Hikari
no Tsurugi atau Samurai
Cahaya adalah lanjutan dari novel berjudul Seven Samurai besutan penulis bernama pena Hikozza. Di dalam novel
ini, Hikozza menyuguhkan secara dahsyat kisah empat orang samurai hebat, yang
tak kalah menarik dari kisah tujuh samurai di novel sebelumnya. Ke empat bocah yang “ditakdirkan” itu adalah Yamashita Wataru dengan tujuh bayangan
kematiannya, kakak beradik Sano Sakai
(& Sano Ryu), Sawajiri Touru si
buruk rupa berhati emas, serta Yakushimaru
Toshi sang pewaris samurai cahaya.
Lebih dahsyat lagi,
Hikozza tak hanya menampilkan pertarungan pedang seru di antara keempat tokoh, namun juga
sejarah, perjalanan hidup, kisah kepahlawanan, penderitaan, drama, bahkan kisah
percintaan turut ditampilkan dengan sangat apik pada masing-masing tokoh ini.
So.., seperti apakah kisahnya?? Silakan (beli/ pinjam ^^) & baca sendiri
bukunya, dan berikut sedikit prolognya..
*****
“
|
Perjumpaan
adalah sebuah garis takdir. Siapapun akan menemui perjumpaan dengan ratusan
manusia sepanjang hidupnya. Namun hanya akan ada satu perjumpaan yang mengubah
hidup secara drastis. Membuat seseorang menjadi manusia yang berbeda…”
Hari ini lahir dengan
tak biasa !
Sensei Kogawa Itsu,
peramal paling ternama sejak masa Kamakura, memandang takjub ke arah langit.
Matanya terbelalak dan tangannya yang sedang memegang kipas bergetar.
Istrinya yang
menyaksikan itu, segera menghampirinya dengan tak mengerti. Ia ikut membuang
pandangannya ke hamparan langit, seperti yang tengah diandang suaminya. Dan ia
segera ikut terbelalak. Mulutnya berucap ragu, “Kenapa… kenapa bisa begini?”
Sensei Kogawa hanya
menggeleng pelan, “Ini jelas sebuah
pertanda…” ujarnya tanpa menoleh. “Ya,
sebuah pertanda yang begitu jelas…”
Kini di depan keduanya,
terpampang sebuah lukisan yang tak biasa. Matahari yang baru terbit seakan
membawa darah. Warna merah menyala menghiasi langit pagi ini, menepikan
warna-warna yang biasa terlihat. Sungguh, pemandangan yang mengerikan. Tak
hanya sampai di situ, ribuan kupu-kupu berwarna hitam juga bertaburan mengisi
celah-celah kosong langit. Seakan langit telah menjadi milik mereka.
Di dalam ruangan
semedi, tanpa cahaya itu, ia mulai menenagkan pikirannya, mencoba
berkonsentrasi. Dicobanya melihat bayangan-bayangan yang muncul dalam semedinya.
Tapi sampai lama, ia tak mendapatkan apapun. Ia pun akhirnya menyerah, dan
membuka matanya saat langit telah gelap. Tak sepenuhnya gelap sebenarnya,
karena warna merah masih mendominasi.
Langit hitam dengan
semburat arah !
“Ah, apa yang sebenarnya tengah terjadi?” ia mengeluh dalam hati.
Tepat saat itulah, tiba-tuba muncul empat bintang jatuh di depannya. Empat
bintang yang muncul dari empat arah mata angin yang berbeda, meluncur dengan
kecepatan yang luar biasa, menuju satu titik yang sama…
Sensei Kogawa menahan
napasnya, seakan keempat bintang jatuh itu akan saling bertabrakan.
Dan jauh…jauh dari
tempat itu, di tempat yang berbeda, dari empat rahim yang berlainan, empat bayi
merah lahir di dunia dengan tangisan yang sangat keras…
Empat bayi inilah yang
ditakdirkan lahir di hari itu…
Dan dari hari inilah,
cerita ini bermula…
*****
wah keren ceritanya de'.... ada versi pdf g novelnye,,, klw ada minta donk... hehe
BalasHapuswah afwan tidak ada i mas, saya belinya di bookstore UMS, pun pakai voucher yg 100ribu itu, hehe...
BalasHapus