"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 28 Mei 2012

Praktikum Psikologi Faal : Tes Rinne


 

          Identitas Subjek
             Nama               : AU
             Usia                 : 22 tahun
             Jenis Kelamin   : Laki-laki

1.      Tujuan
Untuk mengetahui perbandingan hantaran suara dari tulang dan udara pada telinga kanan dan kiri.

2.      Dasar Teori
Smeltzer (dalam Arif Muttaqin, 2010) menyatakan uji Rinne, gagang garpu tala yang bergetar ditempatkan di belakang aurikula pada tulang mastoideus (konduksi tulang) sampai pasien tak mampu lagi mendengar suara. Prosesus Mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang terletak di belakang telinga (Evelyn Pearce, 1972 : 327).
Kemudian garpu tala dipindahkan pada jarak 1 inci dari meatus kanalis auditorius eksternus (konduksi udara). Pada keadaan normal, pasien dapat terus mendengar suara, hal ini menunjukkan bahwa konduksi udara berlangsung lebih lama dari konduksi tulang. Pada kehilangan pendengaran konduktif, konduksi tulang akan melebihi konduksi udara, begitu konduksi tulang melalui tulang temporal telah menghilang, pasien sudah tak mampu lagi mendengar garpu tala melalui mekanisme konduktif yang biasa. Sebaliknya, kehilangan pendengaran sensorineural memungkinkan suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor yang buruk dan segala suara diterima sangat jauh dan lemah. (Arif Muttaqin, 2010 : 120).



Rinne
Metode
Pangkal garpu tala yang bergetar diletakkan di prosesus mastoideus sampai subjek tidak lagi mendengarnya, lalu garpu tala tersebut diletakkan di dekat telinganya
Normal
Mendengar getaran di udara setelah hantaran tulang selesai
Tuli Hantaran
(satu telinga)
Getaran di udara tidak terdengar setelah hantaran tulang selesai
Tuli Saraf
(satu telinga)
Getaran terdengar di udara setelah hantaran tulang selesai, selama tuli sarafnya bersifat sebagian

Tabel  9-1. Uji-uji garpu tala yang sering dugunakan untuk membedakan antara tuli sarafi dan tuli hantaran (William F. Ganong, 2001 : 176).

Dengan pemindahan garputala itu, maka ada dua kemungkinan yang bisa diperoleh : 1. subjek akan mendengar garputala lagi, disebut Tes Rinne Positif dan 2. subjek tidak mendengar suara garputala lagi, disebut Tes Rinne Negatif. Interpretasinya, normal apabila tes rinne positif, dan mengalami tuli konduksi apabila tes rinne negatif / getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama.  (http://doctorology.net, 21/04/12, 19.33 WIB).

3.      Prosedur
§  Alat dan Bahan
a.    Garputala 426,6 Hz no 25
b.   Kertas HVS / lembar kerja
c.    Alat tulis (pensil dan bolpoint)
d.   Inform Consent

§  Langkah Kerja
Tester terlebih dahulu memegang garputala 426,6 Hz dengan benar, yaitu dengan cara memegang erat ujung pada garputala. Kemudian, tester memukulkan garputala pada bantalan (busa) kursi sehingga garputala bergetar. Setelah garputala dipukulkan, tester langsung menempelkan ujung garputala pada tulang di belakang telinga testee. Tester kemudin menginstruksikan kepada testee agar segera member isyarat apabila getaran di garputala sudah tidak terdengar. 


Tester melepaskan garputala apabila testee merasa sudah tidak mendengar getaran dari garputala tersebut dan langsung mendekatkan bagian bercabang garputala dengan jarak ± 2,5 cm di dekat lubang telinga testee untuk mengetahui apakah testee masih mendengar getaran pada garputala ataukah tidak. Jika sudah diketahui, tester kemudian mencatat hasilnya pada lembar kerja. Percobaan ini dilakukan dua kali, yaitu pada telinga kanan terlebih dahulu hingga pencatatan hasil, kemudian pada telinga kiri dengan prosedur yang sama hingga pencatatan hasil kembali pada lembar kerja.

4.      Hasil
Telinga
Kanan
Kiri
Tulang
+
+
Udara
+
+
Keterangan
Rinne +
Rinne +

Keterangan :
+    : mendengar
-          : tidak mendengar


5.      Analis
Hasil menunjukkan bahwa testee mendengar kembali getaran garpu tala di kedua telinganya sehingga kedua telinga (kanan dan kiri) testee mengalami Rinne +. Maka, sesuai  teori dari Smeltzer (dalam Arif Muttaqin, 2010), testee dalam kondisi normal karena konduksi udara lebih lama dari konduksi tulang, tidak mengalami kelainan konduktif maupun sensorineural.
Juga sesuai dengan teori yang dikutip dari http://doctorology.net (21/04/12, 19.33 WIB), bahwa testee yang mendengar garputala lagi, disebut Tes Rinne Positif dan interpretasinya adalah, normal apabila tes rinne positif. Dalam tabel 9-1 Tes Rinne, William F. Ganong (2001 : 176) juga disebutkan bahwa pendengaran subjek dikatakan normal apabila subjek mendengar getaran di udara setelah hantaran tulang selesai.

6.      Kesimpulan
Hasil tes Rinne pada telinga kanan dan kiri positif, artinya testee memiliki pendengaran yang normal pada telinga kanan dan kiri. Hal ini ditandai dengan getaran garpu tala di udara yang masih terdengar setelah getaran dari tulang sudah tidak terdengar.


sumber : Laporan Praktikum 2 Psikologi Faal_ UMS_ Fk.Psikologi_ Muh Reza Putra_ F100104016_ 26 April 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar