnya semata. Karena seringkali kawan, hasil yang di mata kita 'besar' ternyata dicapai seseorang, dengan proses yang teramat sangat mudah.., dan seringpula, hasil yang 'kecil' di mata kita, ternyata dicapai seseorang dengan perjuangan yang teramat sangat berat.


Semoga kita semua bisa peka. Amin...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar