Seperti telah dibahas
sebelumnya, public relation atau humas sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan manajemen mentoring di sekolah ( baca : Public Relation part 1 ). Apakah semua hal yang dilakukan
oleh humas akan berjalan dengan lancar? Jika begitu, maka kita patut sekali bersyukur.
Jika tidak, lantas bagaimana solusinya? Nah, beberapa permasalahan yang biasa terjadi
antara pengelola mentoring dengan pihak sekolah adalah sebagai berikut :
1.
Proposal yang diajukan ditolak. Wow!! Cobaan yang cukup berat. Bila hal ini
terjadi, harus segera dicari tahu penyebabnya. Bisa jadi karena program yang
diajukan tidak realistis, atau pihak sekolah pernah memiliki pengalaman buruk
dengan kegiatan mentoring keislaman. Sebisa mungkis dijelaskan dengan cara yang
baik. Bila tidak berhasil juga, mungkin belum saatnya masuk ke sekolah
tersebut. Masih ada sekolah lain, bukan?
2.
Hubungan dengan sekolah mengalami badai di tengah jalan, misalnya pergantian
pengurus. Pengurus baru (yang memang benar-benar baru) merasa agak canggung
dalam membina hubungan dengan pihak sekolah. Hal tersebut dapat disiasati
dengan mentransfer ilmu pengurus lama ke pengurus baru, atau pengurus lama dan
pengurus baru bersilaturahim ke pihak sekolah. Cara yang mudah dan
menyenangkan.
3.
Tidak ada sistem pelaporan berkala ke pihak sekolah. Pihak sekolah akan
bertanya-tanya, apa yang diberikan pengelola mentoring kepada anak-anak muridnya?
Bagaimana perkembangannya? Jangan-jangan diajari yang tidak-tidak! Ya, untuk
mengatasinya, pengelola dapat membuat system pelaporan yang tertata rapid an
mudah dipahami. Laporan tersebut dapat diberikan satu semester sekali, atau
kalau perlu sebulan sekali. Tidak harus formal, tapi selalu ada.
Mewujudkan hal-hal di
atas tentu tidak dapat dilakukan sendiri. Akan lebih baik bila ada tim khusus
yang bertugas mengangani masalah kehumasan dengan pihak sekolah. Tim tersebut
menjadi juru bicara atau menjadi pihak yang paling dekat/dikenal oleh pihak
sekolah. Menjadi penghubung pengelola
mentoring dengan sekolah. Hal yang wajar, karena akan sangat sulit jika
melibatkan seluruh pengelola mentoring untuk terus hadir dan berinteraksi
dengan pihak sekolah.
Mengelola mentoring pun
dapat menyenangkan bila melibatkan LSM untuk mengadakan acara-acara tertentu,
misalnya, outing (outbond) yang mungkin tidak dapat kita kelola sendiri. Acara
yang bervariasi tentu akan membuat pelaksanaan mentoring menjadi lebih
menyenangkan. Tentunya dengan syarat pihak sekolah mengetahui dan menyetujui
acara tersebut.
Sebagai penutup, yang
terpenting adalah membuat diri kita selalu terlihat oleh pihak sekolah, plus
selalu transparan dalam berbagai kegiatan termasuk dalam hal keuangan. Usahakan
untuk selalu menjalin hubungan dengan sekolah, baik secara formal maupun
informal. Demikian penjelasan singkat mengenai public relation dalam manajemen
mentoring sekolah yang bisa kami sampaikan, & selamat bekerja para pejuang
mentoring sekolah..!!
sumber
buku : Muh.Ruswandi & Rama Adeyasa_Manajemen Mentoring_2006_Bandung
: Syamil Teens (dengan sedikit tambahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar