Assalamu’laikum.wr.wb
rekan-rekan semua! Emm..., mumpung lagi seru-serunya pesta demokrasi di negeri
tercinta, kali ini saya bakal nge-share novel
yang “kok ndengaren” pas banget dengan kondisi saat ini. Yups, buku ini berjudul
Pilkadal di Negeri Dongeng dan
merupakan besutan Tundjungsari yang diterbitkan tahun 2007 silam via Afra
Publishing Indiva Media Kreasi, Surakarta. Meski sudah 7 tahun lalu,
rasanya masih ada yang pas dengan kondisi saat ini. Bagi saya, buku ini tak
hanya berisi gambaran nyata dan kritik sosial saja, melainkan harapan yang sesungguhnya
ingin dicapai untuk negeri tercinta. So, bagaimanakah isinya..?? Yeee baca
sendiri dong..!! ^^ Ini tak kasih prolognya saja ya, hehe…
****
Tersebutlah di sebuah
negeri yang “gemah ripah loh jinawi”
bernama Negeri Dongeng sedang berlangsung pesta demokrasi Pilkadal (Pemilihan
Kepala Daerah Langsung), tak terkecuali di Kabupaten bernama Antah Berantah. Ada
3 pasang bupati dan wakil bupati yang akan bertarung di Pilkadal Kabupaten
Antah Berantah ini. Pertama, Suryo Buwono, bupati incumbent yang maniak mistik, dengan calon wakil Siti Aminah, anak
seorang kyiai terpandang.
Kedua, Jaka Lesmana,
mantan wakil bupati yang berhasrat menjadi nomor satu, karena uang bagi-bagi
proyek untuk orang nomor dua, tak pernah sebnayak untuk si nomor satu. Jaka lesmana
yang tampan dan cerdas ini menggandeng Lastri, kekasih gelapnya sebagai calon
wakil. Lantas ada Tugino, seorang pengusaha kaya yang memilih istri seorang
wanita bisu supaya tak bisa membantahnya, serta selalu memanggil bawahannya
dengan Paijo atau Painem. Lelaki terkaya di Antah Berantah ini memutuskan untuk
menjadi calon bupati, menggandeng Bahtiar Settda yang berpenghasilan biasa
saja, namun punya pengetahuan birokrasi yang memadai.
Setidaknya ada 6 parpol
di Kabupaten Antah Berantah yang mempunyai kursi. Pertama Partai Rakyat Kecil (PRK), sesuai namanya, partai ini dinamakan
rakyat kecil karena tak pernah mengajarkan agar rakyatnya menjadi besar. Kedua,
Partai Tahan Lama (PTL), memiliki
akar historis yang kuat dengan Negeri Dongeng namun juga punya andil besar memiskinkan
dan membodohkan rakyat. Ketiga Partai
Semangka (PS), yang berkulit hijau tapi dalamnya merah. Tokoh-tokoh di partai
ini sangat ahli mengubah dalih menjadi dalil.
Keempat, Partai Insan Negeri (PIN), partai milik
seluruh insan, tak memandang agama, suku, & ras. Sayang marketing sperti ini malah tak laku, Kelima,
Partai Aksi Kerasakti (PAKSI), yang
ibarat kera sakti, tak tampan tetapi
nekat jujur, dan pemberani. Justru karena sifatnya inilah banyak partai yang
memusuhinya. Dan terakhir yang keenam adalah Partai Dengkul Nasional (PDN), benar-benar berdiri hanya bermodal
dengkul saja, tapi dengkulnya para jenderal, orang kaya, dan tokoh-tokoh
nasional Negeri Dongeng.
Lantas siapakah yang akan
menang.?? Ya bagi Slamet yang hanya petani miskin, ia tak begitu peduli dengan
hiruk pikuk Pilkadal di Antah Berantah. Siapapun yang menang, toh bagi Slamet hidupnya tetap tidak akan
pernah lepas dari penderitaan.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar