Identitas
Subjek
Nama : AU
Usia : 22 tahun
Jenis
Kelamin : Laki-laki
1.
Tujuan
Untuk mengetahui perbandingan hantaran suara dari
tulang dan udara pada telinga kanan dan kiri.
2.
Dasar Teori
Smeltzer (dalam Arif Muttaqin, 2010) menyatakan uji
Rinne, gagang garpu tala yang bergetar ditempatkan di belakang aurikula pada
tulang mastoideus (konduksi tulang) sampai pasien tak mampu lagi mendengar
suara. Prosesus Mastoideus adalah
bagian tulang temporalis yang terletak di belakang telinga (Evelyn Pearce, 1972
: 327).
Kemudian garpu tala dipindahkan pada jarak 1 inci
dari meatus kanalis auditorius eksternus (konduksi udara). Pada keadaan normal,
pasien dapat terus mendengar suara, hal ini menunjukkan bahwa konduksi udara
berlangsung lebih lama dari konduksi tulang. Pada kehilangan pendengaran
konduktif, konduksi tulang akan melebihi konduksi udara, begitu konduksi tulang
melalui tulang temporal telah menghilang, pasien sudah tak mampu lagi mendengar
garpu tala melalui mekanisme konduktif yang biasa. Sebaliknya, kehilangan pendengaran
sensorineural memungkinkan suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari
tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor yang buruk dan segala suara
diterima sangat jauh dan lemah. (Arif Muttaqin, 2010 : 120).
|
Rinne
|
Metode
|
Pangkal
garpu tala yang bergetar diletakkan di prosesus mastoideus sampai subjek
tidak lagi mendengarnya, lalu garpu tala tersebut diletakkan di dekat
telinganya
|
Normal
|
Mendengar
getaran di udara setelah hantaran tulang selesai
|
Tuli
Hantaran
(satu
telinga)
|
Getaran
di udara tidak terdengar setelah hantaran tulang selesai
|
Tuli
Saraf
(satu
telinga)
|
Getaran
terdengar di udara setelah hantaran tulang selesai, selama tuli sarafnya
bersifat sebagian
|
Tabel 9-1. Uji-uji garpu tala yang sering dugunakan
untuk membedakan antara tuli sarafi dan tuli hantaran (William F. Ganong, 2001
: 176).
Dengan
pemindahan garputala itu, maka ada dua kemungkinan yang bisa diperoleh : 1. subjek
akan mendengar garputala lagi, disebut Tes
Rinne Positif dan 2. subjek tidak mendengar suara garputala lagi, disebut Tes Rinne Negatif. Interpretasinya, normal apabila tes rinne positif, dan
mengalami tuli konduksi apabila tes
rinne negatif / getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama. (http://doctorology.net,
21/04/12,
19.33 WIB).
3.
Prosedur
§ Alat
dan Bahan
a.
Garputala 426,6 Hz no 25
b.
Kertas HVS / lembar kerja
c.
Alat tulis (pensil dan bolpoint)
d.
Inform Consent
§ Langkah
Kerja
Tester terlebih dahulu memegang garputala 426,6 Hz
dengan benar, yaitu dengan cara memegang erat ujung pada garputala. Kemudian,
tester memukulkan garputala pada bantalan (busa) kursi sehingga garputala
bergetar. Setelah garputala dipukulkan, tester langsung menempelkan ujung garputala
pada tulang di belakang telinga testee. Tester kemudin menginstruksikan kepada
testee agar segera member isyarat apabila getaran di garputala sudah tidak
terdengar.
Tester melepaskan garputala apabila testee merasa sudah
tidak mendengar getaran dari garputala tersebut dan langsung mendekatkan bagian
bercabang garputala dengan jarak ± 2,5 cm di dekat lubang telinga testee untuk
mengetahui apakah testee masih mendengar getaran pada garputala ataukah tidak. Jika
sudah diketahui, tester kemudian mencatat hasilnya pada lembar kerja. Percobaan
ini dilakukan dua kali, yaitu pada telinga kanan terlebih dahulu hingga pencatatan
hasil, kemudian pada telinga kiri dengan prosedur yang sama hingga pencatatan
hasil kembali pada lembar kerja.
4.
Hasil
Telinga
|
Kanan
|
Kiri
|
Tulang
|
+
|
+
|
Udara
|
+
|
+
|
Keterangan
|
Rinne +
|
Rinne +
|
Keterangan
:
+ : mendengar
-
: tidak mendengar
5.
Analis
Hasil menunjukkan bahwa testee mendengar kembali
getaran garpu tala di kedua telinganya sehingga kedua telinga (kanan dan kiri)
testee mengalami Rinne +. Maka, sesuai
teori dari Smeltzer (dalam Arif Muttaqin, 2010), testee dalam kondisi normal karena konduksi udara lebih lama
dari konduksi tulang, tidak mengalami kelainan konduktif maupun sensorineural.
Juga
sesuai dengan teori yang dikutip dari http://doctorology.net
(21/04/12,
19.33 WIB), bahwa testee
yang mendengar garputala lagi, disebut Tes
Rinne Positif dan interpretasinya adalah, normal apabila tes rinne positif. Dalam tabel 9-1 Tes Rinne,
William F. Ganong (2001 : 176) juga disebutkan bahwa pendengaran
subjek dikatakan normal apabila
subjek mendengar getaran di udara setelah hantaran tulang selesai.
6.
Kesimpulan
Hasil tes Rinne pada telinga kanan dan kiri positif,
artinya testee memiliki pendengaran yang normal pada telinga kanan dan kiri.
Hal ini ditandai dengan getaran garpu tala di udara yang masih terdengar
setelah getaran dari tulang sudah tidak terdengar.
sumber : Laporan Praktikum 2 Psikologi Faal_ UMS_ Fk.Psikologi_ Muh Reza Putra_ F100104016_ 26 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar