"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 01 Juli 2013

Kriteria Sekolah Ideal (Part-1)


looking beautifuf, -make it a good place to learn and grow- ^^

disusun oleh :
Muh Reza Putra


Omong-omong tentang kriteria sekolah yang ideal, saya teringat kala membuka http://rlyoung.blogspot.com, yakni sebuah situs Sekolah Dasar di Alabama, Amerika Serikat. Hal pertama yang akan kita dapati pada sampul depannya adalah sebuah slogan bertuliskan :

Our school is proud of the traditions, high expectations, and inviting atmosphere that make it a good place to learn and grow”
 (sekolah kami bangga dengan tradisi, harapan yang tinggi, dan mengundang suasana yang membuatnya menjadi tempat yang baik untuk belajar dan tumbuh)

Sangat menarik untuk menyimak kembali bait terakhirnya, “make it a good place to learn and grow” yang berarti sekolah menjadi tempat yang baik untuk belajar dan tumbuh. Hal ini tentu secara eksplisit menunjukan sebuah tujuan mulia dari sekolah ini didirikan.

Selain itu, sejak didirikan tahun 1929 R.L. Young Elementary School sudah mempunyai misi yang sangat baik yakni :
 “provides a safe and nurturing environment in order to challenge students to become life-long learners and responsible, resourceful, and respectfull citizens” 
(menyediakan lingkungan yang aman dan memelihara, agar bisa menantang para peserta didik untuk bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan warga negara yang bertanggung jawab, pandai, serta memiliki rasa hormat)

Dalam usia lebih dari delapan puluh tahun, R.L. Young Eelementary School telah memiliki segudang pengalaman tentang karakteristik sekolah yang baik. Pengalaman-pengalaman tersebut didukung pula oleh pendapat para ahli tentang pendidikan pada umumnya dan para ahli dalam pengajaran dan pembelajaran.

Berdasarkan situs tersebut, dan diperkuat oleh beberapa situs pendukung lainnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 8 (depalan) ciri sekolah yang ideal. Delapan ciri sekolah yang bagus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


Ciri 1
Parent and community support  
(dukungan orangtua dan masyarakat)

Tidak dapat disangkal lagi bahwa keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam pendidikan. Untuk itulah, orangtua tidak dapat menyerahkan bulat-bulat anaknya kepada guru atau sekolah. Keluarga adalah madrasah pertama anak, dan orang dewasa di sekitar anak, khususnya orangtua adalah guru pertama bagi mereka. Rasulullah SAW pernah mengisyaratkan tentang pentingnya pendidikan dalam keluarga dalam sabdanya: “setiap anak terlahir dalam keadaan suci, namun orangtuanyalah yang menyebabkan dia menjadi yahudi ataupun nasrani atau majusi.” (H.R. Muslim).  Hadist di atas menunjukkan akan pentingnya peranan orangtua dalam mendidik anak, karakter dan kepribadian anak. Pendidikan yang salah dari orangtuanya akan berakibat pada kegagalan dalam pembinaan akhlak si anak.

dukungan yg hangat dari orangtua sangat mempengaruhi 
sikap anak saat di sekolah

Hal ini juga berarti menuntut untuk dikenalnya terlebih dahulu profil sebuah keluarga yang ideal sebelum mencapai tahap sekolah yang ideal. Keluarga yang ideal dalam perspektif Islam adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Profil keluarga semacam ini sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Selain orangtua, masyarakat juga harus mempunyai kepedulian terhadap kemajuan pendidikan di sekolah. Masyarakat juga dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan, serta terlibat aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Masyarakat sebagai lembaga pendidikan non formal, juga menjadi bagian penting dalam proses pendidikan, meskipun tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Masyarakat yang terdiri dari sekelompok atau beberapa individu yang beragam akan mempengaruhi pendidikan peserta didik yang tinggal di sekitarnya. Oleh karena itu, dalam pendidikan Islam, masyarakat memiliki tanggung jawab dalam mendidik generasi muda tersebut.
 Itulah sebabnya, sekolah perlu didukung adanya Komite Sekolah, sebagai wadah peran serta orangtua dan masyarakat dalam bidang pendidikan di sekolah. Di negara Malaysia, lembaga ini dinamakan Persatuan Ibu Bapa dan Guru (PIBG). Sedangkan di Amerika Serikat, lembaga ini dikenal dengan nama Parent Teacher Organization (PTO). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa salah satu ciri sekolah yang baik adalah adanya bentuk nyata dukungan dari orangtua dan masyarakat terhadap pendidikan yang telah dikoordinir oleh suatu lembaga resmi dari sekolah yang bersangkutan.


Ciri 2
High expectations for every student 
 (harapan yang tinggi untuk setiap peserta didik)

Seperti halnya ciri pertama, ciri kedua ini memang tidak hanya dibentuk oleh sekolah, tetapi juga mulai dibentuk di dalam keluarga. Semangat untuk mencapai prestasi yang tinggi sudah harus dimulai dari lingkungan keluarga. Sejak keberangkatannya ke sekolah, anak-anak sudah harus dimotivasi untuk belajar dengan giat agar dapat mencapai prestasi yang tinggi.
Hal ini seperti memberikan belaian kepala, ataupun mencium tangan orangtua dan ciuman kening dari orangutan saat anak akan pergi ke sekolah yang diiringi dengan harapan dan do’a agar sang anak memiliki semangat yang tinggi agar dapat mencapai prestasi yang tinggi.  Seperti memberi ucapan, “Belajar yang tekun ya nak!”, kepada anak-anak diharapkan akan menjadi kata-kata motivasi mukjizat yang sering diucapkan oleh ayah dan bundanya. 

idealnya suatu sekolah juga dilihat dari 
antusiasme murid-murid dalam mengikuti pelajaran

Dalam teori hypnoparenting (hypnosis untuk para orangtua dalam mendidik anaknya) dijelaskan bahwa belaian kepada anak menjelang tidur akan menjadi motivasi yang masuk ke bawah alam sadar anak-anak. Mengetuk-ketuk dahi anak dengan ujung jari-jari secara lembut dan berirama, pada ubun-ubunnya, di atas alisnya, atau di atas bibirnya, dan sebelum anak tertidur lelap, sambil mengucapkan kata-kata motivasi seperti, “belajarlah dengan tekun anakku”, atau “jadilah anak yang sholeh atau sholehah”, atau “jadilah anak yang berbakti dengan  ayahdan  bunda”, dan kata-kata motivasi lainnya sesuai dengan harapan dan do’a orangtua untuk anaknya-anaknya.
Jika ketika masuk sekolah anak-anak telah membawa harapan yang tinggi untuk mencapai prestasi, maka insyaallah proses pengajaran dan pembelajaran akan berlangsung lancar dan berhasil. Dalam hal ini, maka kembali pada ciri yang pertama yaitu sekolah wajib  menjaga komunikasi yang baik dengan orangtua, mengingatkan orangtua untuk selalu memotivasi anak, konsisten memberikan laporan yang update tentang perkembangan anak di sekolah, dan tidak segan melibatkan orangtua dalam membuat program kegiatan-belajar untuk anak.


Ciri 3
A rigorous curriculum and fair assessments 
(kurikulum yang ketat dan penilaian yang adil)

Sekolah bisa dikatakan baik apabila memiliki kurikulum yang telah disusun dan mampu dilaksanakan secara ketat.  Kurikulum yang ideal adalah kurikulum yang relevan dengan pendidikan yang ideal adalah kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Kurikulum menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal, serta spiritual. Pembinaan kepribadian merupakan kajian utama kurikulum. Materi program berupa kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan : self-esteem, motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah perumusan tujuan, perencanaan, efektifitas, hubungan antar pribadi, keterampilan berkomunikasi, keefektifan lintas budaya, dan perilaku yang bertanggung jawab.
Untuk ini, satuan pendidikan sekolah harus mampu menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sesuai dengan standar isi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk menjadi pedoman dalam menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), kurikulum tersebut harus dijabarkan ke dalam silabus yang disusun oleh guru bersama dengan kelompok kerja guru (KKG) untuk Sekolah Dasar, dan untuk SMP dan SMA/SMK, silabus itu disusun bersama dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Tentu saja, semua perangkat kurikulum ini harus dimiliki oleh sekolah yang baik.

kurikulum lancar, proses pendidikan juga kian lancar

Salah satu aspek yang sangat penting terkait dengan penerapan kurikulum ini adalah adanya proses penilaian pendidikan yang adil. Prestasi belajar peserta didik harus ditentukan dari hasil penilaian yang telah dilaksanakan secara jujur. Proses penilaian yang tidak jujur, misalnya dilakukan dengan cara menyontek, akan menumbuh-suburkan bibit perilaku koruptif bagi semua pemangku kepentingan. Perilaku koruptif yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, boleh jadi telah lahir dari perilaku tidak adil dalam proses penilaian pendidikan yang tidak adil di sekolah.
Sebagai tambahan, salah satu bentuk kurikulum yang perlu diperhatikan adalah seberapa banyak porsi pendidikan agama di sekolah tersebut. Pendidikan moral tertinggi terletak di dalam doktrin-doktrin agama yang diyakini seseorang. Melalui pendidikan agama yang cukup, diharapkan para peserta didik akan muncul kesadaran dan pemahaman yang benar mengenai tugas, peran dan tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan, anak, siswa dan anggota masyarakat. Sebagai implementasinya, anak akan mampu menghargai orang lain dengan segala perbedaan serta mampu memilah dan memilih kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan tidak.
Oleh karena itu, porsi pendidikan agama yang diterapkan oleh suatu sekolah hendaknuya menjadi bahan pertimbangan penting orang tua dan anak dalam memilih sekolah. Terlebih di jenjang pendidikan dasar, menjadi momentum yang tepat untuk peletakan pondasi bangunan kepribadian dan pengoptimalan seluruh potensi siswa. Dengan demikian, selain kurikulum yang ketat dan penilaian yang jujur serta adil, agama juga menjadi komponen penting dalam membentuk dan membangun kharakter siswa di sekolah.


Ciri 4
Sufficient resources to help all students achieve 
  (sumber daya yang cukup untuk membantu semua siswa mencapai hasil belajar yang dicita-citakan)

Sekolah yang ideal juga sangat dipengaruhi oleh ketersedian sarana dan prasarana pendidikan, yaitu sarana berupa gedung sekolah yang representative, halaman dan tempat bermaian yang memadai bagi usaha pengembangan sekolah, memiliki ruang belajar yang sesuai dengan jumlah siswa, memiliki sarana pendukung yang cukup seperti, laboratorium untuk semua mata pelajaran, gedung serba guna, perpustakaan,UKS, koperasi,kantin dan sarana pendukung lainnya.
Sumber daya berupa sarana dan prasarana pendidikan sangat wajib dimiliki oleh sekolah yang baik. Sebagai contoh, apabila suatu sekolah memiliki gedung yang rusak berat, maka sudah barang tentu tidak akan menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi anak. Demikian juga dengan sarana belajar yang lain, seperti buku pelajaran, media pembelajaran, dan aspek-aspek lain yang mendukung proses pengajaran dan pembelajaran. Seiring dengan kemajuan bidang informasi dan teknologi, nampaknya bukan hal yang baru sebuah sekolah memiliki fasilitas akses jaringan internet dan website sendiri, dimana setiap stake holders dapat berinteraksi dan berkomunikasi di dunia maya. 

nah, salah satunya adalah adanya perpustakaan 
yang besar, lengkap, nyaman, dan indah

Hal ini, akan sangat membantu bagi orang tua untuk memantau perkembangan putra-putrinya secara cepat tanpa harus secara fisik datang ke sekolah. Dengan didukung sarana dan prasarana yang baik, diharapkan semua peserta didik dapat belajar secara enjoy, nyaman, dan betah. Sekolah diibaratkan sebagai rumah kedua bagi anak-anak, sehingga sekolah yang baik mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan siswa. Hal yang perlu diperhatikan juga mengenai rasio jumlah siswa dengan luas ruangan kelas serta fasilitas pembelajaran yang lain.


Ciri 5
Schools and classrooms equipped for teaching and learning 
(sekolah dan ruang kelas dilengkapi untuk proses pengajaran dan pembelajaran)

Seperti diungkapkan sebelumnya, bahwa termasuk ciri sekolah ideal adalah memiliki sarana prasarana yang baik, dan sarana tersebut beberapa diantaranya adalah bentuk ruangan kelas dan fasilitas yang ada di setiap ruangan kelas.
Sebagai contoh, di kampus Sampoerna School of Education (SSE), semua kelas telah dilengkapi dengan infocus. Bahkan semua dinding dan sekat antarkelasnya terbuat dari bahan white board yang dapat berfungsi sebagai papan tulis. Dengan demikian, dosen atau guru dan siswa dapat menggunakan seluruh dinding kelasnya sebagai tempat untuk belajar. Lebih dari itu, kampus ini memang dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk mempraktikkan semua pendekatan instruksional seperti PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) atau JAL (joyful active learning), serta CTL (contextual teaching and learning) dengan berbagai metode mengajarnya, seperti role play, praktik, dan sebagainya yang didukung dengan sarana yang memadai.

tapi, ya nggak gini-gini juga kaleee... -_-


Hal serupa juga ditunjukkan oleh sekolah dengan model Montessori  dimana ukuran ruang kelas begitu luas dengan beragam perangkat yang komplit termasuk dengan alat peraga sederhana dan mainan yang dapat memicu kreatifitas dan minat anak. Ruangan kelas model Montessori mungkin dianggap paling modern dan efektif saat ini. Tujuan dari model kelas Montessori  adalah agar anak mendapatkan sesuatu yang baru dari seolah. Saat anak hari ini mendapatkan sesuatu yang baru dan menyenangkan dari sekolahnya, maka anak akan sangat antusias untuk bersekolah di esok hari. Intinya adalah menjadikan “sekolah sangat menyenangkan bagi peserta didik, bukan justru menjadi beban”. Hingga saat anak-anak ini pulang sekolah, mereka dengan senyum bangga akan mengatakan kepada orangtuanya : “Bapak/Ibu, besok aku mau sekolah lagi.!!


to be continue...

Sumber :  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar