Lembaga penelitian gangguan jiwa
Di sebuah taman kota, Supri dan
Ningsih seang duduk di kursi sambil bermesraan,
“Aku kangeeen... banget ama kamu ,
Ning. Udah dua bulan terakhir aku sibuk banget ama kerjaanku,” Supri
mengungkapkan uneg-uneg di hatinya kepada Ningsih
“Eh, iya emang kerjaan kamu
sebenarnya di mana sih?” tanya Ningsih penasaran.
“Di Lembaga Penelitian Gangguan
Jiwa, sayang,” kata Supri
“Waw, lalu apa kerjaannya di sana?”, tanya Ningsih
“Gak ngapa-ngapain kok,” jawab Supri
santai
“Lho? Kok gitu?” Ningsih heran
“Iya, aku emang gak ngapa-ngapain.
Mereka yang melakukan penelitian pada diriku.” kata Supri dengan bangganya.
Buktikan Tarif Gak Murahnya
Sebuah obrolan kecil antara Supri dan Psikolog terjadi di ruang
periksa.
Supri : “Apakah benar bahwa Anda adalah Psikolog paling hebat di kota
ini?”
Psikolog : “Ya, Anda benar.”
Supri : “Berapa tarif yang harus saya bayar kepada Anda?”
Psikolog : “Lima ratus ribu rupiah untuk tiga kali pertanyaan. Oke,
apa pertanyaan ketiga Anda?”
Supri : (pingsan)
Nelen Kambing
Supri yakin bahwa dirinya telah
menelan seekor kambing hidup. Psikiaternya sudah mencoba meyakinkan Supri kalau
itu tak mungkin terjadi.
Tapi, Supri tetap bersikeras bahwa
dia telah menelan seekor kambing. Untung psikiaternya mendapat akal untuk
menyembuhkan Supri. Ia pura-pura melakukan operasi, dan membius Supri hingga
pingsan. Saat Supri siuman, Psikiater itu meletakkan seekor kambing di
sampingnya.
“Pak Supri, saya sudah sukses
mengeluarkan kambing yang Anda telan kemarin. Ini kambingnya,” kata Psikiater
dengan wajah puas.
“Tapi, Dok, itu bukan kambing yang
saya telan kemarin!! Kambing yang saya telan kemarin warnanya hitam. Lah,
kambing yang berhasil Anda keluarkan ini warnanya putih..!!” protes Supri.
Sang Psikiater pun frustasi....
Supri lagi kena masalah di jalan. Saat sedang menyetir di depan sebuah rumah sakit jiwa, ban mobilnya mendadak kempes. Ia lalu mencoba mengganti ban kempes itu dengan ban baru.
Saat mau memasang ban baru, keempat skrup yang digunakan sebagai pengunci roda tak sengaja terjatuh ke dalam got. Wah, bagaimana bisa memasang roda bila tak ada skrup. Supri sangat cemas dan kebingungan. Tapi untungnya ada seorang pasien RSJ yang memberikan ide kepada Supri.
"Hey, ambillah masing-masing satu sekrup dari tiap roda di mobilmu untuk memasang roda, lalu kemudian pelan-pelan jalanlah sampai tiba di bengkel terdekat untuk beli skrup baru."
Supri keheranan dengan petunjuk. "Wah Anda pintar! Tapi, kenapa Anda bisa dirawat di rumah sakit ini?"
Dengan santai pasien itu menjawab, "Saya dirawat di sini karena gila, bukan karena bego kayak kamu."
Supri pun terdiam dengan sukses....
Pagi itu, Bambang, satpam suatu R.S.J sedang berkeliling ke bangsal-bangsal. Saat itu ia melihat Supri, salah satu pasien di sana sedang duduk sambil memegang pancing dengan kail yang tercelup di baskom kecil di depannya. Bambang mencoba menyapa dan mengajak Supri ngobrol.
"Udah dapet ikan berapa ekor, Pri?"
Dengan malas, Supri menjawab, "Hmm... berapa ekor ikan katamu? Dari sebuah panci?? Kau pasti sudah gila..!!!"
Bambang hanya bisa terdiam dengan kelu...
Hanya Gila, bukan Bego
Supri lagi kena masalah di jalan. Saat sedang menyetir di depan sebuah rumah sakit jiwa, ban mobilnya mendadak kempes. Ia lalu mencoba mengganti ban kempes itu dengan ban baru.
Saat mau memasang ban baru, keempat skrup yang digunakan sebagai pengunci roda tak sengaja terjatuh ke dalam got. Wah, bagaimana bisa memasang roda bila tak ada skrup. Supri sangat cemas dan kebingungan. Tapi untungnya ada seorang pasien RSJ yang memberikan ide kepada Supri.
"Hey, ambillah masing-masing satu sekrup dari tiap roda di mobilmu untuk memasang roda, lalu kemudian pelan-pelan jalanlah sampai tiba di bengkel terdekat untuk beli skrup baru."
Supri keheranan dengan petunjuk. "Wah Anda pintar! Tapi, kenapa Anda bisa dirawat di rumah sakit ini?"
Dengan santai pasien itu menjawab, "Saya dirawat di sini karena gila, bukan karena bego kayak kamu."
Supri pun terdiam dengan sukses....
Ikan Dalam Baskom
Pagi itu, Bambang, satpam suatu R.S.J sedang berkeliling ke bangsal-bangsal. Saat itu ia melihat Supri, salah satu pasien di sana sedang duduk sambil memegang pancing dengan kail yang tercelup di baskom kecil di depannya. Bambang mencoba menyapa dan mengajak Supri ngobrol.
"Udah dapet ikan berapa ekor, Pri?"
Dengan malas, Supri menjawab, "Hmm... berapa ekor ikan katamu? Dari sebuah panci?? Kau pasti sudah gila..!!!"
Bambang hanya bisa terdiam dengan kelu...
sumber : Kualat Gado-Gado (gagal dokter gara-gara dodol), Alis Susanto (nama-nama di atas hanya fiktif belaka, jangan dianggep guyon lho ya (lha..!!?), hehe..)
MAKASIH ATAS CERITANYA
BalasHapus