looking beautifuf, -make it a good place to learn and grow- ^^
disusun oleh :
Muh Reza Putra
Omong-omong tentang kriteria sekolah yang ideal, saya
teringat kala membuka http://rlyoung.blogspot.com, yakni sebuah situs Sekolah Dasar
di Alabama, Amerika Serikat. Hal pertama yang akan kita dapati
pada sampul depannya adalah sebuah slogan
bertuliskan :
“Our school is proud of the
traditions, high expectations, and inviting atmosphere that make it a good
place to learn and grow”
(sekolah kami bangga dengan tradisi, harapan yang tinggi, dan mengundang suasana yang membuatnya menjadi tempat yang baik untuk belajar dan tumbuh)
Sangat menarik untuk menyimak kembali bait terakhirnya, “make it a good place to learn and grow”
yang berarti sekolah menjadi tempat yang baik untuk belajar dan tumbuh. Hal ini
tentu secara eksplisit menunjukan sebuah tujuan mulia dari sekolah ini
didirikan.
Selain itu, sejak didirikan tahun 1929 R.L. Young Elementary
School sudah mempunyai misi yang sangat baik yakni :
“provides a safe and
nurturing environment in order to challenge students to become life-long
learners and responsible, resourceful, and respectfull citizens”
(menyediakan lingkungan yang aman dan memelihara, agar bisa menantang para peserta
didik untuk bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan warga negara yang
bertanggung jawab, pandai, serta memiliki rasa hormat)
Dalam usia lebih dari delapan puluh tahun, R.L. Young
Eelementary School telah memiliki segudang pengalaman tentang karakteristik
sekolah yang baik. Pengalaman-pengalaman tersebut didukung pula oleh pendapat
para ahli tentang pendidikan pada umumnya dan para ahli dalam pengajaran dan
pembelajaran.
Berdasarkan situs
tersebut, dan diperkuat oleh beberapa situs pendukung lainnya, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat 8 (depalan) ciri sekolah yang ideal. Delapan ciri sekolah yang bagus
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ciri 1
Parent and community support
(dukungan orangtua dan masyarakat)
Tidak dapat disangkal lagi bahwa keluarga merupakan
institusi pertama dan utama dalam pendidikan. Untuk itulah, orangtua tidak
dapat menyerahkan bulat-bulat anaknya kepada guru atau sekolah. Keluarga
adalah madrasah pertama anak, dan orang dewasa di sekitar anak, khususnya
orangtua adalah guru pertama bagi mereka. Rasulullah SAW pernah mengisyaratkan
tentang pentingnya pendidikan dalam keluarga dalam sabdanya: “setiap anak terlahir dalam keadaan suci,
namun orangtuanyalah yang menyebabkan dia menjadi yahudi ataupun nasrani atau
majusi.” (H.R. Muslim).
Hadist di atas menunjukkan akan pentingnya peranan orangtua dalam mendidik anak,
karakter dan kepribadian anak. Pendidikan yang salah dari orangtuanya akan
berakibat pada kegagalan dalam pembinaan akhlak si anak.
dukungan yg hangat dari orangtua sangat mempengaruhi
sikap anak saat di sekolah
Hal ini juga berarti
menuntut untuk dikenalnya terlebih dahulu profil sebuah keluarga yang ideal
sebelum mencapai tahap sekolah yang ideal. Keluarga yang ideal dalam perspektif
Islam adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Profil keluarga
semacam ini sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik
anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Selain orangtua, masyarakat juga harus mempunyai kepedulian
terhadap kemajuan pendidikan di sekolah. Masyarakat juga
dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat yang nyaman dan peduli
terhadap pendidikan, serta terlibat aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan
yang ada di sekitarnya.
Masyarakat
sebagai lembaga pendidikan non formal, juga menjadi bagian penting dalam proses
pendidikan, meskipun tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat.
Masyarakat yang terdiri dari sekelompok atau beberapa individu yang beragam
akan mempengaruhi pendidikan peserta didik yang tinggal di sekitarnya. Oleh
karena itu, dalam pendidikan Islam, masyarakat memiliki tanggung jawab dalam
mendidik generasi muda tersebut.
Itulah sebabnya,
sekolah perlu didukung adanya Komite Sekolah, sebagai wadah peran serta orangtua
dan masyarakat dalam bidang pendidikan di sekolah. Di negara Malaysia, lembaga
ini dinamakan Persatuan Ibu Bapa dan Guru
(PIBG). Sedangkan di Amerika Serikat, lembaga ini dikenal dengan nama Parent
Teacher Organization (PTO). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa salah
satu ciri sekolah yang baik adalah adanya bentuk nyata dukungan dari orangtua
dan masyarakat terhadap pendidikan yang telah dikoordinir oleh suatu lembaga
resmi dari sekolah yang bersangkutan.
Ciri 2
High expectations for every
student
(harapan
yang tinggi untuk setiap peserta didik)
Seperti halnya ciri pertama, ciri kedua ini memang tidak
hanya dibentuk oleh sekolah, tetapi juga mulai dibentuk di dalam keluarga.
Semangat untuk mencapai prestasi yang tinggi sudah harus dimulai dari
lingkungan keluarga. Sejak keberangkatannya ke sekolah, anak-anak sudah harus
dimotivasi untuk belajar dengan giat agar dapat mencapai prestasi yang tinggi.
Hal ini seperti memberikan belaian kepala, ataupun mencium
tangan orangtua dan ciuman kening dari orangutan saat anak akan pergi ke
sekolah yang diiringi dengan harapan dan do’a agar sang anak memiliki semangat
yang tinggi agar dapat mencapai prestasi yang tinggi. Seperti memberi ucapan, “Belajar yang tekun ya nak!”, kepada anak-anak diharapkan akan
menjadi kata-kata motivasi mukjizat yang sering diucapkan oleh ayah dan
bundanya.
idealnya suatu sekolah juga dilihat dari
antusiasme murid-murid dalam mengikuti pelajaran
Dalam teori hypnoparenting (hypnosis untuk para orangtua
dalam mendidik anaknya) dijelaskan bahwa belaian kepada anak menjelang tidur
akan menjadi motivasi yang masuk ke bawah alam sadar anak-anak. Mengetuk-ketuk
dahi anak dengan ujung jari-jari secara lembut dan berirama, pada ubun-ubunnya,
di atas alisnya, atau di atas bibirnya, dan sebelum anak tertidur lelap, sambil
mengucapkan kata-kata motivasi seperti, “belajarlah
dengan tekun anakku”, atau “jadilah
anak yang sholeh atau sholehah”, atau “jadilah
anak yang berbakti dengan ayahdan bunda”, dan kata-kata motivasi lainnya
sesuai dengan harapan dan do’a orangtua untuk anaknya-anaknya.
Jika ketika masuk sekolah anak-anak telah membawa harapan
yang tinggi untuk mencapai prestasi, maka insyaallah proses pengajaran dan
pembelajaran akan berlangsung lancar dan berhasil. Dalam hal ini, maka kembali
pada ciri yang pertama yaitu sekolah wajib
menjaga komunikasi yang baik dengan orangtua, mengingatkan orangtua
untuk selalu memotivasi anak, konsisten memberikan laporan yang update tentang perkembangan anak di
sekolah, dan tidak segan melibatkan orangtua dalam membuat program kegiatan-belajar
untuk anak.
Ciri 3
A rigorous curriculum and fair
assessments
(kurikulum yang ketat dan penilaian yang adil)
Sekolah bisa dikatakan baik apabila memiliki kurikulum yang
telah disusun dan mampu dilaksanakan secara ketat. Kurikulum yang ideal
adalah kurikulum yang relevan dengan pendidikan yang ideal adalah kurikulum
yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Kurikulum menekankan pada
aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal, serta spiritual.
Pembinaan kepribadian merupakan kajian utama kurikulum. Materi program berupa
kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan : self-esteem, motivasi berprestasi,
kemampuan pemecahan masalah perumusan tujuan, perencanaan, efektifitas,
hubungan antar pribadi, keterampilan berkomunikasi, keefektifan lintas budaya,
dan perilaku yang bertanggung jawab.
Untuk ini, satuan pendidikan sekolah harus mampu menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) sesuai dengan standar isi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk menjadi pedoman dalam menyusun RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), kurikulum tersebut harus dijabarkan ke
dalam silabus yang disusun oleh guru bersama dengan kelompok kerja guru (KKG) untuk Sekolah Dasar, dan untuk SMP
dan SMA/SMK, silabus itu disusun bersama dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Tentu saja, semua perangkat
kurikulum ini harus dimiliki oleh sekolah yang baik.
kurikulum lancar, proses pendidikan juga kian lancar
Salah satu aspek yang sangat penting terkait dengan
penerapan kurikulum ini adalah adanya proses penilaian pendidikan yang adil.
Prestasi belajar peserta didik harus ditentukan dari hasil penilaian yang telah
dilaksanakan secara jujur. Proses penilaian yang tidak jujur, misalnya
dilakukan dengan cara menyontek, akan menumbuh-suburkan bibit perilaku koruptif
bagi semua pemangku kepentingan. Perilaku koruptif yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, boleh jadi telah lahir dari perilaku
tidak adil dalam proses penilaian pendidikan yang tidak adil di sekolah.
Sebagai tambahan, salah satu bentuk kurikulum yang perlu
diperhatikan adalah seberapa banyak porsi pendidikan agama di sekolah tersebut.
Pendidikan
moral tertinggi terletak di dalam doktrin-doktrin agama yang diyakini
seseorang. Melalui pendidikan agama yang cukup, diharapkan para peserta didik
akan muncul kesadaran dan pemahaman yang benar mengenai tugas, peran dan
tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan, anak, siswa dan anggota masyarakat. Sebagai
implementasinya, anak akan mampu menghargai orang lain dengan segala perbedaan
serta mampu memilah dan memilih kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan tidak.
Oleh karena itu, porsi
pendidikan agama yang diterapkan oleh suatu sekolah hendaknuya menjadi bahan
pertimbangan penting orang tua dan anak dalam memilih sekolah. Terlebih di
jenjang pendidikan dasar, menjadi momentum yang tepat untuk peletakan pondasi
bangunan kepribadian dan pengoptimalan seluruh potensi siswa. Dengan demikian,
selain kurikulum yang ketat dan penilaian yang jujur serta adil, agama juga
menjadi komponen penting dalam membentuk dan membangun kharakter siswa di
sekolah.
Ciri 4
Sufficient resources to help all
students achieve
(sumber daya yang cukup untuk membantu semua
siswa mencapai hasil belajar yang dicita-citakan)
Sekolah yang ideal juga
sangat dipengaruhi oleh ketersedian sarana dan prasarana pendidikan, yaitu
sarana berupa gedung sekolah yang representative, halaman dan tempat bermaian
yang memadai bagi usaha pengembangan sekolah, memiliki ruang belajar yang
sesuai dengan jumlah siswa, memiliki sarana pendukung yang cukup seperti,
laboratorium untuk semua mata pelajaran, gedung serba guna, perpustakaan,UKS,
koperasi,kantin dan sarana pendukung lainnya.
Sumber daya berupa sarana dan prasarana pendidikan sangat
wajib dimiliki oleh sekolah yang baik. Sebagai contoh, apabila suatu sekolah
memiliki gedung yang rusak berat, maka sudah barang tentu tidak akan menjadi
tempat belajar yang menyenangkan bagi anak. Demikian juga dengan sarana belajar
yang lain, seperti buku pelajaran, media pembelajaran, dan aspek-aspek lain
yang mendukung proses pengajaran dan pembelajaran. Seiring
dengan kemajuan bidang informasi dan teknologi, nampaknya bukan hal yang baru
sebuah sekolah memiliki fasilitas akses jaringan internet dan website sendiri,
dimana setiap stake holders dapat berinteraksi dan berkomunikasi di dunia maya.
nah, salah satunya adalah adanya perpustakaan
yang besar, lengkap, nyaman, dan indah
Hal ini, akan sangat
membantu bagi orang tua untuk memantau perkembangan putra-putrinya secara cepat
tanpa harus secara fisik datang ke sekolah. Dengan didukung sarana dan
prasarana yang baik, diharapkan semua peserta didik dapat belajar secara enjoy,
nyaman, dan betah. Sekolah diibaratkan sebagai rumah kedua bagi anak-anak,
sehingga sekolah yang baik mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan siswa. Hal
yang perlu diperhatikan juga mengenai rasio jumlah siswa dengan luas ruangan
kelas serta fasilitas pembelajaran yang lain.
Ciri 5
Schools and classrooms equipped
for teaching and learning
(sekolah dan ruang kelas dilengkapi untuk proses pengajaran
dan pembelajaran)
Seperti diungkapkan sebelumnya, bahwa termasuk ciri sekolah
ideal adalah memiliki sarana prasarana yang baik, dan sarana tersebut beberapa
diantaranya adalah bentuk ruangan kelas dan fasilitas yang ada di setiap
ruangan kelas.
Sebagai contoh, di kampus Sampoerna School of Education
(SSE), semua kelas telah dilengkapi dengan infocus. Bahkan semua dinding dan
sekat antarkelasnya terbuat dari bahan white board yang dapat berfungsi sebagai
papan tulis. Dengan demikian, dosen atau guru dan siswa dapat menggunakan
seluruh dinding kelasnya sebagai tempat untuk belajar. Lebih dari itu, kampus
ini memang dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk mempraktikkan semua
pendekatan instruksional seperti PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan) atau JAL (joyful active learning), serta CTL (contextual
teaching and learning) dengan berbagai metode mengajarnya, seperti role
play, praktik, dan sebagainya yang didukung dengan sarana yang memadai.
tapi, ya nggak gini-gini juga kaleee... -_-
Hal serupa juga ditunjukkan oleh sekolah dengan model Montessori dimana ukuran ruang kelas begitu luas dengan
beragam perangkat yang komplit termasuk dengan alat peraga sederhana dan mainan
yang dapat memicu kreatifitas dan minat anak. Ruangan kelas model Montessori
mungkin dianggap paling modern dan efektif saat ini. Tujuan dari model kelas
Montessori adalah agar anak mendapatkan
sesuatu yang baru dari seolah. Saat anak hari ini mendapatkan sesuatu yang baru
dan menyenangkan dari sekolahnya, maka anak akan sangat antusias untuk
bersekolah di esok hari. Intinya adalah menjadikan “sekolah sangat menyenangkan bagi peserta didik, bukan justru menjadi
beban”. Hingga saat anak-anak ini pulang sekolah, mereka dengan senyum bangga
akan mengatakan kepada orangtuanya : “Bapak/Ibu,
besok aku mau sekolah lagi.!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar