“Sometimes the best
gain is to lose”
Terkadang
“keberhasilan” yang sesungguhnya adalah “kalah“.
Kutipan
di atas diucapkan oleh Jimmy Connors,
seorang atlet tenis. Siapakah Jimmy Connors? Hehe., entahlah saya juga tidak
kenal, lagian tidak akan saya bahas di sini juga kok. Kutipan di atas saya
dapatkan dalam sebuah Drama Jepang (J-Drama)
yang berjudul ‘Gomene Seishun’.
Saat
itu dikisahkan sekelompok murid dari SMA Seishun memutuskan ikut lomba lari
tahunan antar sekolah yang belum pernah mereka ikuti sebelumnya. Saat lomba
berlangsung, terjadi beberapa insiden tak terduga hingga menyebabkan mereka
kalah, bahkan didiskualifikasi dari lomba lari tersebut. Hal ini sangat disayangkan,
lantaran tahap latihan panjang dan berat, serta konflik personal yang telah
mereka lalui selama ini seakan tak berarti.
Dalam
kondisi inilah Hachiya Sensei, sang guru galak dan bijaksana mengumpulkan para
murid yang kecewa dan menyampaikan kutipan di atas. Dia ajak murid-muridnya
untuk berpikir –daripada sekedar menyesal karena tidak menang, lebih baik
memikirkan seberapa besar pelajaran yang bisa didapat dari kekalahan- mereka.
Di
akhir kisah, sang guru menyimpulkan :
“Karena kita kalah
dengan memuaskan, kita gembira, dan (kekalahan ini) akan menjadi kenangan. Itulah
Seishun (masa muda)! Dan kalimat inggis ini bagiku juga berarti, ‘Daripada
Menang, Lebih Baik Kita Kalah’, Seishun.!!”
Demikian
kata Hachiya sensei diikuti riuh tepuk tangan dan mata berkaca-kaca, serta rasa
haru dan bangga yang sangat dari para murid.
Ya
memang benar, dan saya sangat sepakat dengan Hachiya Sensei.
Terkadang,
daripada menang, lebih baik kita kalah. Daripada menang dengan biasa-biasa
saja, lebih baik kalah dengan kenangan manis di ingatan. Daripada menang karena
curang, lebih baik kalah dengan penuh perjuangan. Daripada menang menjadikan
kesombongan, lebih baik kalah dan berbuah kebijaksanaan. Daripada menang tapi
tidak dapat apa-apa, lebih baik kalah dengan penuh pelajaran hidup di dalamnya.
Alhamdulillah
dari sini saya belajar bahwa kemenangan -apalagi sekedar di mata manusia-
bukanlah segala-galanya. Justru, kemampuan untuk bisa menyikapi hasil akhir
dengan bijaksana, itulah skill hidup yang tak ternilai harganya.
Dan
alhamdulillah-nya, peristiwa penuh kenangan layaknya SMA Seishun di atas, yang
menjadikan kita tidak menyesal (bahkan berterimakasih) pada kekalahan, saya
pribadi pernah mengalami. Seperti apa kisahnya?? Insya.Allah di postingan
yang akan datang ya, hehe... (^ᵕ^)
Demikian
, semoga bermanfaat, syukron sudah mau baca, and.. sayonara kawan.!!!