"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 14 Januari 2013

Catatan Ichiyo (Perempuan Miskin di Lembar Uang Jepang)




“Teruslah bermimpi,
tapi hanya bermimpi ya, Kuni chan..
paling tidak, itulah yang dapat kita lakukan terus menerus,
karena mimpi itu gratis!” (Ichiyo Higuchi)



Mungkin anda heran setelah membaca judul dan kata-kata mutiara di atas, bagaimana hubungan antara perempuan miskin, uang, dan mimpi. Tapi itulah kenyataanya, kisah Ichiyo Higuchi, seorang perempuan yang miskin papa, yang bermimpi terlalu besar. Namun Ichiyo sadar, bahwa mimpinya harus ia barengi dengan tekad dan semangat yang lebih besar. Semua usahanya itu sungguh tak sia-sia, karena kini, bisa kita saksikan tekad dan semangat itu tergambar jelas di uang 5000 yen Jepang. Cuplikan buku Catatan Ichiyo rangkaian Rei Kimura berikut ini, semoga bisa menginspirasi anda semua..

*
Ichiyo Higchi adalah gadis Jepang biasa. Ia lahir pada tahun 1872 dengan nama Natsuko Higuchi, sebelum akhirnya mengambil keputusan besar untuk mengganti namanya menjadi Ichiyo Higuchi. Ia menjalani hari-hari yang sulit dan melelahkan. Berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain karena kondisi keluarga yang miskin.

Sepeninggal ayahnya, yang paling berpengaruh bagi bakat sastranya, Ichiyo menjadi anak yang paling bertanggung jawab untuk menjaga keluarganya, terutama Fumiya sang ibu, dan Kuniko, adiknya. Pekerjaan apa pun ia lakukan demi semangkuk nasi, sup miso, dan acar bagi keluarganya. Mulai dari menulis cerpen dan novel, berdagang, hingga pekerjaan seperti mencuci dan menjahitkan kimono orang lain.

Perjalanan hidupnya mengarahkan Ichiyo menjadi penulis. Menjadi penulis perempuan pada zaman Meiji adalah hal yang hampir mustahil, namun tekad dan semangat Ichiyo akhirnya membawanya menjadi salah satu penulis yang peling diperhitungkan di Jepang. Sayang, kesehatan yang terus memburuk akibat penyakit tuberculosis yang  menggerogoti Ichiyo mengantarnya pada ajal di usia belia, di saat semua mata tertuju pada diri dan karyanya, di saat karir menulisnya meroket setinggi langit, di saat usianya baru menginjak 24 tahun.

Kematian ichiyo meninggalkan duka mendalam bagi komunitas bungakkai, ia seakan-akan muncul entah dari mana untuk mengguncang komunitas sastra Jepang di jaman Meiji dengan koleksi novelnya yang merupakan perkawinan mengagumkan antara kisah fiksi dengan kehidupan, perasaan, hati, jiwa orang-orang yang sungguh nyata, dari jalan-jalan dan gang-gang kawasan hiburan hingga kemewahan dan kepura-puraan di masyarakat kalangan atas,


Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Ichiyo harus berkutat dengan kondisi kesehatan yang buruk, kemiskinan, dan semua itu adalah bukti sebuah keberanian dan tekad yang besar, bagaimana seorang wanita kurus dan berwajah seperti burung yang terhimpit oleh keadaan, masih memiliki energi yang besar untuk menghasilkan ribuan sajak dan cerpen yang tak terhitung jumlahnya, serta novel.

Ichiyo Hoguchi masih terus memesona semua orang lama setelah ia meninggal dunia. Sajak dan novel-novelnya dibaca dan dihormati beratus-ratus tahun kemudian, dan wajahnya sekarang diabadikan dalam mata uang kertas resmi 5000 yen Jepang, sebuah penghormatan yang tak pernah diperoleh wanita Jepang mana pun.

Sesoerang mungkin saja mendengar prediksi aneh adik Ichiyo, Kuniko, yang diucapkan dengan maksud bercanda, suatu siang yang cerah 300 tahun lalu, “Kau akan menjadi terkenal, mungkin wajahmu akan muncul dalam uang kertas Jepang suatu hari nanti, Ichiyo, dan kita tak akan miskin lagi!

Tawa Ichiyo menanggapi pernyataan muluk itu menggema, keras dan jelas saat ia menjawab, “Teruslah bermimpi, tapi hanya bermimpi ya, Kuni chan. Paling tidak itulah yang dapat kita lakukan terus menerus, karena mimpi itu gratis!

Sangtalah ironis bahwa dalam hidupnya, Ichiyo Higuchi sangat miskin dan tak pernah memiliki cukup uang bahkan untuk makan dengan layak sekali pun,, menyebabkan kematian yang dini karena kekurangan gizi dan tuberkulosis. Namun dalam kematian, wajahnya melanglang buana, jauh keluar dari tempat persemayamannya untuk diabadikan di dalam benda yang telah menyusahkannya sepanjang hidup, uang!!

Sekarang ia ada di mana-mana, menatap tenang kepada dunia yang membentang luas yang kini ia jelajahi dalam uang kertas 5000 yen Jepang sebagai penghormatan baginya. Ichiyo Higuchi menjadi kaya pada akhirnya, di luar mimpi terliarnya sekalipun!

"ketika kita mampu & mau, tatkala kita menjaga bara tekad & semangat, 
maka hasil yang luar biasa diluar dugaan, pasti kan segera kita genggam. InsyAllah.."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar