Biasanya orang akan
menganggap bahwa fear (ketakutan) merupakan perasaan yang tidak menyenangkan sehingga
berusaha untuk menghindarinya. Orang yang mudah ketakutan, maka akan selalu menunjukkan sifat “takutnya” tersebut
ketika menghadapi situasi yang berbahaya sehingga ada kemungkinan berumur
pendek.
Meski seringkali
dinilai negatif, faktanya ketakutan juga memiliki dampak positif. Contoh sisi
positif dari ketakutan adalah mendorong binatang untuk melarikan diri dari
pemangsanya. Atau pada manusia bisa mendorong seseorang untuk lebih produktif. Orang modern, tidak
merasa takut pada singa atau harimau, melainkan takut pada nyamuk, radiasi
ultraviolet, polusi udara, gangguan transmisi seksual, kecelakaan kendaraan
atau gangguan-gangguan yang bersumber dari kehidupan modern.
Ketakutan
tingkat sedang terhadap bahaya yang sesungguhnya akan menciptakan pencegahan yang cerdas.
Bahkan kadang-kadang ketakutan tingkat sedang ini menimbulkan kesenangan
misalnya melihat film horror, menikmati
petualangan di taman bermain, menguji adrenalin, dan lain sebagainya.
Sedangkan ketakutan dalam tingkat (level) yang tinggi, juga terjadi pada seseorang saat
menghadapi sesuatu. Namun, ketakutan level ini terkadang justru menghindarkan
perilakunya dari rasa aman atau membuat pelakunya kehilangan kesempatan yang sesungguhnya
berguna (langka) gara-gara ketakutannya yang berlebihan tersebut.
Ada ketakutan yang seolah-olah
dibawa sejak lahir karena begitu melihat objek atau peristiwa tersebut
seorang bayi akan langsung merasa ketakutan, misalnya ketika melihat ular atau
mendengar suara keras. Namun, terdapat
juga ketakutan yang muncul sebagai hasil proses belajar, misalnya takut
pada pistol. Sebagian besar ketakutan bukan
bersumber dari objek atau benda yang dihadapi melainkan penilaian terhadap
situasi secara menyeluruh, misalnya ketakutan seseorang terhadap ular
tergantung dari jenis dan jarak dari posisinya.
Ketakutan berhubungan
dengan kesedihan (anxiety). Ketakutan muncul akibat
kekhawatiran akan terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan tetapi peristiwa
tersebut belum terjadi; sedang kesedihan (anxiety) muncul apabila
peristiwa tersebut benar-benar terjadi.
Ketakutan kadang-kadang overlap dengan anger (kemarahan). Keduanya
dihubungkan oleh Power (kekuatan): apabila merasa takut pada orang yang
berkuasa maka yang muncul adalah ketakutan; namun apabila ketakutan muncul dari
orang yang tidak memiliki kekuasaan maka yang muncul adalah anger (amarah). Laki-laki
lebih mudah marah karena merasa lebih memiliki power; sedangkan perempuan
lebih mudah takut dan sedih karena
kurang memiliki power.
Bagaimana cara mengukur
sesuatu yang tidak tampak, tetapi dianggap memiliki kecenderungan perilaku? Gray
(dalam Kalat, 2007) menyatakan bahwa respon terhadap ketakutan ada dua, yaitu:
1.) respon lari -misalnya terhadap
perkelahian atau penerbangan, dan
2.) aktivitasi sistem
neurobiologis yang sering disebut dengan
BIS (behavioral inhibition system) -yang berfungsi untuk menghambat
aktivitas.
Meskipun demikian,
respon BIS juga dapat menyiapkan tubuh untuk lari, dengan cara meningkatkan
detak jantung atau ketegangan otot.
Contoh: ketika berada di hutan, anda
ketemu seekor singa. Rencana A, anda akan berdiam diri dan berharap tidak
terdengar atau terlihat oleh singa tersebut. Jika singa tersebut tetap dapat
mengenali kehadiran anda, maka rencana B adalah melarikan diri. Fungsi BIS
adalah membuat anda terdiam sekaligus menyiapkan diri untuk melarikan diri dari
bahaya.
sumber : PPT materi perkemos Psi UMS_Emosi
Individu Shiota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar