"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 10 Februari 2014

Perayaan Valentine's Day di Berbagai Negara



Perayaan Valentine’s Day di berbagai negara umumnya dilakukan dengan cara yang sama, walau ada pula di beberapa negeri agak berbeda. Inilah berbagai perayaan dan cara mengungkapkan ekspresi terhadap hari Valentine :

>Thailand
Aparat kepolisian kota Bangkok, pekan pertama Februari 2007, mengeluarkan seruan yang tidak biasa. Polisi Bangkok menegaskan akan memberlakukan jam malam khusus di malam hari pada Selasa, 13 Februari. Hal ini dilakukan pihak kepolisian metro Thailand setelah mendapat berbagai masukan dari sejumlah lembaga penelitian dan pendidikan negara tersebut yang telah melakukan survey menyeluruh terhadap perilaku generasi mudanya terkait perayaan Hari Valentine.

Lembaga-lembaga survey dan penelitian Thailand mendapatkan data yang cukup mengagetkan. Di antaranya adalah data bahwa sepertiga gadis usia belasan tahun di negeri itu menganggap Hari Valentine merupakan momentum yang tepat untuk melepaskan keperawanan mereka kepada kekasihnya. Salah satu yang melakukan survey adalah Assumption University yang melakukan jajak pendapat terhadap 1.578 responden yang terdiri dari gadis belasan tahun dan menemukan pengakuan mereka bahwa sepertiga dari mereka tersebut berencana menyerahkan keperawanannya kepada kekasihnya tepat di hari Valentine.

 Survey lainnya adalah yang dilakukan Thai University terhadap 1.222 gadis belasan tahun dan mendapatkan 11% dari mereka juga berencana menyerahkan kegadisannya kepada pasangannya di hari Valentine. Di tahun-tahun sebelumnya, menjelang hari tersebut, hotel, tempat penginapan, bar, bioskop, dan sejumlah pusat hiburan lainnya berlomba-lomba membuat acara special untuk menyambut Hari Valentine. Namun pemerintah Thailand ketika itu sama sekali tidak menyangka bahwa momentum tersebut ternyata dimanfaatkan anak-anak remajanya untuk melakukan tindak asusila, yang di dalam agama Budha yang banyak dianut masyarakat Thailand merupakan tindakan yang sangat dikutuk. Kenyataan ini banyak membuat para orangtua di negeri Gajah Putih tersebut cemas.


 Akhirnya untuk meredam kecemasan mereka, aparat kepolisian Thailand memberlakukan jam malam di di kota-kota besar. “Ada 70 personel yang akan patroli di kafe internet, mal, klub malam, dan diskotek. Remaja di bawah 18 tahun yang berkeliaran di atas pukul sepuluh malam akan ditahan,” kata Wakil Kepala Kepolisian Bangkok, Mayor Kamol Kaewsuwan, seperti dilansir AFP, Selasa (13/2/2007). “Polisi akan memulangkan para gadis atau membawanya ke kantor polisi hingga dijemput orangtuanya jika menemui mereka masih berada di jalan lebih pukul 22.00 malam. Di malam itu kami juga akan menyisir hotel, tempat penginapan, bioskop, dan pusat-pusat hiburan, untuk mengawasi pasangan remaja. Jika ada pasangan tidak sah, akan langsung kami gelandang dan diproses hukum,” ujar Kaewsuwan. “Cinta memang indah dan menyenangkan. Namun tidak perlu sampai melibatkan hubungan seksual. Para gadis lebih baik berkonsentrasi pada sekolah mereka,” ujarnya lagi.

Upaya pencegahan ini terpaksa dilakukan untuk mencegah remaja Thailand terinfeksi HIV. Sebelumnya Kementerian Kesehatan pada akhir tahun 2006 melaporkan bahwa penyakit mengerikan itu mulai merebak di kalangan remaja negeri tersebut. Menurut data resmi, tercatat lebih dari 1 juta orang terinfeksi HIV di Thailand sejak 1984. Angka ini berhasil ditekan. Kini tercatat hanya sekitar 600 ribu orang. Namun walau demikian, penyakit mengerikan ini mulai banyak mengintai remaja belasan tahun.


>Saudi Arabia




Pihak kerajaan melarang perayaan ini karena dianggap sebagai bagian dari perayaan kaum kafir yang mendekati kemusyrikan dan kekufuran. “Itu adalah hari raya penyembah berhala..., dan umat Muslim—yang meyakini Allah dan Hari Kiamat—tak boleh merayakan atau mengakuinya atau mengucapkan selamat (kepada orang yang merayakannya). Umat Muslim wajib menjauhkannya guna menghindari hukuman dan murka Allah,” tegas Imam Syeikh Abdulaziz bin Abdullah Asy-Syeikh seperti dikutip harian Ar-Riyadh. Larangan dari pihak kerajaan ini diikuti oleh seluruh warganya yang berada di wilayah hukum Saudi Arabia


>India




Hari Valentine di India tergolong ramai. Di kota-kota besar, remaja India memang suka sekali meniru apa pun yang dilakukan oleh orang-orang Barat, pun termasuk Hari Valentine. Padahal, para pemuka dan tokoh agama Hindu di India teramat keras menentang adanya perayaan Hari Valentine di negerinya itu. Para tokoh dan umat Hindu fundamentalis yang banyak di India bahkan mengancam akan mencoreng wajah orangorang yang memperingati Valentine dengan arang dan mengatakan perbuatan itu merupakan dekadensi Barat yang merusak budaya dan moral di India.


>Tiongkok
Walau secara resmi Tiongkok masih menganut paham Marxisme, namun setelah beberapa tahun belakangan, gaya hidup kawula mudanya sama saja dengan gaya hidup anak-anak muda negeri-negeri borjuis, sesuatu yang dikecam habis oleh kaum komunis. Demikian pula yang terjadi tiap tahun di tanggal 14 Februari.

Sebelumnya, kehidupan percintaan di Tiongkok merupakan wilayah private yang tidak lazim diekspos keluar. Tidak ada perayaan Valentine’s Day dan sebagainya. Namun hal ini berubah total beberapa tahun belakangan saat pemerintah Tiongkok bersikap lebih terbuka terhadap budaya Barat. Misal, saat menjelang bulan Februari saja di wilayah Wang Fujing, sebuah pusat perbelanjaan ternama di Beijing, banyak penjual bunga mawar dan tentu saja coklat yang memajang barang dagangan mereka secara menyolok. Dekorasi di pusat perbelanjaan pun dibuat ‘seromantis’ mungkin dengan didominasi warna biru, pink, dan merah menyala. Harga bunga dan coklat pun dinaikkan.

Bunga mawar yang dirangkai dalam bentuk buket atau satuan tersebut dihargai sekitar 50 yuan RMB atau US$7 hingga 180 yuan RMB (US$25). Harga ini cukup mahal. Tapi karena Valentine adalah hari yang khusus, orang-orang tidak segan untuk membeli bunga-bunga tersebut. Banyak orangtua di tiongkok yang mengecam Hari Valentine. Mereka beralasan, selain berasal dari kebudayaan Barat yang tidak sesuai dengan adat dan tradisi ketimuran, bangsa Tiongkok sesungguhnya memiliki Hari Kasih Sayangnya sendiri yang jatuh pada hari ketujuh pada bulan ketujuh penanggalan Imlek yang disebut dengan istilah Qi Qiao Jie. Namun Hari Kasih Sayang asli Tiongkok ini ternyata kalah pamor dan kalah gemerlap dengan Hari Valentine yang merupakan produk impor.


Di Tiongkok, juga di negeri-negeri lainnya, momentum Hari Valentine memang dieksploitasi luar biasa oleh kalangan pebisnis. Sejumlah meia massa baik itu media elektronik maupun cetak sangat gencar memberikan beberapa informasi dan rekomendasi mengenai tempat atau toko terbaik untuk membeli kado Valentine, restoran, tempat hiburan, atau pun paket wisata special untuk Hari Valentine ini.

Beberapa situs internet di Tingkok dengan jeli juga membangun sebuah usaha bisnis dari kesempatan ini, yakni dengan menggelar sebuah pesta Valentine untuk orang- orang yang tidak memiliki pasangan alias jomblo. Dengan demikian, momentum yang lazimnya dirayakan berpasangan, kini juga bisa dinikmati oleh orang-orang yang masih sendiri, dan dalam acara tersebut mereka berharap akan mendapatkan pasangannya. Acara spesial ini Bagi yang ingin bergabung pada pesta jomblo di malam Valentine ini harus mengeluarkan “harga tiket” sebesar 110 hingga 200 yuan RMB.


Lantas, bagaimanakah "wajah asli" Valentine's Day di Indonesia tercinta...??




sumber : Majalah EraMuslim Digest (online) edisi koleksi V hal 54-58




Tidak ada komentar:

Posting Komentar