"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Jumat, 06 Juli 2012

Metode Observasi Psikologi : "Time Sampling"



Metode Observasi Time Sampling dikembangkan oleh Willard Olson pada pertengahan 1920-an.  Metode ini mengarahkan observer untuk mempersempit perhatian dengan merekam aspek tertentu dari perilaku sebagaimana terjadinya dalam interval waktu tertentu (Irwin & Bushnell, 1980). Metode time sampling mempunyai karakteristik : observer melihat dan mencatat perilaku tertentu dalam kurun waktu yang sama dan menentukan interval secara teratur atau secara acak / random. Perilaku dan peristiwa yang terjadi di luar periode tersebut tidak dicatat. Panjang interval dan distribusi periode observasi dan pencatatan dapat bervariasi tergantung pada tujuan observasi.
Variasi pada prosedur time sampling sangat banyak. Variasi dapat terjadi tidak hanya pada panjang waktu dan distribusi menual waktu, tetapi juga teknik pencatatan yang digunakan. Meskipun time sampling seringkali menggunakan skema koding untuk mencatat perilaku, istilah “pencatatan” dan ekspansi pencatatan mengindikasikan bentuk pencatatan naratif dapat digunakan. Ciri yang utama dari time sampling adalah interval waktu yang tepat dan seragam dan bukan pada teknik pencatatan spesifik yang digunakan. Dengan demikian, time sampling dapat dikatakan sebagai metode terbuka bila memuat data-data kasar.
Derajat Selektivitas metode time sampling sangat efektif, karena hanya mengobservasi perilaku target yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan dari sisi derajat Inferensi, time sampling memerlukan inferensi awal atau interpretasi. Hal ini dikarenakan observer yang menggunakan metode ini perlu membuat keputusan dengan segera berkaitan dengan perilaku yang akan dicatat. Keputusan ini didasarkan pada apakah perilaku yang terlihat termasuk dalam kategori diskriptif tertentu atau lainnya.
Keuntungan dari time sampling adalah tidak ada batasan jenis perilaku yang dapat diobservasi dengan metode ini. Metode ini juga ekonomis dalam waktu dan energy. Efisiensi ini terjadi karena metode time sampling mengatur isi observasi dengan tepat dan jumlah waktu yang digunakan oleh observer. Efisiensi juga dicapai karena penggunaan skema koding mengurangi varibilitas judgment dan inferensi antar observer, yang pada gilirannya dapat meningkatkan reliabilitas inter-rater. Time sampling juga menyediakan data yang representatif dan reliable, jika ingin mengumpulkan data dalam jumlah besar seperti misalnya dalam penelitian. Selain itu, metode time sampling juga dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik pencatatan yang berbeda, misalnya koding dan naratif deskriptif. Dengan demikian dapat diperoleh data perilaku target dan sekaligus detail konteks dan perilaku.
Keterbatasan penggunaan skema koding dalam metode time sampling yakni tidak dapat menangkap detil dari konteks, seperti apa perilaku yang terjadi, bagaimana sequencenya, bagaimana perubahan perilaku dari waktu ke waktu, atau bagaimana keterkaitan perilaku tersebut dengan perilaku yang lain. Brandt mengungkapkan kelemahan time sampling dengan menyatakan kurang akan kontinuitas, kelengkapan kontekstual, dan kenaturalan sampel peristiwa. Frekuensi kejadian dari perilaku tertentu juga menjadi faktor keterbatasan. Berkaitan dengan hal ini, Irwin dan Bushnell (1980) menyatakan bahwa time sampling menjadi metode yang efektif jka perilaku terjadi rata-rata paling tidak sekali setiap 15 menit.
Time sampling tidak memperlakukan perilaku sebagaimana kejadian alamiahnya. Time sampling dapat dikatakan hanya mengobservasi fragmen tindakan karena tidak secara akurat menampilkan apa yang terjadi dalam urutan-urutan perilaku yang lebih luas. Menurut Irwin Bishnell (1980) penggunaan kategori yang telah ditentukan dapat membuat bias apa yang dilihat oleh observer karena observer lebih terfokus pada upaya mencari perilaku yang sesuai dengan kategori daripada mendeskripsikan apa saja yang terjadi sehingga mengabaikan perilaku yang penting untuk memahami perilaku atau pola yang dikaji.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode ini yaitu, observer terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu seperti jam digital sebagai pedoman waktu, kertas kosong sebagai lembar kerja, peralatan menulis (pensil atau bolpoint), serta peralatan dokumentasi seperti photo digital atau Handphone. Observer kemudian menentukan interval waktu yang diinginkan dan jam berapa akan memulai observasi. Setelah semua disiapkan, observer bisa memulai kegiatan observasi. Observer harus mampu fokus pada tiga hal yakni perilaku objek observasi, pencatatan hasil observasi, serta pedoman waktu yang mengatur lamanya interval observasi.
.

sumber : Laporan Observasi Praktikum 2_Muh Reza Putra_Fk. Psikologi UMS_2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar