"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Senin, 08 Juni 2015

Kebijaksanaan & Kecerdasan Nabi Isa



Ketika diangkat nabi oleh Allah swt, Nabi Isa baru berusia 30 tahun. Namun, sebagai Nabi, ia sangat bijaksana dan cepat tanggap, meskipun umurnya masih muda. Sayangnya, sebagian dari kaumnya tidak puas dan selalu berusaha mencari-cari kelemahannya.

Pada suatu hari, ada salah seorang dari mereka yang berkata, “Bagaimana mungkin engkau patut menjadi pemimpin kami? Umurmu masih terlalu muda.”

Nabi Isa dengan tenang menjawab, “Tidak, saya sudah cukup tua dibandingkan dengan Nabi Ibrahim ketika baru dilahirkan.”

Orang itu terdiam mendongkol. Namun, masih ada orang lainnya yang kurang puas. Orang kedua ini lantas berkata, “Di zaman kepemimpinan Nabi Zakaria, kehidupan di sini sangat tenteram, tetapi di masa kenabianmu sekarang, banyak sekali terjadi kerusuhan.”

Tanpa sikap marah Nabi Isa berkata, “Memang betul, sebab di zaman Nabi Zakaria umatnya seperti saya, sedangkan di masa sekarang umatnya seperti engkau semua.”

Kedua pembangkang itupun tidak bisa berbicara lagi. Mereka kehabisan kata untuk membantah kebijakan Nabi Isa.

Pada kesemoatan yang berbeda, seorang murrid Nabi Isa bertanya, “Apakah yang paling berharga bagi manusia?”

“Akal,” kata Nabi Isa. “Sebab dengan akal manusia bisa menyejahterakan hidupnya.”

“Kalau tidak ada?”

“Sahabat yang mau memberikan nasihat.”

“Kalau tidak ada?”

“Harta yang halal dan dapat dibanggakan.”

“Kalau tidak ada?”

“Diam.”

“Kalau tidak bisa diam?”

“Mati,” jawab Nabi Isa. “Sebab, manusia jika tidak punya apa-apa, tetapi tidak bisa diam, biasanya mulutnya hanaya akan dipakai untuk mengeluh dan dengki.”

Demikianlah cara Nabi Isa memberikan pengertian kepada muridanya dan kepada para sahabatnya.

Pernah pada suatu hari Nabi Isa bertanya kepada para sahabatnya, “Andaikata kelian melihat salah seorang saudaramy terbuka auratnya ketika tidak sadar, misalkan sewaktu sedang tidur, apa yang akan kalian lakukan?” Apakah akan kau tutup auratnya, atau kau buka sekalian biar telanjang bulat?”

Para sahabatnya menjawab, “Selaku orang-orang waras, tentunya akan kami tutupi supaya auratnya tidak kelihatan lagi. Masak akan kami buka sampai telanjang bulat?”

Nabi Isa lalu berkata, “Begitulah seharusnya sebagai orang-orang yang beradab. Tetapi, mengapa apabila aib saudaramu terbuka, malah seringkali dibeberkan ke mana-mana, bahkan ditambah dengan membongkar aib-aibnya yang lain? Apakah hal itu tidak berarti sama saja dengan menelanjangi saudaramu sendiri di muka masyarakat? Jika seseorang telah dibentangkan seluruh aibnya di tengah masyarakat, biasanya akan jadi nekad di dalam maksiat serta akan malu untuk kembali kepada masyarakat yang sopan. Karena itu, janganlah suka membongkar aib orang lain, apalagi membeberkannya hingga meluas ke mana-mana. Orang yang mempunyai aib seharusnya diberi peringatan secara bijaksana agar mau bertaubat.”



sumber : 30 Kisah Teladan Jilid 1_kh.Abdurrahman





Tidak ada komentar:

Posting Komentar