"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 16 April 2012

Menjelang Dua Puluh



 
by : RezaPutra

Menjelang dua puluh. Ya, maksudnya begitu sederhana. Akan sampai ke usia dua puluh tahun, alias menjelang akan berkepala dua. Usia dua puluh tahun, mungkin memang tak semanis Sweet Seventen (17th) para remaja kita, tak pula sematang Life Begit at Fouty (40th) nya orang-orang barat, ataupun segemilang The Golden Age (60th) bagi orang-orang Jepang. Dua puluh tahun (20th), dewasa ini hanya sebatas angka, angka yang begitu biasa saja. Namun, mengingat kata “berkepala dua”, pun setidaknya membuat kita berfikir dua kali lipat juga, bahwa tugas, hak, dan kewajiban kita pun kelak akan meningkat dua kali lebih banyak dari saat kita dikala usia belasan. Yah.., itu sebatas pendapat saya, lalu apa opini anda?

Menjelang dua puluh. Saya teringat beberapa bulan lalu saat menjadi MOT di acara Dauroh adik-adik Rohis SMAN 4 Ska kelas X, menemani kegiatan mereka seharian. Ya, sekian jam berinteraksi, dan akhirnya di penghujung acara, sekitar jam 3 sore kala itu, saya baru memperkenalkan diri. Hehe.., sengaja memang. Namun, yang paling berkesan adalah saat saya menyebutkan umur. “Usia saya masih belasan kok, jadi masih seusia antum semua lho.!!”, ucap saya saat itu. Haha.., setelah itu mereka tertawa, mereka tahu belasan itu artinya sembilan belas. Hanya, bagi saya begitu nikmat saat mengucapkan usia sembilan belas, seakan-akan masih begitu mudanya. Dan jujur, merasa masih muda atau menjadi paling muda, malah menjadikan saya lebih percaya diri dari sebelumnya. Bagaimana dengan anda?

Menjelang dua puluh. Siapakah anda? Apakah anda belum sampai ke dua puluh, tengah menjalani pertengahan dua puluh, sudah melewati dua puluh, atau bahkan menjelang dua puluh? Ya, siapapun anda, sudah pasti usia kita semakin berkembang. Di setiap usia perkembangan selalu ada tugas perkembangan. Begitu pula dua puluh, sudah memasuki fase dewasa dini jika dalam ranah Psikologi. Apa tugasnya? Jika anda amati, tugas-tugas itu sederhana sebenarnya, namun tak seperti membalikkan telapak tangan untuk bisa dijalankan, semuanya. Em.., yang pasti, tugas-tugas di setiap fase perkembangan akan semakin kompleks dan berat dari tugas perkembangan dari fase sebelumnya, kita hanya perlu bersiap. Lantas pertanyaannya, sudah siapkah kita?

Menjelang dua puluh. Ingatkah anda dengan perjalanan salah seorang sahabat muda. Usamah bin Zaid namanya. Jika anda belum pernah mendengar kisahnya, segeralah anda cari. Penting, sungguh kisahnya benar-benar penting, terlebih bagi anda yang menjelang dua puluh. Lalu apa pentingnya? Ya, begitu penting karena beliau telah berhasil menggambarkan perjuangan dan prestasi di dua puluh. Ialah yang telah diangkat oleh Rasulullah sendiri menjadi panglima, yang bahkan turut serta Abu Bakar As-shidiq dan Umar bin Khatab menjadi pasukan di bawah pimpinannya. Di akhir peperangannya, berkatalah serempak para sahabat, “Sungguh, tidak ada pasukan yang lebih lengkap dari pasukannya Usamah”.  Benar, Usamah menang, tanpa satupun pasukannya yang gugur atau bahkan terluka di medan laga. Padahal, usianya masih dua puluh tahun saat itu. Ya, sungguh beliau baru dua puluh tahun. Percayakah anda?

Menjelang dua puluh. Saya dan anda yang menjelang dua puluh, apa prestasi kita? Setidaknya, apa prestasi yang akan kita rencanakan? Besar atau kecil, di mata kita atau di mata orang lain, yang terpenting adalah menjadikan prestasi itu bermakna. Ya, jika memang belum mampu dan belum saatnya, kita mungkin tidak perlu ngaya harus bermakna untuk negara kita. Setidaknya kita harus bisa bermakna untuk diri, dan keluarga kita, atau lingkungan berdiam kita terlebih dahulu. Asalkan kita bisa istiqomah, makna yang jauh lebih besar insyAllah akan mampu kita raih. Sampai saat ini, sudahkah kita bermakna?

Menjelang dua puluh. Memang kita harus terus mengejar makna, namun jangan pernah lupa, untuk selalu memiliki mimpi tinggi. Karena dengan memiliki mimpi, artinya kita masih punya alasan untuk selalu berusaha, tak pantang menyerah, dan terus menerus menempa hati. Menjadi lebih sehat dan bijaksana. Wajib kita memiliki impian tinggi yang penuh jalan terjal perjuangan, bukan sekedar angan-angan semu yang hanya tanpa usaha dan jalan keluar. Terus membangun makna yang luar biasa dan terus menerus mengejar impian tanpa lelah. Itulah tugas kita kawan, itulah sebenarnya hak sekaligus kewajiban kita. Ya, demi mimpi dan prestasi tinggi, demi mengisi kedatangan dua puluh yang sebentar lagi akan kita tempuh. Bismillah.., untuk setiap langkah, kita pasti bisa untuk menjadi luar biasa, insyaAllah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar