Kekerasan
kata-kata (Verbal abuse) adalah semua bentuk tindakan ucapan yang
mempunyai sifat menghina, membentak, memaki, memarahi dan menakuti dengan
mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Kekerasan kata-kata (Verbal abuse)
adalah seperti memanggil nama dengan nama hewan, mengatai “bodoh”, mencaci
maki, atau marah-marah. Kekerasan kata-kata (verbal abuse) dalam hal ini
merupakan pola perilaku nilai-nilai baru remaja dimana ciri-ciri perilaku yang
menonjol pada usia remaja terlihat pada perilaku sosialnya. (Fitria, 2010)
Prabowo dan Riyanti (1998) mendefinisikan agresif sebagai tingkah
laku kekerasan secara fisik ataupun verbal terhadap individu lain atau terhadap
objek–objek. Murray (dalam Nurmaliah,
1995) mengelompokkan bentuk-bentuk perilaku agresif menjadi tiga yaitu :
a. Bentuk
emosional verbal
b. Bentuk
fisik bersifat sosial
c. Bentuk fisik bersifat anti sosial (fisik asosial)
Soetjiningsih
(2004), aksi –aksi kekerasan dapat terjadi dimana saja, seperti di jalan –
jalan, sekolah, bahkan dikomplek – komplek perumahan. Aksi tersebut dapat
berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul,
meninju). Pada saat ini remaja mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan
tingkah laku, kenakalan remaja dan terjadinya kekerasan baik sebagai korban maupun
sebagai pelaku dan tindak kekerasan (Rina, 2011)
Adapun wacana kekerasan yang mereka kenal menyangkut
kekerasan melalui bahasa (berupa kata, ucapan, atau komentar bernada umpatan,
cacian, atau makian), yang sering digunakan dalam pergaulan dengan teman di
sekolah. Pelajar cukup akrab dengan kata-kata yang bermakna kekerasan dalam
interaksi sosial dengan temannya. Menurut mereka, kata-kata tersebut merupakan
lambang atau simbol keakraban di antara mereka, buktinya teman tidak
tersinggung dengan kata-kata yang bernada kekerasan tersebut. Sikap tersebut
seolah menunjukkan bahwa empati kurang menonjol dalam pergaulan mereka dan
dapat menjadi pemicu terjadinya tindak kekerasan yang lain, yaitu perkelahian
pelajar.
Menurut Bateson (Sumjati, 2001:68), kata-kata itu
bertuah dan ia memiliki kekuasaan dan kekuatan yang dapat digunakan untuk
melakukan kekerasan yang mungkin membawa akibat yang menyakitkan atau
menimbulkan derita. Namun, di sisi lain ada kata-kata tabu bahasa berupa
umpatan yang justru digunakan sebagai semacam “sapaan” untuk menunjukkan
keakraban di antara kawan.
Dalam percakapan, orang dapat menggunakan bahasa
untuk berbagai keperluan fungsional. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh
yang ada hubungannya dengan penggunaan bahasa yang bisa dipandang menunjukkan
kekerasan (Djawanai dalam Sumjati, 2001:62-63) :
1. Menyuruh atau memerintah
2. Mengejek dengan perbandingan
(metafora) atau mengacu kecacatan’
3. Mengancam
4. Menggeserkan tanggung jawab
5. Menunjukkan ketidakpedulian,
dll
Kata-kata
bernada kekerasan tersebut lebih banyak mereka gunakan dalam berinteraksi
dengan teman-temannya, dibandingkan dengan kalangan yang lain. Sementara itu,
kata-kata bernada kekerasan lebih banyak digunakan dalam pergaulan di
lingkungan sekolah dan masyarakat. Bahkan ada beberapa siswa yang mengaku bahwa
penggunaan bahasa bernada kekerasan tersebut bukan untuk mengejek, namun hanya
bercanda (just kidding) dan sebagai simbol keakraban dalam pergaulan
mereka. Buktinya, teman tidak merasa tersinggung dengan perkataan ataupun
perlakuan tersebut. (Ariefa, 2006)
Daftar
Pustaka
Arsih,
Farida Y. 2010. Studi Fenomenologis :
Pengalaman Kekerasan Kata-Kata (Verbal Abuse) pada Remaja. Artikel Skripsi
Riset Keperawatan Juni 2010. Semarang: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
Efianingrum,
Ariefa. 2006. Wacana Kekerasan dalam
Interaksi Remaja Kasus Perkelahian Pelajar di Yogyakarta. FSP FIP
Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal
Humaniora 2006
Rina. 2011. Faktor- Faktor yang
Melatarbelakangi Perilaku Agresif pada Remaja Kelas II,III di SMP Pahlawan Toha
Bandung. Prima Nusantara. Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli
2011
Sebagai tambahan informasi bisa baca di link berikut ini : http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3506/1/JURNAL_1.pdf
BalasHapus