"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 31 Oktober 2011

Novel-Modern-Klasik : Botchan


BOTCHAN, merupakan judul novel modern-klasik dari pengarang terkenal Jepang, Natsume Soseki. Botchan sendiri, sesungguhny adalah panggilan sopan untuk anak laki-laki, serupa dengan sapaan “tuan muda”, namun dengan kedekatan dan nuansa kasih sayang di dalamnya. Oia, mengapa disebut novel modern-klasik, awalnya tidak saya gagas, pokoknya asal cumut dan baca saja. Memang isinya sangat klasik dan mungkin kesannya lebih ke arah terlalu tradisional baik untuk latar waktu maupun latar tempat novel tersebut. Bahkan ada adegan dimana sang tokoh utama setiap saat saling berkirim surat dengan Kiyo, pengasuhnya dulu sewaktu ia kecil. Saya pikir, mengapa tidak pakai sms ke Handphone atau email saja biar lebih cepat, bahkan chating juga lebih menyenangkan.

Sampai suatu ketika, setelah katam membacanya, saya sempatkan baca juga biografi pengarang (sesuatu yang jarang saya lakukan, hehe..) Daaan.., binggo!! akhirnya saya temukan alasan mengapa buku ini disebut novel modern-klasik. Ternyata, novel ini ditulis oleh Natsume sekitar 1 abad lebih 6 tahun yang lalu, alias tahun 1905. Sesuatu yang sungguh tak saya sadari sewaktu hanyut membacanya, bahkan sampai tamat sekalipun. Mungkin benar apa yang dituliskan di sampul belakang novel terbitan Gramedia ini : “..sangat populer dikalangan tua dan muda di Jepang, dan barangkali merupakan novel klasik yang banyak dibaca di Jepang modern..” Bagaimanakah kisahnya? Berikut sedikit sinopsisnya..!!

Karakter Botchan dkk


by Reza Putra :

“alasan kenapa aku tidak punya solusi adalah karena aku terlalu jujur. Tapi cobalah pikir. Kalau orang jujur tidak bisa menang di dunia ini, siapa lagi yang bisa..?”
(Botchan)

Novel ini berkisah tentang pemberontakan sang-Botchan (dari awal hingga akhir cerita, pengarang tak pernah menyebutkan siapakah nama asli Botchan), seorang guru muda terhadap suatu “sistem” di sebuah sekolah desa. Keputusan Botchan meninggalkan Tokyo dan Kiyo sang pengasuh setianya ke desa terpencil ternyata menjadi titik balik baginya untuk bisa menatap nilai-nilai moral kehidupan. Sifat Botchan yang keras kepala, apa adanya, dan blak-blakan ini ternyata tidak sesuai dengan tabiat penduduk, murid-murid, maupun guru terutama Kepala Sekolah di desa tersebut. Hal inilah yang menyebabkan ia dipermainkan dan sering mengalami konflik kecil yang tak kunjung selesai karena sikap tidak mau mengalahnya.

Satu hal yang patut di contoh dari Botchan, meski dengan sifat-sifat buruknya tersebut, ia adalah seorang pemegang teguh prinsip kejujuran. Kejujuran yang seringkali menyulitkannya namun membuatnya bisa setegar karang. Hal inilah yang menyebabkan ia memutuskan membererontak terhadap sistem sekolah yang penuh kebohongan dan manipulasi yang didalangi oleh si Tanuki dan si Kemeja Merah (sebutan Botchan untuk Kepala Sekolah dan Kepala Guru di sekolah desa tersebut). Keputusan yang terkesan terlalu berani dan tak lazim dilakukan oleh seorang guru baru. Namun, tindakan Botchan ini dipandang benar oleh Hotta, alias si Landak, guru Matematika senior di desa itu, sehingga ia pun akhirnya memutuskan untuk membantu Botchan.

Meski harus berkutat dengan sifat-sifat pengecut dan penuh kebohongan dari murid-muridnya dan terutama si Tanuki dan Kemeja Merah, Botchan juga harus berjuang ekstra keras karena ia memiliki satu impian untuk bisa membahagiakan Kiyo, yang telah mengasuh dan menjadi orang tuanya semenjak kecil. Botchan yang pernah mengalami masalah di masa kecilnya, karena belaian kasih sayang Kiyo-lah ia mampu menyadari pentingnya cinta. Botchan yang bahkan tak menangis saat orang tuanya meninggal pun, bisa merasa begitu rindu kepada Kiyo yang hanya pengasuhnya. Inilah yang menjadikan Botchan ingin menepati janjinya pada Kiyo, meski sekedar membelikan kudapan manis dari Echigo.

Jadi, bagaimanakah nasib Botchan selanjutnya? Berhasilkah ia dan Hotta mengubah sistem sekolah yang penuh kebohongan tersebut? Dan akankah Botchan mampu membahagiakan Kiyo, si pengasuh sejatinya? So, temukan jawabannya pada novel modern-klasik ini..!!


Komentar saya : saya setuju dg pendapat penerjemah : "memang tidak ada yang istimewa pada genre ceritanya, tapi membacanya setidaknya anda akan merasakan aroma satra Jepang, sekaligus aroma musim panasnya di era klasik terdahulu..". Dan saya belajar banyak dari Botchan ini, terutama tentang prinsip kejujuran yang bagaimanapun juga harus dipertahankan meski dengan keras kepala..

Sukron, semoga bermaanfaat ^_^!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar