Oke, agenda hari kedua
ngeblog di bulan ini. Sebelumnya syukur Alhamdulillah, kira-kira setelah sebulan terlunta-lunta
ndak karuan, akhirnya saya bisa ngerampungin proyek analisis saya dalam film
Serdadu Kumbang berdasarkan perspektif Psikologi Sekolah. Analisis terakhir ini
adalah mengenai relasi atau hubungan antara guru dan murid. Nah, kali ini akan saya
kasih contoh bagaimanakah hubungan yang ideal antara guru-murid dan bagaimana pula hubungan yang
tidak ideal?? Daripada penasaran langsung saja, this is it…
Analisis
5
Relasi
Guru dan Murid
Tidak dipungkiri lagi,
keberhasilan sekolah dalam mendidik murid-muridnya tidak lepas dari faktor relasi atau hubungan
antara guru dan murid. Boleh dikatakan "semakin baik hubungan antara guru
dan murid, maka prosentase keberhasilan tujuan pendidikan akan semakin besar. Dan
sebaliknya, semakin buruk hubungan antara guru dan murid, maka prosentase
keberhasilan tujuan pendidikan akan semakin kecil."
Bentuk relasi atau
hubungan antara guru dan murid yang terjadi di dalam film ini diantaranya
adalah relasi antara Pak Alim sebagai guru paling tegas dan galak dengan Amek
dan kawan-kawannya. Sudah jelas bahwa Pak Alim
adalah guru yang sangat ditakuti karena kegalakannya, namun hal tersebut
bukan berarti ia dihormati oleh anak didiknya termasuk Amek. Seperti ketika Pak Alim
terjatuh dari kursi saat mengajar di kelas, Amek dan kawan-kawan tidak lantas
menolong. Pak Alim justru ditertawakan
oleh anak-anak dan hal ini berbuntut dihukumnya Amek dan kawan-kawan oleh Pak
Alim.
Pada kasus yang lain,
anak-anak juga melakukan kebohongan kepada Pak Alim. Contohnya adalah berkaitan dengan kasus di atas yakni saat Amek
berbohong bahwa ia yang mematahkan kursi kelas sehingga Pak Alim terjatuh. Hal
ini pun Amek lakukan agar teman-temannya terbebas dari hukuman sehingga mereka bisa
mengikuti ujian. Hal serupa juga dilakukan teman Amek yang berpura-pura pingsan
saat mereka dihukum pushup dan lari yang menyebabkan Pak Alim menghentikan
hukuman untuk mengangkut teman Amek yang pingsan tadi. Dengan demikian, Amek dan teman-temannya bisa beristirahat dan masuk ke dalam kelas.
hukuman fisik yang berlebihan, salah satu bentuk relasi yang kurang ideal
Relasi seperti ini
tentu bukanlah bentuk relasi yang ideal antara murid dan guru. Ketegasan boleh
saja dilakukan karena seorang guru yang
tegas pun mungkin dibutuhkan juga oleh sekolah. Hanya saja ketegasan yang
diterapkan oleh sekolah Amek terlebih melalui Pak Alim terkesan terlalu kaku.
Sehingga, hal ini ditakutkan dapat mengganggu perkembangan dan proses belajar (baik
ilmu atau etika) bagi anak didik yang bersangkutan.
Relasi paling ideal
ditunjukkan oleh bu guru Imbok dan pak guru Openg. Bu guru Imbok sangat
disayangi murid-muridnya lantaran ia mengajar dengan tulus, lembut, dan
menasehati anak didiknya dengan cara yang baik sehingga mudah dipahami. Bu
Imbok bahkan rela memberikan waktu luangnya demi anak didiknya. Kedekatan bu
guru Imbok dengan Amek dan kawan-kawan semakin terlihat tatkala selesai
pengumuman UN, orang yang pertma kali didatangi dan dipeluk oleh Amek dan
kawan-kawan adalah bu guru Imbok. Hal ini mereka lakukan karena jasa-jasa bu
guru Imbok yang menemani mereka selama ini hingga bisa lulus UN.
Relasi guru-murid yang
ideal juga ditunjukkan oleh pak guru Openg. Selain berinteraksi di sekolah
dengan cara mengajar yang lembut dan komunikatif, Pak Openg juga melakukan
interaksi dengan anak didiknya di luar sekolah. Dalam salah satu adegan,
terlihat Pak Openg sedang berjualan di pasar dibantu oleh murid-muridnya. Saat
menghitung penjualan, Pak Openg memanfaatkan moment ini sekaligus untuk menguji
kemampuan matematika Amek. Saat Amek berhasil menjawab dengan benar, Pak Openg
tak segan mengelus kepala Amek berkali-kali sambil memberinya pujian.
membersamai murid-murid setiap saat, salah satu bentuk relasi yang ideal
Selain pada paragraf pertama
di atas, pokok yang lain dari analisi ini adalah bahwa “pendidik yang baik adalah pendidik yang disegani atau dihormati
oleh anak didiknya, dan di saat yang sama, ia memiliki sifat ramah alias
friendly terhadap anak didiknya.”
Pendidik yang dihormati,
maka segala perkataannya baik saat mengajar ataupun member nasehat akan lebih
didengar oleh anak didik dan mereka akan segan jika melakukan hal buruk di
depan pendidik yang bersangkutan. Sedangkan sifat friendly, akan memberi kenyamanan
bagi anak untuk dekat dan anak tidak akan segan bercerita banyak kepada
pendidik yang bersangkutan mengenai masalah-masalah yang sedang mereka hadapi.
Yups, kira-kira seperti itulah pendidik yang ideal.
Nah, demikian series terakhir analisis saya tentang
film Serdadu Kumbang dalam perspsektif Psikologi Sekolah. Semoga bermanfaat terutama
bagi saya pribadi dan umumnya bagi Anda semua. Salam pendidikan dan mari jangan
berputus asa dalam mendidik generasi bangsa dan agama. Terimakasih atas perhatiannya,
and sampai jumpa di episode selanjutnya.
Byeeee…byeeeee…, sayonaraaa…!!! (fiiiuh..?!! ^^ akhirnya rampung juga, hehe...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar