"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 14 Mei 2012

"Verbal Abuse" pada Remaja


Kekerasan kata-kata (Verbal abuse) adalah semua bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki, memarahi dan menakuti dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Kekerasan kata-kata (Verbal abuse) adalah seperti memanggil nama dengan nama hewan, mengatai “bodoh”, mencaci maki, atau marah-marah. Kekerasan kata-kata (verbal abuse) dalam hal ini merupakan pola perilaku nilai-nilai baru remaja dimana ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia remaja terlihat pada perilaku sosialnya. (Fitria, 2010)

Prabowo dan Riyanti (1998) mendefinisikan agresif sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun verbal terhadap individu lain atau terhadap objek–objek. Murray (dalam Nurmaliah, 1995) mengelompokkan bentuk-bentuk perilaku agresif menjadi tiga yaitu :
a. Bentuk emosional verbal
b. Bentuk fisik bersifat sosial
c. Bentuk fisik bersifat anti sosial (fisik asosial)

Soetjiningsih (2004), aksi –aksi kekerasan dapat terjadi dimana saja, seperti di jalan – jalan, sekolah, bahkan dikomplek – komplek perumahan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju). Pada saat ini remaja mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan tingkah laku, kenakalan remaja dan terjadinya kekerasan baik sebagai korban maupun sebagai pelaku dan tindak kekerasan (Rina, 2011)

Adapun wacana kekerasan yang mereka kenal menyangkut kekerasan melalui bahasa (berupa kata, ucapan, atau komentar bernada umpatan, cacian, atau makian), yang sering digunakan dalam pergaulan dengan teman di sekolah. Pelajar cukup akrab dengan kata-kata yang bermakna kekerasan dalam interaksi sosial dengan temannya. Menurut mereka, kata-kata tersebut merupakan lambang atau simbol keakraban di antara mereka, buktinya teman tidak tersinggung dengan kata-kata yang bernada kekerasan tersebut. Sikap tersebut seolah menunjukkan bahwa empati kurang menonjol dalam pergaulan mereka dan dapat menjadi pemicu terjadinya tindak kekerasan yang lain, yaitu perkelahian pelajar.

Menurut Bateson (Sumjati, 2001:68), kata-kata itu bertuah dan ia memiliki kekuasaan dan kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan kekerasan yang mungkin membawa akibat yang menyakitkan atau menimbulkan derita. Namun, di sisi lain ada kata-kata tabu bahasa berupa umpatan yang justru digunakan sebagai semacam “sapaan” untuk menunjukkan keakraban di antara kawan.

Dalam percakapan, orang dapat menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan fungsional. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh yang ada hubungannya dengan penggunaan bahasa yang bisa dipandang menunjukkan kekerasan (Djawanai dalam Sumjati, 2001:62-63) :
1. Menyuruh atau memerintah
2. Mengejek dengan perbandingan (metafora) atau mengacu kecacatan’
3. Mengancam 
4. Menggeserkan tanggung jawab
5. Menunjukkan ketidakpedulian, dll

Kata-kata bernada kekerasan tersebut lebih banyak mereka gunakan dalam berinteraksi dengan teman-temannya, dibandingkan dengan kalangan yang lain. Sementara itu, kata-kata bernada kekerasan lebih banyak digunakan dalam pergaulan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Bahkan ada beberapa siswa yang mengaku bahwa penggunaan bahasa bernada kekerasan tersebut bukan untuk mengejek, namun hanya bercanda (just kidding) dan sebagai simbol keakraban dalam pergaulan mereka. Buktinya, teman tidak merasa tersinggung dengan perkataan ataupun perlakuan tersebut. (Ariefa, 2006)


Daftar Pustaka
Arsih, Farida Y. 2010. Studi Fenomenologis : Pengalaman Kekerasan Kata-Kata (Verbal Abuse) pada Remaja. Artikel Skripsi Riset Keperawatan Juni 2010. Semarang: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Efianingrum, Ariefa. 2006. Wacana Kekerasan dalam Interaksi Remaja Kasus Perkelahian Pelajar di Yogyakarta. FSP FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Humaniora 2006
Rina. 2011. Faktor- Faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Agresif pada Remaja Kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung. Prima Nusantara. Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011



1 komentar:

  1. Sebagai tambahan informasi bisa baca di link berikut ini : http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3506/1/JURNAL_1.pdf

    BalasHapus