"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Jumat, 13 Desember 2013

Fokus Untuk Orang Lain




Ibu ini baru saja pulang dari pasar. Namun,sampai di depan rumahnya, dia melihat pemandangan memilukan. Tiba-tiba dia teringat. Anaknya yang baru berumur tujuh bulan berada di dalam rumah itu! Bergegas sang ibu berlari secepat-cepatnya. Belanjaan di tangannya dilemparkan. Dia terobos kobaran api yang makin membesar. Demi menyelamatkan bayinya. Ia luka. Berdarah-darah. Api membakar tubuhnya. Kepalanya pening. Tertimpa genting dan reruntuhan puing. Tapi tidak peduli demi buah hati. Sakit tak ia rasakan. Ia terus menerobos mencari-cari. Dia dapati sang bayi. Terkapar dalam luka bakar.

Buru-buru ia gendong. Tertatih-tatih. Menerobos keluar api yang berkobar. Ia membelai sang anak, dan bergegas mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat.

Jibaku sang ibu membuatnya tak secuil pun merasakan pedihnya sakit dan luka. Fokus pada buah hatinya. Cintanya. “Anakku… Anakku..” Itulah yang ada di dalam benaknya. Seluruh potensi, kekuatan dan daya upaya pun tertuju padanya.

Ketika sang ibu di rumah sakit, barulah dia merasakan sakit. Dia baru sadar, ternyata tubuhnya penuh luka bakar. Kapan sang ibu merasakan sakit? Bukan! Bukan ketika menerobos kobaran api, bersentuhan panasnya api, atau ditimpa reruntuhan puing-puing rumahnya. Dia baru merasakan sakit ketika sang anak dalam perawatan rumah sakit. Saat tanggung jawab perawatan dialihkan kepada pihak rumah sakit, dan dia pun sendirian.

Saat memikirkan dirinya sendiri. Tubuhnya yang penuh luka, kaki dan tangannya pun penuh darah. Ketika itulah, pedihnya mulai dirasa. Kepala, tangan, punggung, dan kakinya sudah tidak menentu kondisinya. Sakit yang sedari tadi tertahan itu pun muncul tiba-tiba. Katika ia mulai memikirkan dirinya sendiri, dalam kesendirian.’

Sahabatku, kita tidak merasakan sakit ketika kita fokus untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Namun, ketika kita memikirkan diri kita sendiri, bersiap-siaplah kita akan lebih banyak merasakan sakit daripada senang dan bahagia.


sumber : dikutip dari halaman belakang buku “Spiritual Problem Solving” (penulis : Solikhin Zero to Hero & Kang Puji Hartono, SPS)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar