Beberapa orang menganggap bahwa abu
vulkanik hasil erupsi gunung berapi tidaklah terlalu berbahaya sehingga tidak
perlu cepat-cepat dibersihkan. Bahkan ada yang beranggapan bahwa tinggal
menunggu hujan lebat saja maka abu vulkanik yang menumpuk akan bersih dengan
sendirinya. Ya, memang abu vukanik akan dinetralisir dengan air hujan, hanya
saja akan menjadi permasalahan jika ternyata hujan tak segera tiba.
Untuk itulah dibutuhkan usaha dari masyarakat
yang bersangkutan untuk sesegera mungkin mengantisipasi dan membersihkan abu
vulkanik di lingkungan mereka. Lantas, mengapa abu vulkanik ini harus segera dibersihkan? Berdasar dokumen
yang dipersiapkan oleh International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN),
Cities on Volcanoes commission (IAVCEI), GNS Science, dan United States
Geological Survey (USGS), berikut beberapa alasannya :
******
Abu gunungapi merupakan gangguan yang
besar karena dapat masuk ke seluruh bagian rumah dan kantor, termasuk di dalamnya
peralatan elektronik seperti televisi, komputer, kamera dan peralatan mahal
lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan tidak dapat diperbaiki. Abu gunungapi
berbeda dari debu biasa. Sudut struktur kristal memungkinkannya untuk menggores
dan mengelupas permukaan ketika kita menghilangkannya dengan dengan kain atau
sikat.
Jika terjadi hujan, endapan abu gunungapi
menjadi basah sehingga membuat udara menjadi kurang terkontaminasi. Namun, jika
kering/tidak ada hujan, abu dapat dengan mudah terhempas oleh angin maupun
kendaraan yang lewat. Hal tersebut mengakibatkan jumlah abu yang terdapat di
udara jauh lebih tinggi dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
abu vulkanik akan sgt berbahaya jika masuk
ke saluran pernapasan, terlebih dlm skala besar
Secara alami, hujan dan angin dapat secara
efektif menghapus abu. Dalam jangka waktu lama, rumput dan tanaman lain dapat mengurangi
bahaya abu gunungapi di dalam tanah. Akan tetapi, ketika abu tersebut dalam
jumlah yang besar, maka proses alami dari rumput dan tanaman akan berjalan
terlalu lambat sehingga abu harus dihapus secara manual dari daerah hunian penduduk.
Perlu diketahui juga bahwa angin bisa
membawa abu gunungapi di daerah yang pada awalnya bersih. Oleh karena itu abu
gunungapi dapat bertahan di lingkungan selama berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun setelah letusan.
Setiap orang yang melakukan
pembersihan abu gunungapi harus memakai masker debu (lihat dokumen IVHHN "recommended
masks" di www.ivhhn.org). Dianjurkan juga untuk memakai kacamata daripada
lensa kontak, hal ini bertujuan untuk pencegahan terhadap abu sekaligus untuk mencegah
iritasi mata.
pakailah kostum yg aman & peralatan yg memadai
saat membersihkan abu vulkanik ^^
Tumpukan abu halus harus dibasahi terlebih
dahulu sebelum dibersihkan dengan sekop, perlu diingat bahwa pemberian air
untuk membasahi abu janganlah berlebihan karena akan mengakibatkan tumpukan abu
volkanik runtuh. Jangan menyapu abu kering karena abu dapat menyebar dan
bercampur dengan udara, sehingga risiko semakin besar.
Pembersihan abu gunungapi harus secara khusus
hati-hati pada tangga dan atap. Abu membuat permukaan lebih licin dan banyak
orang telah meninggal setelah jatuh dari atap rumah mereka selama pembersihan.
Perlu diketahui bahwa abu membuat bobot atap semakin besar, sehingga ketika Anda
membersihkan atap, bergeraklah dengan hati-hati. Cara terbaik untuk
membersihkan atap adalah sebelum abu terakumulasi menjadi beberapa sentimeter.
Jika memungkinkan, gunakan memanfaatkan sabuk pengaman (harness) ketika Anda
membersihkan abu di atap.
*Nb : untuk dokumen lengkap, silakan download di : http://mountmerapi.files.wordpress.com/2010/11/preparedness_guidelines_indonesian_web1.pdf
Alhamdulillah, semoga bermanfaat.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar