Public
Relation atau kehumasan
merupakan hal penting dalam manajemen mentoring (alaqo). Dilihat dari artinya, sudah
tentu tugas PR berhubungan dengan public, orang lain, atau pihak lain di luar
organisasi, pihak sekolah misalnya. Hubungan yang baik dengan pihak sekolah
merupakan langkah awal yang menetukan. Seperti diketahui bersama, bahwa kesan
pertama yang yang begitu mendalam akan terus diingat sampai kapanpun. Seperti
saat kita masih kecil. Ingatan masa kecil akan tertanam sampai kita dewasa.
Ilmu sains mengenalnya sebagai imprinting.
Pertanyaannya, seberapa
penting memberikan kesan pertama yang baik dengan pihak sekolah? Jawabannya,
sangat penting!! Dengan kesan pertama yang baik, tentu hubungan dengan pihak
sekolah akan terus berlanjut. Bagi pengelola mentoring sekolah, tugas kehumasan
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.Mengawalinya dengan
menjalin silaturahim kepada guru agama. Akan lebih mudah bila Anda adalah
alumni sekolah tersebut. Mengapa guru agama dan bukan kepala sekolah? Boleh
jadi kepala sekolah kurang mengetahui kondisi di lapangan. Guru agama tentu
lebih sering terjun ke lapangan dan mengetahui betul kondisi siswa.
2.Membawa proposal yang
berisi program yang akan dijalankan. Akan lebih baik jika program yang dibawa
membawa nama yayasan, baik itu forum
alumni maupun LSM. Karena,
sekolah akan lebih merespon proposal dengan latar organisasi yang jelas, bukan
organisasi tanpa bentuk!
3.Jelaskan dengan bahasa
yang baik dan benar. Tidak semua orang dapat mencerna bahasa proposal (atau
tidak semua mau membacanya) sehingga peran kita dalam menyampaikannya sangatlah
dibutuhkan.
4.Minta guru agama untuk
membawa Anda ke forum sekolah, termasuk ke kepala sekolah. Dukungan akan lebih
kuat bila keberadaan kita selaku pengelola mentoring sekolah diketahui, atau
lebih bagus jika didukung oleh unsur sekolah lainnya, termasuk Kepala Sekolah.
5.Setelah proposal
diterima dan sampai pada tahap pelaksanaan, hubungan dengan pihak sekolah harus
tetap dijaga. Lakukan kunjungan secara berkala ke rumah guru agama dan menyempatkan
diri berbincang dengan guru atau kepala sekolah saat berada di sekolah.
6.Secara berkala melakukan
evaluasi dan melaporkannya kepada
kepala sekolah. Hal tersebut dapat menjaga kepercayaa yang telah diberikan.
Posisi yang sama-sama tahu dan setara dapat menghilangkan sifat kecurigaan.
7.Terakhir, jalin hubungan
yang erat dengan orangtua siswa.
Awas, terkadang ada orangtua yang menuding mentoring sebagai biang keladi atas
kelakuan buruk anaknya. Bisa jadi anaknya mengikuti pengajian lain, namun
orangtua mengira anaknya mengikuti mentoring di sekolah. Hubungan dengan
orangtua tidak sekedar mensosialisasikan mentoring, tapi dapat dikembangkan
menjadi semacam jembatan komunikasi antara problematika siswa dan orangtua. Hal
ini harus menjadi perhatian penting bagi pengelola mentoring di sekolah.
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya
kamu saling meminta, dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasimu” (QS. An-Nisa’, 4 : 1). Bagaimana kawan, sudah siapkah Anda mengelola
mentoring sekolah.?? (insyaAllah bersambung ^^)
sumber
buku : Muh.Ruswandi & Rama Adeyasa_Manajemen Mentoring_2006_Bandung
: Syamil Teens
Tidak ada komentar:
Posting Komentar