Fenomena
Guru
mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Dalam
menyampaikan bahan pelajaran, masih banyak didapati gaya mengajar guru yang
terkesan monoton sehingga mengurangi gairah siswa untuk belajar. Maka, salah
satu bentuk kreatifitas mengajar yang tidak monoton adalah memanfaatkan fungsi
multimedia. Namun kenyataanya, hanya sedikit guru yang menguasai multimedia
sebagai media pembelajaran yang menyenangkan.
Juga
seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan, memahami kurkulum,
dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil dalam memberikan informasi
kepada kelas. Selain itu, guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi
pelajaran yang disajikan. Namun masih sering didapati guru yang selalu
menggunakan sumber informasi yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Dalam hal
evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar harus benar dan tepat, maka sangat diharapkan pula guru dapat menyusun
butir alat atau soal tes secara benar. Meski demikian, tidak banyak guru yang
peduli dan paham akan target pengukuran hasil belajar sehingga evaluasi yang
dilakukan selalu tidak optimal. Hal itu juga diperparah dengan sistem
komputerisasi nilai siswa yang kurang cepat dan ringkas dalam pengolahannya
sehingga mempersulit kinerja guru dalam mengevaluasi hasil belajar para peserta
didik.
Identifikasi Masalah
Mendata masalah apa saja yang terjadi dalam sistem yang
sudah ada :
1 >Gaya
mengajar yang monoton.
>Tidak
rapinya metode penyusunan silabus pembelajaran, alat ukur prestasi (soal tes),
serta sistem evaluasinya.
3 >Kurangnya
rasa empati, tanggungjawab, serta komunikasi guru terhadap seluruh siswa didik.
4 >Sumber
mata pelajaran yang sangat minim dan tidak update
Penyebab Masalah
Faktor apa saja yang memunculkan permasalahan yang sudah
teridentifikasi :
1 >Gaya
mengajar yang sudah mendarah daging, kurangnya penguasaan guru akan multimedia
2 >Kurang
kreatif mendesain materi dan la tes yang aktual dan relevan, sistem komputerisasi
yang kurang optimal.
3 >Hanya
guru sebagai wali kelas saja yang merasa bertanggung jawab, pun terhadap anak
didik di kelasnya masing-masing, bukan terhadap seluruh anak didiknya.
>Kurangnya
minat guru dalam membaca.
Titik keputusan
Pada bagian mana masalah terjadi. Contoh
1 >Pada
bagian guru / tenaga mengajar
2 >Pada
bagian karyawan pengolahan nilai
Pelatihan
Berdasarkan
permasalah di atas, maka dapat disusun beberpa bentuk pelatihan sebagai berikut
:
1.
Pelatihan
Keterampilan Dasar
Pelatihan
ini bertujuan agar setelah mengikuti seluruh komponen pelatihan peserta akan
lebih memahami dasar-dasar Proses Belajar Mengajar dan mengelolanya secara
dinamis dan terstruktur berdasarkan sistem dan kaidah yang benar.
Manfaat
yang diharapkan dari kegiatan pelatihan ini adalah: peningkatan jumlah guru
yang mempunyai kompetensi dalam bidang prose belajar mengajar didalam kelas dan
diluar kelas, sehingga pembelajaran akan berjalan dengan baik yang berdampak
pada efisiensi pembelajaran kearah ketercapaian sasaran pendidikan.
2.
Pelatihan
Applied Approach (AA)
Pelatihan
Applied Aproach menjadi sangat strategis untuk karena tujuan utama nya adalah
mempersiapkan guru untuk memahami manajemen kependidikan sekolah. Salah satu
manfaat yang dapat di identifikasi adalah kemampuan guru dalam manajerial
termasuk di dalamnya adalah pengembangan kurikulum pendidikan.
Tujuan
:
a)
Meningkatkan kualitas kemampuan mendesain kurikulum, dalam
hal pengembangan ilmu pengetahuan yang dinamis
b)
Meningkatkan penguasaan dan keterampilan guru dalam
merancang, merekonstruksi sistem pembelajaran sekolah
c)
Meningkatkan kemampuan sebagai manajer administrasi
pendidikan sekolah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
d)
Meningkatkan penguasaan guru dalam mengembangkan inovasi
pembelajaran dengan mengacu pada paradigma “Teaching How to Learn“.
e)
Mensosialisasikan berbagai konsep Kurikulum desain, antara
lain Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi kepada para dosen senior di
lingkungan Universitas Brawijaya.
Output :
-
Jumlah guru yang mempunyai kompetensi administrasi
kependidikan sekolah meningkat, sehingga akan berdampak pada pengembangan
pembelajaran dan penyelenggaraan lembaga secara khusus di sekolah.
3.
Pelatihan Multi Media Tingkat Dasar
Pelatihan sumber daya guru dalam menyiapkan materi instruksional
berbasis multimedia diawali dengan penyiapan guru dalam mengemas materi pelajaran
dengan segala komponen kegiatan dan tugas-tugas. Standar penyusunan atau
perencanaan material instruksional agar dapat di kemas dalam bentuk multimedia
seringkali belum dikuasai oleh para guru.
Demikian pula tingkat kemampuan guru dalam menyiapkan dan menyampaikan
materi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi pada umumnya belum
merata. Sebagai penunjang dalam kegiatan tersebut memanfaatkan peralatan
komputer serta perangkat bantu lainnya yang terdapat di ruang multimedia.
Tujuan Kegiatan
a)
Memberikan wawasan tentang keutamaan penggunaan pembelajaran
berbasis multimedia terhadap efektivitas pembelajaran yang menyenangkan di
sekolah
b)
Melatih proses pembelajaran berbasis multimedia yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat mata pelajaran
c)
Melatih kemampuan
dasar keterampilan merancang dan menyusun pembelajaran berbasis multimedia
sebagai pembelajaran interaktif.
d)
Memotivasi staf pengajar untuk merancang materi kuliah
sebagai bahan dasar penyusunan Multimedia pembelajaran.
Output:
a.
Ketrampilan dasar operasional komputer sebagai penunjang
pembelajaran
b.
Kemampuan guru dalam pengembangan bahan ajar berbasis
multimedia
c.
Rancangan materi pelajaran dalam bentuk kemasan digital
elektronik
Outcomes
1.
Peningkatan jumlah digitalisasi bahan ajar
2.
Kesadaran dan motivasi guru terhadap perlunya kemampuan
merancang bahan ajar berbasis multimedia dengan benar
3.
Meningkatkan jumlah guru yang memberikan materi pelajaran
dengan bantuan multimedia
4.
Pelatihan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Pendidikan karakter dalam hal ini termasuk dalam pelatihan
empati, tanggungjawab, pemberian pelayanan yang baik terhadap siswa, serta
menyadarkan akan tugas dan kewajiban guru sebagai sumber ilmu para peserta
didik.
Selain itu, pendidikan karakter juga diharapkan mampu
mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3)
Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)
Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah
Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai,
(15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18)
Tanggung Jawab. (Pusat
Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman
Sekolah. 2009:9-10)
Tujuan :
a)
guru lebih empati dan bertanggungjawab terhadap seluruh peserta
didiknya
b)
Mengembangkan potensi dasar guru agar berhati, berpikiran,
dan berperilaku baik terhadap peserta didik, guru menjadi gemar membaca untuk meningkatkan
waasan keilmuannya.
sumber : tugas Desain Pelatihan Psikologi UMS/M.RezaPutra/F100104016/dari berbagai sumber & jurnal di Google ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar