"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Sabtu, 08 Juni 2013

Serdadu Kumbang dalam Perspektif Psikologi Sekolah (Bag 6/6)





Oke, agenda hari kedua ngeblog di bulan ini. Sebelumnya syukur Alhamdulillah, kira-kira setelah sebulan terlunta-lunta ndak karuan, akhirnya saya bisa ngerampungin proyek analisis saya dalam film Serdadu Kumbang berdasarkan perspektif Psikologi Sekolah. Analisis terakhir ini adalah mengenai relasi atau hubungan antara guru dan murid. Nah, kali ini akan saya kasih contoh bagaimanakah hubungan yang ideal antara guru-murid dan bagaimana pula hubungan yang tidak ideal?? Daripada penasaran langsung saja, this is it…

Analisis 5
Relasi Guru dan Murid

Tidak dipungkiri lagi, keberhasilan sekolah dalam mendidik murid-muridnya tidak lepas dari faktor relasi atau hubungan antara guru dan murid. Boleh dikatakan "semakin baik hubungan antara guru dan murid, maka prosentase keberhasilan tujuan pendidikan akan semakin besar. Dan sebaliknya, semakin buruk hubungan antara guru dan murid, maka prosentase keberhasilan tujuan pendidikan akan semakin kecil."

Bentuk relasi atau hubungan antara guru dan murid yang terjadi di dalam film ini diantaranya adalah relasi antara Pak Alim sebagai guru paling tegas dan galak dengan Amek dan kawan-kawannya. Sudah jelas bahwa Pak Alim  adalah guru yang sangat ditakuti karena kegalakannya, namun hal tersebut bukan berarti ia dihormati oleh anak didiknya termasuk Amek. Seperti ketika Pak Alim terjatuh dari kursi saat mengajar di kelas, Amek dan kawan-kawan tidak lantas menolong.  Pak Alim justru ditertawakan oleh anak-anak dan hal ini berbuntut dihukumnya Amek dan kawan-kawan oleh Pak Alim.

Pada kasus yang lain, anak-anak juga melakukan kebohongan kepada Pak Alim. Contohnya adalah berkaitan dengan kasus di atas yakni saat Amek berbohong bahwa ia yang mematahkan kursi kelas sehingga Pak Alim terjatuh. Hal ini pun Amek lakukan agar teman-temannya terbebas dari hukuman sehingga mereka bisa mengikuti ujian. Hal serupa juga dilakukan teman Amek yang berpura-pura pingsan saat mereka dihukum pushup dan lari yang menyebabkan Pak Alim menghentikan hukuman untuk mengangkut teman Amek yang pingsan tadi. Dengan demikian, Amek dan teman-temannya bisa beristirahat dan masuk ke dalam kelas.

hukuman fisik yang berlebihan, salah satu bentuk relasi yang kurang ideal


Relasi seperti ini tentu bukanlah bentuk relasi yang ideal antara murid dan guru. Ketegasan boleh saja dilakukan karena  seorang guru yang tegas pun mungkin dibutuhkan juga oleh sekolah. Hanya saja ketegasan yang diterapkan oleh sekolah Amek terlebih melalui Pak Alim terkesan terlalu kaku. Sehingga, hal ini ditakutkan dapat mengganggu perkembangan dan proses belajar (baik ilmu atau etika) bagi anak didik yang bersangkutan.

Relasi paling ideal ditunjukkan oleh bu guru Imbok dan pak guru Openg. Bu guru Imbok sangat disayangi murid-muridnya lantaran ia mengajar dengan tulus, lembut, dan menasehati anak didiknya dengan cara yang baik sehingga mudah dipahami. Bu Imbok bahkan rela memberikan waktu luangnya demi anak didiknya. Kedekatan bu guru Imbok dengan Amek dan kawan-kawan semakin terlihat tatkala selesai pengumuman UN, orang yang pertma kali didatangi dan dipeluk oleh Amek dan kawan-kawan adalah bu guru Imbok. Hal ini mereka lakukan karena jasa-jasa bu guru Imbok yang menemani mereka selama ini hingga bisa lulus UN.

Relasi guru-murid yang ideal juga ditunjukkan oleh pak guru Openg. Selain berinteraksi di sekolah dengan cara mengajar yang lembut dan komunikatif, Pak Openg juga melakukan interaksi dengan anak didiknya di luar sekolah. Dalam salah satu adegan, terlihat Pak Openg sedang berjualan di pasar dibantu oleh murid-muridnya. Saat menghitung penjualan, Pak Openg memanfaatkan moment ini sekaligus untuk menguji kemampuan matematika Amek. Saat Amek berhasil menjawab dengan benar, Pak Openg tak segan mengelus kepala Amek berkali-kali sambil memberinya pujian.

membersamai murid-murid setiap saat, salah satu bentuk relasi yang ideal

Selain pada paragraf pertama di atas, pokok yang lain dari analisi ini adalah bahwa pendidik yang baik adalah pendidik yang disegani atau dihormati oleh anak didiknya, dan di saat yang sama, ia memiliki sifat ramah alias friendly terhadap anak didiknya.”

Pendidik yang dihormati, maka segala perkataannya baik saat mengajar ataupun member nasehat akan lebih didengar oleh anak didik dan mereka akan segan jika melakukan hal buruk di depan pendidik yang bersangkutan. Sedangkan sifat friendly, akan memberi kenyamanan bagi anak untuk dekat dan anak tidak akan segan bercerita banyak kepada pendidik yang bersangkutan mengenai masalah-masalah yang sedang mereka hadapi. Yups, kira-kira seperti itulah pendidik yang ideal.



Nah, demikian series terakhir analisis saya tentang film Serdadu Kumbang dalam perspsektif Psikologi Sekolah. Semoga bermanfaat terutama bagi saya pribadi dan umumnya bagi Anda semua. Salam pendidikan dan mari jangan berputus asa dalam mendidik generasi bangsa dan agama. Terimakasih atas perhatiannya, and sampai jumpa di episode selanjutnya. 
Byeeee…byeeeee…, sayonaraaa…!!! (fiiiuh..?!! ^^ akhirnya rampung juga, hehe...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar