"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Rabu, 05 Februari 2014

Valentine's Day = Hari Kasih Sayang. Ahh Yang Bener..!!??





Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum Muslimin beralih agama menjadi orang Kristen atau Yahudi, 

tapi cukuplah dengan menjauhkan mereka dari Islam… Kita jadikan mereka  sebagai generasi muda Islam

yang jauh dari Islam, malas bekerja keras, suka berfoya-foya, senang dengan segala kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup,  dan orientasi hidupnya semata untuk memuaskan hawa nafsunya...

(Pidato Samuel Zwemmer, tokoh Yahudi,  dlm Konferensi Missi di Yerusalem, 1935)

Di antara deretan angka-angka dalam kalender tahunan tiap bulan, terselip banyak memorial day atau hari-hari khusus yang memiliki arti sangat istimewa bagi masing-masing kalangan yang mempercayainya atau memperingatinya. Hari-hari khusus itu biasanya terkait dengan peristiwa penting dalam sejarah, baik sejarah agama, peperangan, kelahiran, kematian, pembangunan, kehancuran, kemenangan, kekalahan, dan sebagainya. Ada hari yang diperingati umat manusia secara massal seluruh dunia, ada pula yang hanya diperingati kalangan sangat terbatas.

Sejak ribuan tahun silam, baik sistem penanggalan Gregorian maupun sistem penanggalan Julian yang sama-sama mempergunakan tahun Masehi dibuat, bulan Februari oleh bangsa Romawi telah ditetapkan sebagai bulan cinta dan kesuburan. Cinta di sini bukanlah cinta dalam artian kasih sayang melainkan lebih dalam pemahaman hubungan seks.

Dalam kosakata Barat, istilah ‘Love’ lebih menunjukkan ‘Seks’ ketimbang ‘Kasih Sayang’. Istilah ‘Making Love’ berarti ‘Hubungan Kelamin’, bukan ‘Kasih Sayang’ yang memiliki istilah tersendiri dalam kamus Barat yakni ‘Affection’. Sebab itu, sejak dahulu kala, bulan Februari merupakan bulan yang selalu ditunggu-tunggu orang-orang Romawi-Pagan untuk mencari pasangan baru secara ‘resmi’, walau tiap hari mereka juga terbiasa gonta-ganti pasangan.

V-Day cuman kedok u/ melegalkan maksiat, pacaran,
bahkan zina. Masihkah Anda ikut menyuburkannya..??

Perayaan seks di bulan Februari ini mencapai puncaknya pada pertengahan bulan dalam sebuah upacara yang disebut Lupercalian Festival, di mana para perempuan muda memasrahkan tubuhnya pada para pemuda yang memilihnya dan harus melayani syahwat mereka tanpa syarat selama setahun penuh sampai dengan datangnya bulan Februari tahun depan.

Berabad kemudian, Gereja yang ingin menancapkan pengaruhnya di Istana Kerajaan Roma-Pagan, banyak mengadopsi simbol dan ajaran Paganisme Romawi ke dalam ajarannya sehingga Lupercalian Festival pun dimasukkan sebagai salah satu hari peringatan Gereja. Mitos Santo Valentinus pun dibuat untuk meyakinkan semua kalangan bahwa hari pertengahan bulan Februari merupakan suatu hari yang sungguh-sungguh harus diperingati dan dirayakan. Gereja mengganti istilah Lupercalian Festival dengan “The Valentine’s Day” (Hari Valentine). Ada banyak cerita dan juga mitos seputar kelahirannya.

Perlahan namun pasti, dengan penulisan sejarah dunia yang konspiratif dan tidak jujur yang dilakukan para intelektual Barat (baca: Yahudi) serta disebarkan ke seluruh dunia dengan dukungan kekuatan pedang dan emas, masyarakat dunia pun meyakini bahwa The Valentine’s Day merupakan hari yang sungguh-sungguh penting, sungguhsungguh bersejarah, dan harus dirayakan.

Agar penetrasi budaya pagan ini bisa diterima oleh banyak kalangan di dunia yang memiliki keyakinan berbedabeda, terutama ke dalam dunia Islam, maka istilah ‘Love’ yang di Barat sebenarnya lebih bernuansa syahwat, dibelokkan (dipalsukan) pengertiannya menjadi ‘Kasih Sayang’. Jadilah Valentine’s Day yang sebenarnya merupakan ‘Hari Perayaan Hubungan Seks’ mengalami pengaburan dan pembelokkan makna (eufimisme) menjadi ‘Hari Kasih Sayang’. Padahal, siapa pun orang dewasa akan mengetahui esensi perayaan tersebut dan hingga sekarang di belahan dunia mana pun—termasuk di Indonesia—perayaan ini banyak yang diakhiri dengan ritual ‘Making Love’ dengan pasangan yang tidak sah (Zina).

Ikut merayakannya, berarti ikut serta dlm pesta penyembah berhala.
Anda mau?? Awas jatuhnya perbuatan syirik lho, naudzubillah.!! 


Kapan Valentine’s Day mulai dirayakan di Indonesia.? Tidak ada yang tahu pasti. Namun seperti juga perayaan-perayaan impor lainnya seperti halnya Halloween, maka Valentine’s Day atau yang biasa disingkat menjadi V-Day, dipercaya dibawa oleh ekspatriat yang datang ke negeri ini. Pada awal tahun 1980-an, V-Day mulai marak diperingati di berbagai kota besar negeri ini oleh para muda-mudinya. Kian hari, tradisi Barat ini kian berkembang dan sekarang sudah merambah ke segala lapisan usia dan penyebarannya sudah sampai di pelosok-pelosok kampung. Sesuatu yang berjalan sedemikian cepat.

 Jika ditelusuri siapa yang paling bertanggungjawab atas cepatnya V-Day tersosialisasikan di negeri ini sehingga menjadi salah satu Memorial Day paling diingat orang, maka akan ditemukan fakta bahwa kalangan industrilah yang memegang peran yang sangat besar. Mereka telah memasukkan Valentine’s Day ke dalam Bussiness Plan tahunan mereka. Mereka ini antara lain pengusaha bidang pariwisata termasuk perhotelan dan Party Organizer, pengusaha coklat dan merchandiser, pengusaha kartu ucapan, bunga, coklat, fesyen, media massa, dan sebagainya.

Selalu identik dengan cokelat dan bunga mawar merah. Why???
Silakan baca/cari/download EMdigest vol V edisi lengkapnya..


Para kapitalis inilah yang selalu mencari celah agar segalanya bisa menjadi uang (money), sehingga dalam Sosiologi akan bisa ketemukan istilah ‘The Religion Industries’ atau Industri Keagamaan, yakni sebuah strategi agar ritual keagamaan atau keyakinan bisa diubah menjadi perayaan bisnis, seperti yang disosialisasikan oleh sejumah pemikir kiri yang tergabung dalam Institut Frankfurt.

Industrialisasi keagamaan ternyata tidak hanya berhenti di sisi bisnis, namun bagai pedang bermata ganda, di lain sisi juga merusak agama itu sendiri. Akibatnya, moral masyarakat berubah dari yang semula semata berdasarkan nilai-nilai ilahiah, kini telah bergeser menjadi nilai-nilai materialis. Dan parahnya, V-Day sedikit pun tidak memiliki nilai-nilai sakral kecuali pengrusakkan dan penghancuran dalam banyak hal, yang berlindung di balik kedok kasih sayang. Inilah Valentine’s Day. (rz)


Sumber : Majalah EraMuslim Digest (online) edisi koleksi V





Tidak ada komentar:

Posting Komentar