"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Selasa, 29 November 2011

Kebijakan Sang Khalifah



Kita semua tahu, memang Umar bin Khatab r.a tidak pernah menganggap remah sesuatu yang disepelekan orang lain, apalagi kalau hal remeh itu bersangkutan dengan hak bani adam atau hak orang lain, terlebih saat beliau menjabat sebagai khalifah atau Amirul Mukminin.

Seperti peristiwa yang dialaminya ketika ia naik kendaraan sewaan untuk menjenguk salah seorang sahabatnya yang menderita sakit. Karena tubuhnya tinggi besar, tatkala melewati jalan yang kiri-kanannya dipenuhi batang-batang pohon, sorbannya tersangkut di ranting tanpa sepengetahuannya.

Setelah agak jauh, seseorang menegurnya, “Wahai Amirul Mukminin, sorban engkau tersangkut di pohon sebelah belakang itu..

Maka, Umar segera menghentikan kendaraannya, lalu ia turun dan berjalan kaki menuju tempat tersebut. Setelah itu, ia buru-buru kembali menaiki kendaraan sewaannya.

Sais, orang yang menuntun kendaraan itu keheranan dan bertanya, “Mengapa Tuan tidak memerintahkan saya untuk memutar balik kendaraan ini ke sana agar Tuan tidak repot berjalan kaki..?”

Lantas Umar menjawab, “Sebab, unta yang kau tuntun ini kusewa hanya untuk perjalanan dari rumahku menuju rumah sahabatku yang seang sakit. Tidak ada perjanjian sebelumnya untuk berbalik lagi guna mengambil sorbanku yang menyangkut di pohon..

Sais itu terlongong. “Kalau tidak, bukankah sebagai khalifah, Tuan berhak menyuruh saya untuk mengambilkan sorban itu..?”

Umar menjawab, “Karena sorban itu milikku, dan bukan kepunyaan engkau. Mengapa mesti aku menyuruh engkau? Apakah kau kira jabatan khalifah mempunyai wewenang untuk memerintahkan orang lain mengerjakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan tugasku..?

Sais lantas terdiam tidak bisa membantah. Dalam hatinya, ia berjanji akan meniru kejujuran Khalifah Umar dalam semua perbuatan dan tingkah lakunya.

Demikianlah salah satu profil pemimpin umat sejati. Tingkah lakunya yang didasarkan pada iman nyatanya mampu menjadi contoh bagi masyarakat, siapapun dan dalam segi apapun juga. Bisa mengemban amanah, sekaligus mampu menjaga dan mempertanggungjawabkan-nya.

Semoga, secepatnya kita segera mendapatkan pemimpin yang memiliki atau setidaknya mendekati akhlak orang-orang mulia, yakni Rasululah beserta sahabat-sahabatnya. Amin ya Robbala alamin. Wallahu a'lam bi shawab.


Sumber : 30 Kisah Teladan (12), K.H. Abdurrahman Arroisi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar