hanya ilustrasi yaa
Ibarat magnet, ada dua santri didik kami
yang dulunya seperti dua kutub magnet. Sebut saja kutub S dan kutub U. Mereka berasal
dari distrik yang sama (saya sebut distrik biar keren, hehe..), kemana-mana selalu bareng dan berboncengan. Bahkan
saking seringnya mereka bersama, tak jarang kami salah menyebut nama diantara
mereka berdua. Padahal jelas keduanya memiliki wajah yang berbeda, fisiknya pun
tak sama. Bagi kami mereka adalah duet maut yang menjadi ujung tombak kebaikan
di distriknya berasal.
Seiring berjalannya waktu, banyak
dinamika kehidupan menimpa kutub S dan
kutub U. Entah apa yang terjadi, keduanya kini benar-benar seperti dua kutub
magnet yang jika didekatkan akan saling berpisah, tak bisa berangkulan seperti biasanya.
Baik kutub S maupun U seakan sudah tak
mau tahu urusan satu sama lain. Masing-masing memiliki kesibukan, aktivitas, serta
teman bergaul yang berbeda.
Dahulu sebelum fenomena ini terjadi, saat
melihat kutub S datang sendirian dan kami bertanya “ke mana si kutub U.?”, kutub
S selalu tahu dan bisa menjawab dengan alasan yang jelas. Begitu pula
sebaliknya.
Namun sekarang sungguh berbeda. Kala
kutub S sendirian dan kami bertanya “kok sendirian? di mana kutub U.?”. Kutub S hanya menjawab
“gak tahu i mas” atau dengan jawaban “mboh i?”, begitu pula jawaban kutub U
jika kami bertanya tentang kutub S. Sungguh menyedihkan melihat kutub S dan U kini
tak lagi nyambung seperti dulu, padahal mereka bertetangga di distrik yang
sama.
Ya.. inilah yang harus kami sadari,
bahwa selalu ada dinamika yang terjdi pada anak-anak yang beranjak remaja. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah kami untuk bisa menyatukan anak-anak ini kembali.
Meski demikian, Alhamdulillah kami sangat bersyukur. Setidaknya, pada setiap kegiatan yang kami adakan di masjid,
kedua kutub masih istiqomah & semangat untuk ikut. Hal ini menjadikan kami yakin, bahwa aktivitas kebaikan dan ibadah ternyata dapat
menyatukan hati mereka yang berlawanan, walau mungkin hanya sementara.
Nah, sekarang tugas kami tinggal
banyak-banyak berdoa agar Allah SWT "sang pembolak-balik hati" berkehendak mengikat
hati mereka seperti dahulu, bahkan lebih erat lagi. Karena bagaimanapun, ibadah
yang dilakukan berjamaah bersama teman pasti terasa lebih nikmat dan indah, bahkan dapat memunculkan semangat untuk istiqomah. Iya
kan? ^_^
Dan akhirnya.., semoga para generasi muslim ini kembali bersatu, layaknya magnet yang saling menarik, mengikat, dan saling menjaga satu sama lain. Aamiin..aamiin..aamiin ya Rabb..
Dan akhirnya.., semoga para generasi muslim ini kembali bersatu, layaknya magnet yang saling menarik, mengikat, dan saling menjaga satu sama lain. Aamiin..aamiin..aamiin ya Rabb..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar