Tik..tik..tik.. bunyi hujan saat
pit-pitan..
Airnya turun, nggak kira-kira..
Cobalah tengok, kanan dan kiri.. (lha
iki sing udan-udan ok q thok..!!?)
Jaket (sepeda, baju, celana, topi) dan HP, basah semua..
Assalamu’laikum.. 22/02/12 Ya, itulah tadi beberapa bait lagu yang tak sengaja tercipta setelah kejadian tentang hujan yang naas tapi menyenangkan (lho..!!?) menimpa saya hari
ini. So, bagimanakah kisahnya? Mari
kita ke TKP.
Masih ingat
dengan hujan deras kemarin? Sedikit flash back, ba’da isyak pas pulang bareng
mas Toni, kita sempatkan memandang langit sejenak. Mas toni sempet bilang, “Wah
langit e mendung”. Saya jawab, “iya I mas, ning langit e malah ketok resik (dlm adegan ini saya
tak berpikir panjang tentang tafsir ‘resik’ yg sebenarnya, apakah maksudnya
tanpa noda membandel, apakah bersih putih seperti baru lagi, ataukah bersih
sempurna)” Dan beliau bilang lagi, “Kayake bakal udan deres. Ya semoga hujane
berkah saja, tidak malah banjir”. ”Amin..!!”, jawab saya.
Dan perbincangan
sederhana tadi akhirnya terjadi juga. Sekitar jam 9 malem hujan deras mulai
turun membasahi bumi, sampai sekitar jam 3-an hujan masih saja ada meski cuma
rintik-rintik. Berhenti mungkin sekitar jam 4-an menjelang subuh. Ba’da subuh sebelum
pulang dari masjid pun saya sempet
bincang dengan mas Ribut tentang ni ujan yang mungkin berujung banjir. Dan, setelah
perbincangan itulah cerita sya dimulai. This is it.
Yups, salah satu
kebiasaan saya yang memang sangat biasa adalah pit-pitan, alias bersepeda.
Ngepit yang sering saya laksanakan ba’da sholat subuh, saat langit masih begitu
gelap, saat orang-orang pada sibuk terlelap, saat perusahaan besar mulai pada
kolap, saat finishnya Jorge Lorenzo masih kurang beberapa lap, dan saat para koruptor sedang asyik makan uang hasil nilap. Kebiasaan ini sudah
saya plihara sejak masih SMA, karena sudah biasa maka itulah saya sebut
kebiasaaan (duh njlimet men..!!) Intinya pagi tadi saya pit-pitan, gitu wae
lah.
Inilah
tunggangan kesayangan saya (polygon 3 gear yang sudah tambalan pada bagian
sedelnya)
Bermodalkan
sepeda item, baju item, celana training item, jaket item, sandal item, topi
item, plus hati yang putih bersih (haha..!!), saya berangkat sekitar jam 5
pagi, dan benar waktu itu memang gelap banget. Sempet mau bawa headset HPe,
cuma karena rusyak, niatnya mau ganti headset laptop, tapi karena speakernya tidak
bisa masuk lubang kuping (ya iya lah..!!), dengan terpaksa saya urungkan niat
itu. Keputusan saya ini ternyata berdampak pada kejadian selanjutnya.
Headset yang seperti ini lho maksudnya, bener kan susah masuk ke kuping..!!?
Yo.., akhirnya,
start saya ambil jalur kanan (rumah), menuju ke jembatan deket percetakan Era Intermedia sekalian liat kali (maksudnya sungai). Sampai disana, subhanallah, ternyata bener-bener banjir
bung. Jarak antara jembatan dan kali yang awalnya sekitar 7-8 meter atau lebih,
tadi pagi jadi cuma skitar 2-3 meter saja, and arusnya deras banget. Ya, semoga
tidak membahayakan penduduk sekitar. Amin..!!! Maap gambar tidak bisa dicetak karena gelap.
Oks, lanjut ke
cerita. Yang jelas pengepitan ini (tidak saya tulis perjalanan karena saya
memang lagi ngepit) cukup jauh. Bersepeda terus ke arah timur, bahkan sampai
Gladak, belum ada tanda-tanda pagi ini mau hujan.
Terus
melaju, saya sempet berpikir, “Ya Allah, coba udan, mesti nyenengke yen pit-pitan sambi udan-udan, hihihi..”. Ya,
beberapa hari lalu saya sempet liat si Fauzan & si Andre (anak2 TPQ AlMuk)
lagi udan-udan dengan rianya, jadinya kepingin, secara sudah hampir beberapa
dekade ini (duh, lebay lho dirimu..!!) saya belum sempat udan-udan, tapi klo
kehujanan mah sering..!!
Dan
ternyata pemirsa, doa saya (lebih tepatnya pikiran iseng saya) ini di-ijabahi oleh
Allah swt. Sampai di depan Pring Sewu, setelah PDAM, hujan deras mulai melanda.
Seperti pengendara lain, saya juga berhenti ke pinggir jalan. Jika anda pikir
saya berhenti untuk makai mantol, atau untuk sejenak berteduh dan menunggu
hujan reda, hahahay.. maka anda salah besar kawan..!! Saya berhenti adalah untuk cari plastik bekas di jalanan. Tahu plastik ini ntar untuk apa-an..?? Ya, jelas sekali plastik untuk
ngebungkus HP saya (untung ndak bawa headset yg tadi ya). Bolehlah badan ini
berbasah-basahan, tapi klo HP, jangan lah ya..!! Inilah salah satu bentuk
penghormatan saya untuk IT (haha.., cuma alesan ding..!!!).
Nah,
ini nih plastik yg nemu di jalan (Ya Allah, ni plastik bekas apaan ya, hiiii..!!)
Yups,
setelah HP terbungkus rapi dan karena sudah terlanjur basah, maka saya
lanjutkan perjalanan ini sampai ke kampus tercinta UMS. Sebenere saya bisa
langsung njujuk pulang, tapi memang dasar pingin ujan-ujan, rute bersepeda
sekalian dijauhkan. Jadi, bagi anda pengendara di Soloraya dan UMS atau anda yg
sedang beraktifitas pagi tadi, melihat sesosok manusia bersepeda, dengan jaket
hitam plus tudung kepala dan topi, sendalan, berkacamata, dan anehnya malah
ujan-ujan, itulah sya, hoho…!!
Sob, terus
melaju tanpa peduli ujan (nyet wiz kebacut teles ok), alhamdulillah saya sampai
rumah dengan kondisi cukup memprihatinkan. Meski semua lini tubuh basah..sah..,
tapi antisipasi pada HP sya berjalan cukup lancar. Walau juga sedikit basah, HP
saya alhamdulillah tak terserang flu, buktinya masih bisa buat poto-poto (semua
poto keren di posting ini dari HP saya lho, hehe..!!).
Gini
nih kondisi sepeda dan jaket + topi sya (baju dan trainingnya tak saya
perlihatkan coz pas poto ni sepeda mereka semua masih terpasang di badan sya).
Yups, dari kisah
ini (inilah bagian terpenting dalam tulisan, jadi mohon dibaca ya..!!), satu harapan saya kawan, yakni supaya hujan yang begitu deras kemarin dan tadi
pagi adalah benar-benar berkah dari Allah swt yang patut kita syukuri. Andai
ada yang terkena musibah karenanya, maka kitapun kudu instropeksi diri, jika
tidak yakini saja ini adalah ujian karena sayang Allah kepada kita.
Ya,
bagaimanapun juga hujan adalah salah
satu dari milyaran mukjizat Allah swt yang wajib untuk kita renungi, semata demi
mendekatkan diri kepadaNya. Dan semoga kita semua bisa menjadi hamba-hamba yg
pandai u/ selalu berfikir dan bersyukur atas segala nikmatnya, amin..amin..amin..!!! Monggo saatnya kita ber -Positip Thinking- ria bersama-sama selamanya.
Dan kawan, satu
lagi pelajaran yang saya dapatkan dari peristiwa ini adalah, “jangan lupa untuk slalu
membawa plastik demi keamanan barang elektronik yang kita bawa saat bersepeda”
waspadalah..waspadalah..!!!
Demikian, saya
Reza Putra beserta kerabat kerja yang bertugas mengucapkan terimakasih dan sampai
jumpa di lain kesempatan dalam kesempitan. Bravo Olahraga (pit-pitan..!!!) ^_^ Wassalamu’laikum..
Gambar bonus : sampai rumah, langsung gebyur, sholat dhuha, terus makan pisang goreng anget plus ditemani seonggok koran, tapi tanpa secangkir kopi (iiih, bapak-bapak banget ya, hehe..!!) ^^
hahahahaha....subkhanallah....Inspiring cerita ente.....I Like It......
BalasHapussukron..sukron.., semoga bisa menghibur, hehe... ^_^
BalasHapus