"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Selasa, 31 Mei 2011

Terapi Keluarga, sebuah intervensi efektif untuk permasalahan dalam keluarga

Pengertian Terapi Keluarga :

Terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.


Konsep dan Prinsip Dasar :

Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya.

Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip :
Pertama, adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan.
Kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
Ketiga, adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.

Ketika masalah muncul, terapis akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).

Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :
1. Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga
2. Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
3. Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan


Sejarah :

Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California.

Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi keluarga. Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermunculan, begitu juga program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long, 1996)

Munculnya buku-buku semipopuler sejak tahun 1968 hingga 1992 memberikan pandangan dan proses yang melekat pada kehidupan perkawinan dan pasangan yang senantiasa berubah


Indikasi Pemberian Terapi :

Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi terapi keluarga menurut Walrond Skinner adalah : “Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dan dapat merupakan masalah secara individual..”


Manfaat Terapi Keluarga :

Manfaat untuk pasien = mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.

Manfaat untuk keluarga = memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya sebagai manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.


Ruang Lingkup Terapi Keluarga :

Terapi keluarga adalah suatu tindakan berupa modifikasi keadaan sekarang bukan sekedar eksplorasi dan interaksi masa lampau. Adapun sasarannya adalah sistem keluarga.

Dalam hal ini terapis bergabung dengan keluarga bukan untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki dan memodifikasi fungsi keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi dengan baik.


Jenis-jenis Terapi Keluarga :

•Terapi Keluarga ”Bowenian” atau Transgenerasional
•Terapi Keluarga Komunikasi dan Satir
•Terapi Keluarga Eksperensial
•Terapi Keluarga Milan
•Terapi Keluarga Konstruktivis atau Naratif
•Terapi Keluarga Berfokus-Solusi
•Terapi Keluarga Strategik
•Terapi Behavior dan Kognitif-Behavior
•Terapi Keluarga Struktural
•Terapi Keluarga Psikodinamik dan Relasi-Objek


Efektifitas Terapi Keluarga :

Walau efektifitas dari terapi keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan klien, integrasi terapi keluarga memiliki tantangan sebagai berikut :
-Pertama, terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan non-keluarga karena lebih banyak orang yang terlibat.
-Kedua, perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk terapi keluarga yang berbeda dari lainnya.
-Ketiga, terapi keluarga selama ini sudah terbukti keberhasilannya.


Kesimpulan :

Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga merupakan salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.

Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga. Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota keluarga dalam arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonalnya.


Disusun oleh :
1.Muhammada Yusuf (F100104008)
2.Muhammad Reza Putra (F100104016)
3.Sigit Pambudi (F100104024)
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2010

Sumber:
-Chaplin, JP. 1968. Dictionary of Psychology (Kamus Lengkap Psikologi). M: 355. Terjemahan oleh Dr. Kartini Kartono. 1981. Jakarta : Raja Grafindo
-Sundberg, D, Winebarger, A, Taplin, J. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
-Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama

Sungguh, Apakah Mereka Tiada Memperhatikan Unta Bagaimana Ia Diciptakan.?

Lima puluh lima derajat celcius adalah suhu yang panas membakar. Itulah cuaca panas di gurun pasir, daerah yang tampak tak bertepi dan terhampar luas hingga di kejauhan. Di sini terdapat badai pasir yang menelan apa saja yang dilaluinya, dan yang sangat mengganggu pernafasan. Padang pasir berarti kematian yang tak terelakkan bagi seseorang tanpa pelindung yang terperangkap di dalamnya. Hanya kendaraan yang secara khusus dibuat untuk tujuan ini saja yang dapat bertahan dalam kondisi gurun ini.

Kendaraan apapun yang berjalan di kondisi yang panas menyengat di gurun pasir, harus didisain untuk mampu menahan panas dan terpaan badai pasir. Selain itu, ia harus mampu berjalan jauh, dengan sedikit bahan bakar dan sedikit air. Mesin yang paling mampu menahan kondisi sulit ini bukanlah kendaraan bermesin, melainkan seekor binatang, yakni unta.

Unta telah membantu manusia yang hidup di gurun pasir sepanjang sejarah, dan telah menjadi simbol bagi kehidupan di gurun pasir. Panas gurun pasir sungguh mematikan bagi makhluk lain. Selain sejumlah kecil serangga, reptil dan beberapa binatang kecil lainnya, tak ada binatang yang mampu hidup di sana. Unta adalah satu-satunya binatang besar yang dapat hidup di sana. Allah telah menciptakannya secara khusus untuk hidup di padang pasir, dan untuk melayani kehidupan manusia. Allah mengarahkan perhatian kita pada penciptaan unta dalam ayat berikut:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan.” (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)

Jika kita amati bagaimana unta diciptakan, kita akan menyaksikan bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah keajaiban penciptaan. Yang sangat dibutuhkan pada kondisi panas membakar di gurun adalah minum, tapi sulit untuk menemukan air di sini. Menemukan sesuatu yang dapat dimakan di hamparan pasir tak bertepi juga tampak mustahil. Jadi, binatang yang hidup di sini harus mampu menahan lapar dan haus, dan unta telah diciptakan dengan kemampuan ini.

Unta dapat bertahan hidup hingga delapan hari pada suhu lima puluh derajat tanpa makan atau minum. Ketika unta yang mampu berjalan tanpa minum dalam waktu lama ini menemukan sumber air, ia akan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam sekali minum; dan tempat penyimpanannya adalah punuk unta. Sekitar empat puluh kilogram lemak tersimpan di sini. Hal ini menjadikan unta mampu berjalan berhari-hari di gurun pasir tanpa makan apapun.

Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun sistem pencernaan pada unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan mulut binatang ini telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah. Perutnya memiliki disain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk mencerna hampir semua tumbuhan di gurun pasir.

Angin gurun yang muncul tiba-tiba biasanya menjadi pertanda kedatangan badai pasir. Butiran pasir menyesakkan nafas dan membutakan mata. Tapi, Allah telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta sehingga ia mampu bertahan terhadap kondisi sulit ini. Kelopak mata unta melindungi matanya dari dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak mata ini juga transparan atau tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu matanya yang panjang dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula disain khusus pada hidung unta. Ketika badai pasir menerpa, ia menutup hidungnya dengan penutup khusus.

Salah satu bahaya terbesar bagi kendaraan yang berjalan di gurun pasir adalah terperosok ke dalam pasir. Tapi ini tidak terjadi pada unta, sekalipun ia membawa muatan seberat ratusan kilogram, karena kakinya diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya.

Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian. Disain khusus ini memperlihatkan kesempurnaan penciptaan unta.

Marilah kita renungkan semua ciri unta yang telah kita saksikan. Sistem khusus yang memungkinkannya menahan haus, punuk yang memungkinkannya bepergian tanpa makan, struktur kaki yang menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, kelopak mata yang tembus cahaya, bulu mata yang melindungi matanya dari pasir, hidung yang dilengkapi disain khusus anti badai pasir, struktur mulut, bibir dan gigi yang memungkinkannya memakan duri dan tumbuhan gurun pasir, sistem pencernaan yang dapat mencerna hampir semua benda apapun, lapisan tebal khusus yang melindungi kulitnya dari pasir panas yang membakar, serta rambut permukaan kulit yang khusus dirancang untuk melindunginya dari panas dan dingin.

Tak satupun dari ini semua dapat dijelaskan oleh logika teori evolusi, dan kesemuanya ini menyatakann satu kebenaran yang nyata: unta telah diciptakan secara khusus oleh Allah untuk hidup di padang pasir, dan untuk membantu kehidupan manusia di tempat ini.

Begitulah, kebesaran Allah dan keagungan ciptaan-Nya tampak nyata di segenap penjuru alam ini, dan Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Allah menyatakan hal ini dalam ayat Alquran:

“Sesungguhnya, Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan – Nya meliputi segala sesuatu”. (QS. Thaahaa, 20:98)


sumber : Buku : "Berfikirlah Sejak Anda Bangun Tidur" (Harun Yahya, GlobalMedia)

Ketika Kau Merasa Terlalu Lelah dan Putus Asa




`KENAPA AKU DIUJI?

"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta." -Surah Al-Ankabut ayat 2-3


`KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." -Surah Al-Baqarah ayat 216


`KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya. " -Surah Al-Baqarah ayat 286


`RASA FRUSTASI?

"Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman." - Surah Al-Imran ayat 139


`BAGAIMANA KU HARUS MENGHADAPINYA?

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan) , dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah- daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan). " -Surah Al-Imran ayat 200 "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" -Surah Al-Baqarah ayat 45


`AKU TAK TAHAN!!!

"... ..dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir." -Surah Yusuf ayat 12


`APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?

"Sesungguhnya Allah telah membeli dr org2 mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka... .. -Surah At-Taubah ayat 111


`KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain drNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal. " -Surah At-Taubah ayat 129


`ALHAMDULILLAH

Senin, 30 Mei 2011

Memahami Orang Lain, Bagaimanakah Caranya..?


Ilustrasi kasus..
Suatu hari Juli datang ke sekolah dengan wajah murung. Hanya mendung yang menggayut di wajahnya. Salah seorang teman sekelasnya, Tina, yang mejanya berseberangan tepat di depannya, bertanya ”Ada apa, Jul?”. Tidak banyak jawaban yang dia dengar dari Juli. ”Tidak ada apa-apa, hanya masalah keluarga”. Sepanjang pagi sampai waktu makan siang tiba, Juli tetap dengan wajah murungnya. Saat makan siang, rekan sekelasnya yang lain, Dini, mengajaknya ke kantin untuk makan siang. Dan Juli menolak. Masih dengan tersenyum, Dini menawarkan untuk membungkuskan makanan. Dan Juli tetap menolak. Perlahan Dini mendekat, ditariknya sebuah kursi dan langsung duduk tepat di samping Juli, tetapi tidak lagi menawarkan makan siang. Dia hanya duduk dan memperhatikan Juli. Sikap Dini membuat Juli merasa tidak enak. Ujungnya mereka pergi ke kantin untuk makan siang. Saat itulah Juli menceritakan semua yang menimpanya, tanpa diminta. Ternyata urusan cinta yang menjadi permasalahannya.

Empati, apaan sih itu?
Berkaitan dengan tema kali ini, Memahami Orang Lain, yaitu bagaimana kita dapat memahami orang lain, perasaan mereka, permasalahan yang menimpa mereka. Inilah yang disebut empati. Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Misalnya ketika teman kita sedang senang maka kita paham dan bisa merasakan kegembiraannya dan kita pun ikut tersenyum. Begitu pula ketika teman kita mengalami kesulitan atau sedan sedih karena kehilangan orang yang dicintainya maka kita bisa juga merasakan bagaimana perasaan kehilangan tersebut.

So…
Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Juli bisa bercerita dengan lancar pada Dini? kenapa pada Tina dia merasa cukup mengatakan mempuyai masalah keluarga? Padahal mereka sama-sama satu kelas. Yang sering menjadi masalah adalah kita kurang dapat berempati pada orang lain. Kita sering merasa kalau kita sudah memahami orang lain tetapi sebenarnya kita hanya mengetahui tanpa pernah berusaha untuk mengerti.

Bagaimana bentuk empati itu sebenarnya?
Dalam ilustrasi di atas, Dini berusaha memahami dan mengerti perasaan Juli dengan tidak bertanya langsung apa yang menjadi permasalahan Juli. Berbeda dengan apa yang dilakukan Tina yang terang-terangan bertanya apa yang menjadi masalah Juli.

Bagaimana Juli menanggapi sikap keduanya?
Jawaban singkat padat tapi tidak menjelaskan apa-apa diterima Tina dari Juli. Sedangkan Dini menjadi tahu permasalahan yang sebenarnya karena dia mencoba memahami Juli bahwa Juli mempunyai masalah. Apapun masalah yang menimpanya, Dini hanya memahami Juli sebagai teman yang sedang membutuhkan orang lain untuk berbagi. Mencoba memahami dan mengerti perasaan orang lain. Sedang yang dilakukan Juli adalah salah satu bentuk simpati. Perbedaannya, simpati hanya mengetahui apa terjadi tidak disertai pemahaman dan merasakan bagaimana perasaan orang lain.

Pada dasarnya kita akan senang berada di sekitar orang yang mau dan bisa mengerti permasalahan yang sedang kita hadapi. Seseorang akan lebih mudah bercerita ketika dia merasa aman dengan orang yang akan mendengar ceritanya. Aman dalam artian cerita tersebut hanya untuk mereka berdua (just for us, katanya), bukannya menjadi konsumsi publik (rahasia umum). Apapun masalahnya.

Kenapa kita berempati, buat apa gitu loh..?
Selain kita bisa memahami, mengerti perasaan orang lain, empati bisa menjadi latihan supaya kita bisa lebih pandai menyesuaikan diri secara emosional. Seseorang yang bisa memahami orang lain (berempati), akan lebih mudah diterima orang lain. Sikapnya yang apa adanya, tidak dibuat-buat membuat orang lain merasa nyaman dan tidak merasa kalau dirinya sedang dinilai. Walaupun baru kenal atau di lingkungan yang cenderung baru mereka lebih cepat diterima dan disenangi orang lain dibanding mereka yang kurang memahami perasaan orang lain.

Lebih mudah bergaul. Jika bisa menyesuaikan diri dengan mudah dengan lingkungan baru maka tentunya akan mempunyai banyak teman karena memang mempunyai teman idak menjadi hal yang sulit bagi mereka yang empatinya tinggi. Lebih populer. Siapa yang tidak mau populer. Bukan berarti populer harus menjadi artis atau bintang ngetop seperti artis-artis Idol atau berbagai ajang pencarian bakat di televisi loo. Populer yang kita dapat karena kita tidak pernah tidak memperhatikan teman, dan lebih peka. Perlu diingat bahwa perhatian dan mengerti perasaan orang lain, masalah orang lain bukan berarti kita ikut campur dan turun tangan langsung dalam kehidupannya atau mengurusi masalah yang menimpanya. Jangan sampai karena terlalu perhatian malah membuat teman atau saudara kita jengah karena terlalu usil mengurusi hal-hal yang tidak perlu.

Apa yang bisa kita lakukan untuk teman kita?
Baca pesan nonverbal mereka (nada bicara, gerak gerik, ekspresi wajah). Orang sedang menangis jangan langsung ditanya "ada masalah ya.?" Ada yang menanggapi dengan anggukan tapi tanpa sadar pertanyaan tersebut bisa membuat orang lain bertambah kesal. Sudah tahu ada masalah kok malah ditanyain ada masalah. Jika sudah mulai bicara dengan nada tinggi berarti orang tersebut memang sudah berada di titik tinggi kemarahannya. Yang jelas dari sikap atau gesturenya pasti suda terlihat.

Imbangi bahasa tubuh dan ekspresi wajah mereka. Bukan berarti kita ikutan marah-marah dan senewen jika teman kita sedang marah karena tidak bisa mengejar deadline tugasnya. Kita bisa bersikap lunak dan lebih lembut menghadapi orang yang sedang marah. Begitu pula saat teman kita sedang sedih kita juga bukan berarti harus ikut menangis. Setelah bisa mengimbangi bahasa tubuh mereka maka selanjutnya beri isyarat bahwa kita memahami pesan mereka, bisa mengangguk, tersenyum tergantung masing-masing orang.

Yang terakhir dengarkan mereka dengan penuh perhatian. Ini bagian paling sulit. Terkadang kita mendengarkan dan hanya mendengarkan tanpa bisa mengerti apa yang dikatakan teman kita. Mengapa bisa demikian? Kita sering tidak bisa fokus dengan masalah yang dihadapi orang lain. Selain itu mendengarkan adalah pekerjaan sulit karena kita pada umumnya jarang mau berfungsi sebagai telinga. Intinya kita harus fokus pada teman kita yang sedang curhat. Biasanya orang bisa lebih terbuka saat mereka telah menemukan orang yang benar-benar bersedia mendengarkan ”cerita” mereka.



sumber: http://eworld-indonesia.com (dengan editan secukupnya)

Perkembangan Bahasa pada Anak

>>Pengertian Bahasa

Ialah suatu system symbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ditandai oleh daya cipta akan sejumlaah kalimat bermakna yang tidak pernah habis dan adanya suatu sistem aturan. Sistem aturan bahasa meliputi :

1.) Fonologi
Adalah studi tentang sistem bunyi-bunyian bahasa. Ketentuan-ketentuan pada Fonologi menjamin bahwa urutan bunyi tertentu dapat terjadi (misal: ap, ba, na) dan yang lain tidak bisa terjadi (misal: qp, xc, mv).

2.) Morfologi
Ketentuan-ketentuan pengkombinasian morfem (rangkaina bunyi-buyi terkecil yang memberi makna kepada apa yang kita ucapkan dan dengar).

3.) Sintaksis
Kombinasi kata-kata untuk membentuk ungkapan dan kalimat yang dapat diartikan.

4.) Semantik
Makna kata dan kalimat.

5.) Pragmatik
Kemampuan untuk melibatkan diri dalam percakapan yang sesuai dengan maksud dan keinginan.


>>Pengaruh Biologis terhadap Bahasa

a. Evolusi Biologis
Menyatakan bahwa evolusi biologis membentuk manusia menjadi linguistic, yaitu sistem suara yang awalnya hanyalah pekikan dan rintihan berevolusi menjadi bahasa.

b. Keterikatan Biologis
Noam Chomsky (1957) berpendapat bahwa manusia terikat secara biologis untuk mempelajari bahasa dan memiliki suatu alat penguasaan bahasa

c. Bahasa pada binatang
Banyak spesies binatang memiliki cara berkomunikasi dengan sesama seperti halnya ketika memberikan sinyal bahaya, saat musim kawin, maupun kebutuhan akan makan. Namun apakah binatang memiliki perangkat bahasa sperti manusia masih diperdebatkan.

d. Periode penting untuk mempelajari bahasa
Apabila hingga usia remaja tidak terjadi pengenalan bahasa, maka ketidakmampuan untuk meggunakan tata bahasa yang baik dan benar akan dialami seumur hidup.


>>Pengaruh Perilaku dan Perkembangan terhadap Bahasa

a. Pandangan Behavioristik
Bahasa hanyalah bentuk lain dari perilaku, yang dipelajari khususnya melalui penguatan (reinforcement) dan imitasi. Nmaun para pakar behavior tidak bisa menjelaskan keteraturan bahasa secara mendalam terutama yang dialami semua manusia saat masa bayi.

b. Pengaruh Lingkungan
Kebanyakan anak sudah diperkenalkan dengan bahasa sejak awal perkembangan mereka. Beberapa cara orang dewasa menajarkan bahasa kepada bayi ialah :

1. Motherese (berbicara dengan cara ibu dengan kalimat yang sederhana)

2. Recasting (menyusun ulang kalimat yang diucap anak dengan cara yang berbeda atau dengan mengubahnya menjadi pertanyaan)

3. Echoing (menggemakan, mengulangi perkataan anak yang kurang sempurna)

4. Expanding (memperluas, mengatakan ulang perkataan anak dengan bahasa yang lebih sempurna)

5. Labelling (memberi atau mengidentifikasi nama-nama pada benda)


>>Perkembangan Bahasa pada Bayi

1. 3-6 bulan : bayi mulai mengoceh
2. 6-9 bulan : mulai memahami kata-kata pertama mereka
3. 9-12 bulan : mulai memahami makna suatu kata
4. 10-15 bulan : mengucapkan kata pertama mereka
5. 18-24 bulan : sudah dapat mengucapkan pernyataan dua kata (perbendaharaan kata mencapai 200-300 kata)

sumber : Resume Tugas Life Span Development, Perkembangan Bahasa (John W. Santrock)

Rabu, 25 Mei 2011

Mudamu untuk Prestasi Terbaikmu

by: Reza Putra .....Suatu ketika, Sun Quan berkata kepada adiknya, Sun San Xiang : “Saat ayah berumur 19 tahun, ia dikenal sebagai harimau dari selatan. Ketika saudara bungsu kita berumur 26 tahun, ia berhasil menaklukkan selatan, dan sekarang, umurku 26 tahun, namun aku belum melakukan apa-apa. Sepertinya prestasiku.., tak akan pernah bisa dibandingkan dengan mereka..”

.....Itulah kebimbangan terakhir Sun Quan, raja selatan termuda yang pada tahun itu juga ia berhasil menghancurkan invasi 800 ribu pasukan darat dan laut milik Cao Cao di perang Chibi. Dalam keberhasilannya, tentu ia tidak sendiri, bersama Zhou Yu, pimpinan raja muda yang cerdas, serta bersekutu dengan Zhu Ge Liang, si ’naga tidur’, sang jenius dari kubu Liu Bei yang mencetuskan pembagian kekuasaan yang kelak disebut Tiga Kerajaan di masa dinasti Han. Dan bukan suatu kebetulan jika para penakluk itu adalah tokoh muda di zamannya, karena kala itu Zhou Yu masih berusia 30 tahun dan Zhu Ge Liang pun baru memasuki usia 27 tahun.


.....Di belahan bumi Jepang, hadir sosok Shinmen Takezo atau kelak akan lebih dikenal sebagai Miyamoto Musashi, seorang otodidak samurai paling terkenal di abad pertengahan. Ia baru berumur 13 tahun saat mengalahkan lawan pertamanya, Arima Kihei, ahli samurai perguruan Shinto Ryu, seorang yang ternyata jauh lebih dewasa darinya. Di usianya yang baru 17 tahun, ia telah ikut andil dalam perang terpenting, Tenka Wakeme no Tatakai di lembah Sekigahara.

.....Belum genap usianya mencapai 30 tahun, ia telah mengalami 60 pertarungan samurai, termasuk kemenangan sabetan dua katananya saat duel melawan 50 samurai di Ichijoji. Dan kemenangan atas Sasaki Kojiro menjadi titik balik baginya, hingga ia tak hanya dikenal sebagai Kensei atau dewa pedang bagi masyarakat Jepang, namun juga sebagai pemilik jiwa dan prinsip sejati para samurai.


.....Hingga pahlawan muslim itu muncul. Dalam usianya yang masih muda, belum 20 tahun, ia telah diangkat oleh Rasulullah sebagai panglima satu pasukan besar, dimana Abu Bakar dan Umar bin Khatab sebagai prajuritnya. Beliaulah Usamah bin Zaid, orang kesayangan Rasulullah sekaligus putra dari orang kesayangan Rasulullah. Sebagian kaum muslimin memang kurang berkenan dengan kepemimpinan Usamah, namun Rasulullah telah meninggalkan wasiat untuk pasukan ini sebelum beliau wafat, “Teruskan pemberangkatan Usamah. Teruskan pemberangkatan Usamah.”, wasiat yang dijunjung tinggi oleh Abu Bakar.

.....Pasukan Usamah yang tetap berangkat meski Rasulullah wafat, nyatanya dapat menjadikan ciut nyali Kaisar Heraklius hingga mereka akhirnya tidak berani lagi menggempur Islam di jazirah Arab. Pasukan Usamah pulang tanpa kehilangan satu tentara pun. Kaum muslimin pun sepakat berkomentar, “Kita tidak pernah melihat pasukan yang ’lebih utuh’ dari pasukannya Usamah.”


.....Senada dengan takdir Usamah, lahirlah beliau yang sejarah hidupnya telah bermula hampir 800 tahun sebelum kelahirannya, sebab ia telah disebut sebagai “sebaik-baiknya raja” oleh Rasulullah SAW. Muhammad Al-Fatih, demikian ia dikenal. Meski naik tahta di usia baru 19 tahun, ia telah menjadi negarawan yang begitu ulung. Kepribadiannya yang tawadhu’ dan rendah hati menjadikan ulama dan para menteri mencintainya. Puncaknya ialah tahun 1453, ketika beliau baru memasuki 21 tahun usianya, namun telah berhasil menorehkan sejarah paling gemilang dengan menaklukkan kota terkuat, kota impian Konstantinopel.

.....Constantinople (Istanbul)”, demikian Rasulullah dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ”akan jatuh ke tangan tentera Islam. ’Rajanya’ adalah sebaik-baik raja, dan ’tentaranya’ adalah sebaik-baiknya tentara” Sebaik-baiknya raja ialah beliau, Al-Fatih, seorang yang juga ahli tahajud diantara seluruh pasukannya, dan 250.000 mujahidin pasukannya yang berhasil membawa 70 kapal menyeberangi bukit dalam 1 malam pun dinobatkan sebagai sebaik-baiknya tentara.

.....Terkait ini, maka tidaklah berlebihan apa yang dilakukan Abu Ayyub Al Ansary ra yang telah dahulu syahid dan dimakamkan di bawah dinding Kota Constantinople di atas wasiatnya sendiri. Apabila ditanya kenapa beliau ingin dimakamkan di situ maka beliau menjawab, “Kerana aku ingin mendengar derapan tapak kaki kuda sebaik-baik raja yang akan mengetuai sebaik-baik tentera semasa mereka membebaskan Constantinople”. Ya, sebaik-baiknya raja, itulah Muhammad Al Fatih, sang pembebas.


.....Demikian kawan, sejarah mencatat bahwa pemuda-pemuda umat itu hidup untuk sebuah prestasi besar, berkutat di dalam prinsip dan tekad kuat yang kelak akan dipelajari dan diteladani oleh generasi setelahnya. Meski hidup di tempat dan zaman yang berbeda, semangat muda yang telah matang itu faktanya mampu melahirkan buah keberhasilan yang cantik dan teramat manis untuk dirasakan.

.....Sebagai seorang muslim, bukan sesuatu yang luar biasa sebenarnya. Bukankah Rasul berpesan agar kita menggunakan masa muda kita sebelum masa tua itu datang?, bukankah Allah SWT pun telah berjanji kepada kita bahwa Ia akan menanyakan kepada seluruh manusia termasuk dua perkara ini, “Untuk apa umurmu kau habiskan, untuk apa badanmu kau gunakan?” Oleh sebab itu kawan, jika suatu saat Rob kita menyakan hal tersebut, sudah siapkah engkau dengan jawaban yang akan membuatNya tersenyum bangga kepadamu..?

InsyAllah, aku pun selalu berharap demikian...

Selasa, 24 Mei 2011

ASERTIVITAS

Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain secara lugas dan terus terang, tetapi dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain. Dalam bersikap asertil, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat, dan kebutuhan, tanpa adanya memanipulasi, memanfaatkan, atau merugikan pihak lain.

Perilaku asertif merupakan bentuk pengembangan hubungan interpersonal yang bersifat memberi (menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran secara langsung, jujur, dan dalam kesempatan yang tepat), sekaligus juga menerima (mendengarkan secara aktif apa yang menjadi kebutuhan, pikiran, dan perasaan orang lain). Tujuan dari perilaku asertif adalah membuat proses komunikasi berjalan dengan efektif serta membangun hubungan yang setara dan saling menghormati. Perilaku asertif juga merupakan bentuk pemecahan masalah (problem solving). Intinya, saat kamu mampu tampil asertif, kecil kemungkinan kamu akan dipermainkan, digoda, ataupun diabaikan orang lain.

Ini ilustrasinya (antara Pasif, Agresif, dan Asertif) :
.....Tiga orang sahabat masuk ke sebuah food court lalu memesan makanan. Ternyata makanan yang dihidangkan berbeda dengan apa yang dipesan.
~Ahmad yang Pasif :
...."Diam seolah-olah tidak terjadi apa-apa, meskipun hatinya jengkel dan tidak senang karena makanan yang tersaji tidak sesui dengan pesanannya."
~Reza yang Agresif :
...."Langsung memanggil dan membentak pelayan, dia marah besar karena makanan yang disajikan tidak sesuai dengan pesanannya."
~Putra yang Asertif :
...."Memanggil kembali pelayan, lalu menyatakan dengan tenang bahwa makanan yang disajikan tidak sesuai dengan pesanan., kemudian meminta kesediaan pelayan untuk menggantinya."

Seberapa Asertif-kah Kamu?
>Apakah kamu terbiasa mengekspresikan secara jelas perasaan atau pandanganmu kepada orang lain..?
>Apakah kamu meminta pertolongan kepada orang lain di saat kamu membutuhkan..?
>Apakah kamu mampu mengekspresikan kemarahan maupun rasa ketidaksenanganmu kepada orang lain yang membuatmu marah dan sakit jati secara proporsional..?
>Apakah kamu suka bertanya kepada orang lain saat kamu kesulitan..?
>Apakah kamu mampu memberikan pandangan secara terbuka ketika merasa tidak sepaham dengan pendapat orang lain..?
>Apakah kamu sering berbicara di depan kelas / umum..?
>Apakah kamu mampu berkata ”tidak” saat temanmu mengajak jalan-jalan, padahal kamu tidak ingin..?
>Apakah kamu berbicara dengan sikap percaya diri dan berkomunikasi secara hangat..?
>Apakah kamu memandang lawan bicaramu ketika berbicara dengannya..?

ok, semoga bermanfaat ya..!!!


sumber: 99 ideas for happy teen, Deny Riana

Sabtu, 21 Mei 2011

Novel-History : SEKIGAHARA, Perang Besar Penentu Pemimpin Jepang


"Buku ini menjadi salah satu novel-history favorit saya. Apalagi untuk anda yg maniak games 'PS' Samurai Warriors & Warriors Orochi (termasuk saya lho ^_^) tentu sdh tidak asing dengan kata Sekigahara, sebagai perang final terbesar Jepang. Dijamin bagi anda yang suka dan penasaran dg sejarah Jepang akan sangat menikmati bacaan ini, karena penulis tak hanya menceritakan secara gamblang story-nya namun juga mampu menguak detail tentang pribadi tokoh2 legenda paling berpengaruh di Jepang yang mungkin menjadi tokoh favorit anda.."


Berikut sedikit ulasan singkatnya :

Novel bersampul merah, bergambar seorang panglima perang, lengkap dengan baju kebesarannya yang sedang menghunus pedang, dengan latar belakang suasana pertempuran sudah menggoda kita untuk membacanya. Buku yang terdiri dari 9 bab tersebut banyak mengupas riwayat berdirinya dinasti Shogun Tokugawa sampai terjadinya pertempuran besar Sekigahara. Membaca buku ini serasa kita masuk ke abad 15 dengan latar budaya Jepang, lengkap dengan berbagai intrik politik, tipu daya dan kekuasaan para klan yang berkuasa.

Pada tiga bab awal, pembaca akan disuguhi latar belakang sejarah awal terjadinya pertempuran Sekigahara, jauh sebelum pertempuran itu terjadi. Hal ini dimulai dengan kehadiran Oda Nobunaga, seorang bushi dan daimyo yang begitu kuat dan haus kekuasaan. Bahkan ia harus tega menghabiskan siapa saja yang menjadi penghalangnya, termasuk memenggal kepala adiknya sendiri, Nobuyuki, yang ditunjuk almarhum ayahnya sebagai penerus klan Oda Nobuhide. Berkat keberanian dan kecerdikannya, Nobunaga dibantu tangan kanannya, Toyotomi Hideyoshi , berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jepang dengan kecerdikan dan kekuatan pedangnya.

Kekuasaan dan kejayaan tak ada yang abadi, begitu pula nasib yang menimpa Oda Nobunaga. Ia dikalahkan dalam sebuah pertempuran yang tidak seimbang, akibat jebakan maut yang sudah direncanakan anak buahnya sendiri, Akechi Mitsuhide, yang mengkhianatinya. Ia akhirnya menelan pil pahit dan terpaksa melakukan seppuku dihadapan Akechi Mitsuhide yang kerap kali dihinanya tersebut.

Sepeninggal Oda Nobunaga, kekuasaan berpindah ke tangan Toyotomi Hideyoshi. Tangan kanan Nobunaga ini berhasil menumpas pemberontakan Akechi Mitsuhide sekaligus membunuhnya melalui pedangnya sendiri. Banyak konflik yang harus diselesaikan Hideyoshi sejak kematianl tuannya tersebut, termasuk harus berperang dengan rekannya sendiri Shibata Katsuie yang tidak sependapat dengannya mengenai siapa yang pantas menggantikan Oda Nobunaga. Perseteruan yang berlangsung dengan peperangan tersebut dimenangkan oleh Hideyoshi, sedangkan Katsuie harus rela mengakhiri sendiri hidupnya dengan melakukan seppuku.

Kejayaan Toyotomi Hideyoshi juga tidak berlangsung lama. Sejak menyerang Jasoen pada tahun 1597, ia terserang penyakit yang berbahaya. Menyadari kalau hidupnya akan berakhir, ia menunjuk Tokugawa Ieyasu dan anaknya yang masih kecil, Toyotomi Hideyori sebagai pelaksana tugas sehari-hari. Pada tanggal 18 September 1598 Hideyoshi menghembuskan nafasnya yang terakhir di istana Fushimi.

Sejak kematian Hideyoshi, timbul perpecahan dikalangan anggota Go Tairo (Dewan Lima Menteri Senior). Mereka tidak sependapat mengenai siapa yang pantas berkuasa meneruskan pengganti Hideyoshi. Perseteruan keras terjadi antara Maeda Toshiie melawan Tokugawa Ieyasu yang menyebabkan salah seorang anggota Go Tairo tewas karena berusaha melerai pertikaian keduanya.

Secara diam-diam, Tokugawa Ieyasu berhasil menghasut Maeda Toshinaga yang tak lain adalah anak kandung Maeda Toshiie untuk membunuh ayahnya sendiri. Perbuatan ini bisa berhasil lantaran iming-iming hadiah yang dijanjikan Tokugawa terhadapnya. Kematian Maeda Toshiie yang misterius ternyata tidak membuat pertikaian tersebut berakhir, bahkan semakin menjadi bertambah runcing. Hal ini disebabkan adanya pengikut Hideyoshi lainnya yaitu Ishida Mitsunari yang juga sama-sama sebagai anggota Go Tairo. Mitsunari tidak sepaham dengan sepak terjang Tokugawa Ieyasu selama ini yang cenderung arogan dan otoriter. Perseteruan inilah yang kelak melahirkan pertempuran besar Sekigahara.

Pada tanggal 15 September 1600 Ishida Mitsunari secara resmi menantang Tokugawa Ieyasu yang dianggapnya diktator dan memerintah dengan tangan besi untuk bertempur dengannya di lembah Sekigahara, distrik Fuwa, Provinsi Mino, Jepang. Itulah sebabnya pertempuran yang sangat menentukan siapa penguasa yang paling berjaya dan pantas berkuasa selanjutnya disebut sebagai pertempuran Sekigahara atau dikenal juga dengan istilah Tenka Wakeme no Tatakai.

Siapa sajakah orang-orang yang berpihak ke masing-masing kubu dalam pertempuran sekigahara ? Siapa sesungguhnya Ishida Mitsunari yang begitu berani melawan Tokugawa Ieyasu yang terkenal kejam dan haus kekuasaan ? Siapa sajakah pihak-pihak yang ketika terjadi pertempuran justru berkhianat dan membelot ke kubu lawannya ? Bagaimana pula akhir dari pertempuran sekigahara yang dahsyat tersebut ? Siapakah yang keluar sebagai pemenangnya ? Bagaima pula nasib pihak-pihak yang kalah dalam pertempuran tersebut, apakah mereka diampuni atau justru dihukum mati ?

Anda mau tahu jawabannya ? Silahkan cari dan dapatkan buku terbitan penerbit bukukatta yang dahsyat tersebut di seluruh jaringan toko buku Gramedia, Toga Mas, atau toko buku lainnya di kota Anda.

Selamat membaca dan semoga terhibur !


Tokoh2 yang akan anda temui:










Nobunaga Oda









Hideyosi Toyotomi










Ieyasu Tokugawa

Kamis, 19 Mei 2011

Novel-Biografi: Ibnu Sina, Tawanan Benteng Lapis Tujuh

"..Buku ini sya temukan (beli maksudnya..) saat 'iseng-iseng berhadiah' jalan-jalan ke Toga Mas. Sebenarny novel-bio ini sdh masuk list incaran sya 1th yg lalu, cuma waktu itu memang ndak niat beli, eh.. malah kebetulan ketemu . Alhamdulillah sdh katam sya baca dan ternyata resensi yg menuliskan bhw buku ini 'good' untuk dinikmati memang tdk berlebihan.

Cocok bagi anda yang berkutat di bidang Kedokteran, Klinis , Psikologi, Filsafat, Sastra, serta Agama karena sang as-syaikh ar-rais ini memberi kita banyak pelajaran akan pentingnya makna hidup dan betapa berharganya jika kita mampu hidup bermanfaat di masyarakat..

So..,selamat menikmati bacaan ini.."


Berikut sdikit ringkasannya :

Menyimak perjalanan hidup Ibnu Sina yang penuh dengan getir di ujung kemapanan ketika ia berada di balik naungan tembok istana merupakan sebuah pengalaman yang menggoreskan kesan mendalam. Novel biografi filsuf ternama ini—yang memiliki sejumlah julukan antara lain: Hujjah al-Haqq, Syaraf al-Malik, Mashdar Tasis, ad-Dustur, Aristhu al-Islam, Faylasuf ad-Dahr, dan as-Syaikh ar-Rais (hlm. 282)—membawa kita mundur ke sepuluh abad lalu, menelusuri jejak-jejak kejayaan Persia (Iran) yang tidak kalah hebatnya dengan peradaban Eropa.

Kedigdayaan Persia bukanlah sesuatu yang dilebih-lebihkan, tetapi memang demikian besar pengaruhnya terhadap dunia. Kejayaan membawa para penguasanya dikelilingi harta yang berlimpah di satu sisi, namun sisi lain ada konsekuensi yang harus ditanggung, yaitu perebutan kekuasaan. Pejabat teras kerajaan yang serba permisif bukanlah sosok-sosok yang dibuat-buat, namun hadir secara alamiah. Di samping penguasa yang berhati bersih, selalu ada sosok yang berhati kotor pengincar kekuasaan. Fenomena hadir di setiap kali Ibnu Sina memasuki sebuah istana sebagai tujuan pelariannya. Faktor itu pula yang membuatnya terpaksa meninggalkan kemapanan hidupnya.

Dalam novel ini, Ibnu Sina—yang dipanggil dengan nama Abu Ali—merupakan satu dari segelintir anak jenius yang terlahir ke dunia. Kejeniusannya tersebut telah terlihat semenjak usia yang masih begitu belia. Ia dibawa ayahnya untuk berguru pada sejumlah syekh besar untuk menimba ilmu. Gurunya yang pertama adalah Syekh Nahawi. Sebagaimana anak-anak di negara muslim lainnya, Abu Ali pertama kali diperkenalkan pada ilmu agama. Ia adalah seorang penghafal al-Qur’an (hafizh) yang luar biasa. (Hlm. 15.)

Setelah paham akan ilmu agama, ia pun berguru pada Syekh Massah yang menguasai ilmu matematika. Abu Ali merupakan murid syekh yang termuda dan sering kali mengundang kekaguman gurunya tersebut dengan kemampuannya memecahkan berbagai persoalan. (Hlm. 21).

Guru Abu Ali yang selanjutnya adalah Syekh Abu Abdillah an-Natili, seorang Ahli Ilmu asal negeri Tibristan, seorang ahli logika, filsafat, dan hikmah. Boleh dibilang, inilah awal perkenalan Abu Ali dengan filsafat yang berakar dari Yunani. Penguasaannya akan ilmu tersebut membuatnya dijululi Aristoteles Muslim.

Dahaga Abu Ali akan ilmu pengetahuan tidak juga terpuaskan. Ia mulai mempelajari ilmu kedokteran secara otodidak. Tidak hanya sebatas teori, dia mampu menerapkan ilmunya secara sempurna.

Pasien pertamanya adalah ibu kandungnya yang sakit dan tidak kunjung sembuh dikarenakan dokter yang memeriksanya selalu salah mendiagnosis penyakitnya. Pasiennya yang kedua adalah tetangganya yang miskin dan sakit parah. Abu Ali pun mampu menangani sakit tersebut.
Kehebatan Abu Ali perlahan-lahan terdengar sampai ke istana. Ia diminta untuk mengobati Raja Nuh II yang sakit misterius. Ia melampaui kemampuan dokter pribadi raja yang itu juga menjadi pemicu kebencian terhadap dirinya.

Sebagai balasan atas jasanya, Abu Ali meminta akses penuh untuk memasuki Perpustakaan Samaniyin, yang memiliki koleksi buku terlengkap di negeri Persia. Tidak hanya semakin mempertajam wawasan seputar kedokteran, Abu Ali juga mempelajari fiqh, sastra, dan musik. (Hlm. 49).

Kedekatan Abu Ali dengan penguasa tidak membuatnya bernafsu untuk mendapat posisi tinggi, justru pejabat istanalah yang merasa keberadaan Abu Ali sebagai ancaman yang patut disingkirkan. Dengan sebuah fitnah kejam, ia pun didepak begitu saja.

Dalam novel ini, pembaca diajak untuk mengetahui rute hijrah Abu Ali demi mencari tempat yang benar-benar aman untuk dirinya dan juga sang istri, Jasmine. Sayangnya, tidak ada tempat yang benar-benar mampu menjanjikan kenyamanan secara permanen. Konflik-konflik politik selalu membuatnya resah dan tidak bisa mempercayai penguasa mana pun juga.

Dalam novel ini, pembaca bisa mengetahui bahwa Abu Ali sangat membenci otoritas Turki Ustmaniah karena satu hal, berbeda prinsip. Inilah yang dikatakannya mengenai Sultan Mahmud Ghaznawi:

“… Mahmud adalah orang yang fanatik dan egois. Ia menganggap, hanya agamanya yang benar, dan ia memaksakan kehendaknya pada semua orang dengan cara-cara kekerasan, agar mereka mengikuti agamanya. Padahal, saya adalah orang yang sangat mencintai keluarga Nabi (ahl al-bayt) dan saya tidak akan melepaskan keyakinan dan keimanan saya ini, untuk selamanya….” (Hlm. 103).

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Abu Ali adalah seorang penganut Syi’ah yang berseberangan pemikiran dengan para penguasa muslim beraliran Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Namun, pembaca tidak dibawa lebih jauh oleh Husayn Fattahi mengetahui pemikiran-pemikiran Abu Ali dalam hal akidahnya. Penulis lebih banyak menitikberatkan pada sosok Abu Ali sebagai seorang dokter yang mampu mengobati berbagai macam penyakit.

Perjalanan hidup Abu Ali mulai menuju titik puncaknya setelah dijebloskan ke Penjara Fardajan yang terletak di dalam wilayah Hamdan yang dikelilingi tujuh lapis benteng. Di sana, Abu Ali mampu menyelesaikan sejumlah tulisan, antara lain Dalil al-Aql, Hayy ibn Yagzhan, dan Al-Qadha wal Qadr. Tembok penjara memang tidak mampu memutuskan kreativitasnya sebagai seorang ilmuwan untuk terus menelurkan karya.

Situasi politik yang bergejolak membuat berbagai kejadian pilu menimpanya, mulai dari naskah-naskahnya yang diambil secara paksa hingga istrinya yang terpaksa kembali ke tangan majikan lamanya yang tidak lain adalah Khalifah Al-Qadir Billah dari Baghdad. Kepergian Jasmine seakan ikut membawa separuh semangat hidup Abu Ali hingga malaikat maut mencabut nyawanya dalam situasi peperangan.

Ibnu Sina adalah sosok kontroversi. Di satu sisi, ia adalah tokoh yang berjasa mengembangkan ilmu kedokteran di Timur Tengah, namun pandangan-pandangannya yang terpengaruh ajaran Yunani membuatnya dicap sebagai orang yang menyangkal kekuasaan mutlak Tuhan.

Sebagai sebuah bacaan di waktu senggang, novel Tawanan Benteng Lapis Tujuh ini tentu dapat menjadi salah satu buku pilihan yang tepat. Namun, jika Anda seorang pencinta sejarah Islam sejati, novel ini rasanya terlalu dangkal dan kurang mewakili sosok Ibnu Sina yang sebenarnya. Tidak percaya? Silakan buktikan sendiri!


penerbitzaman.com ~semoga bermanfaat~

Minggu, 15 Mei 2011

Ghirah (kecintaan) Anak-anak Terhadap Nabinya


”Dikisahkan suatu ketika anak-anak penduduk Bahrain keluar untuk bemain bola. Saat itu ada pendeta Bahrain duduk melihat mereka. Tiba-tiba tanpa sengaja bola mengenai dada pendeta itu, maka ia pun marah dan menahan bola tersebut. Anak-anak berusaha meminta bola itu kembali, namun pendeta menolak permintaan mereka.

Salah seorang anak dari mereka berkata, ”Aku memohon kepadamu dengan kehormatan Muhammad saw agar engkau mengembalikan bola kami.” Namun pendeta tetap menolak dan bahkan menghina Rasulullah saw. Karena hal tersebut, anak-anak lantas mengambil tongkat mereka dan memukuli pendeta itu hingga ia tak bernyawa.

Perkara itu kemudian diadukan kepada Umar ra, sungguh demi Allah Umar tak pernah segembira ini, -meskipun ia mendapatkan kemenangan ataupun memperoleh harta rampasan perang-, daripada melihat pembunuhan pendeta oleh anak-anak itu.

Umar berkata, ”Sekarang jayalah Islam, karena anak-anak saat mendengar Nabi mereka dihina, mereka marah dan membela kehormatan Nabi lalu membunuh pendeta yang menghina Nabi mereka..


sumber : Ashabul Ukhdud, 50 Kisah Penggugah Jiwa

Sabtu, 14 Mei 2011

Demi Allah, Kuda Kebanggaanya pun Rela Ia Korbankan


"Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesunguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Ingatlah) ketika dipertunjukan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata, "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan." "Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku." Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu."
(QS. Shaad : 30-33).


Allah menyebutkan, bahwa Dia menganugerahkan kepada Daud seorang putera bernama Sulaiman a.s. Allah memuji Sulaiman. Allah memujinya sebagai hamba yang banyak mengingat kepadanya, lalu Allah menyebutkan perkaranya tentang kuda. Berikut ini kisahnya: Sulaiman a.s. amat suka kepada kuda untuk digunakan jihad di jalan Allah.

Karena itu, beliau memiliki kuda-kuda yang kuat, cepat dan bersayap hingga berjumlah 20 ribu ekor. Ketika ia memeriksa dan mengatur kuda-kuda tersebut, ia sampai ketinggalan shalat Ashar, karena lupa bukan disengaja. Ketika menyadari dirinya ketinggalan shalat akibat terlena oleh kuda-kuda tersebut, ia pun bersumpah, "Tidak, demi Allah, janganlah kalian (kuda-kudaku) melalaikanku dari menyembah Tuhanku."

Lalu beliau menitahkan agar kuda-kuda itu disembelih. Beliau menebas leher-leher dan urat-urat nadi kuda-kuda tersebut dengan pedang. Karena hal itulah, Allah lalu menggantikan untuknya sesuatu yang lebih baik dari kuda-kuda tersebut, yakni angin yang berhembus dengan perintahnya, sehingga akan menjadi subur daerah yang dilewatinya, perjalannya dipercepat sebulan dan kembalinya juga sebulan. Dan tentu, ini lebih cepat dan lebih baik daripada kuda.

Karena itu, benarlah sabda Rasulullah saw :

"Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah kecuali Allah akan memberimu (sesuatu) yang lebih baik daripadanya."
(HR Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih)


sumber : Ashabul Ukhdud, 50 Kisah Penggugah Jiwa

Keburukan Adu Domba


Dikisahkan, ada seorang lelaki melihat seorang budak muda yang sedang dijual, ia tidak memiliki aib kecuali ia hanya tukang tidur. Maka lelaki itu menganggap enteng aib tersebut dan kemudian membelinya.

Setelah beberapa hari tinggal di rumah tuannya yang baru, budak muda itu berkata kepada istri majikannya, "Majikanku (suamimu) ingin kawin lagi dengan wanita lain, sebenarnya ia tidak mencintaimu lagi. Jika engkau ingin ia bersikap manis madamu dan mengurungkan niatnya untuk kawin lagi, maka saat beliau tidur, ambillah pisau cukur, cukurlah rambut di bawah jenggotnya. Kemudian ambillah rambut itu dan simpanlah."Majikan putri itu berkata dalam hatinya, "Baiklah.." Ia bertekad untuk melakukan saran budaknya saat suaminya sedang tidur.

Pada saat suaminya datang, si budak muda itu berkata kepadanya, "Istri Tuan telah berselingkuh dengan lelaki lain. Beliau sungguh ingin menyembelih Tuan malam ini. Jika Tuan tidak mempercayaiku, berpura-puralah tidur malam ini dan tunggulah, ia akan datang dan membawa sesuatu untuk menyembelih Tuan." Si majikan mempercayai kata-kata budak itu.

Saat malam tiba, istrinya datang membawa pisau cukur hendak mencukur rambut dari bawah jenggotnya. Suaminya pura-pura tidur, ia berkata dalam hati, “Demi Allah sungguh benar omongan budak itu.” Saat istrinya hendak meletakkan pisau cukur di bawah jenggotnya dan hendak mencukurnya, si suami bangkit dan merebut pisau cukur dari tangan istrinya dan menggoroknya dengan pisau cukur itu.

Saat keluarga istri berdatangan dan mendapatkan bahwa si istri telah terbunuh, mereka pun membunuh si suami. Kemudian terjadilah saling bunuh membunuh antara keluarga si suami dan keluarga si istri akibat perangai buruk budak yang suka mengadu domba itu. Naudzubillah..


sumber : Ashabul Ukhdud, 50 Kisah Penggugah Jiwa

Rabu, 11 Mei 2011

Tokoh Psikologi : Carl Gustav Jung

Teori Analitik

A. PENDAHULUAN

Asumsi Dasar :

Teori kepribadian Jung dipandang sebagai teori psikoanalitik karena tekanannya pada proses-proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal penting dengan teori kepribadian Freud. Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi (teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa lampau.

Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Sedangkan Jung berpendapat bahwa ada perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali sebagai individu utuh. Teori Jung juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanannya yang kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur. Freud menekankan asal-usul kepribadian pada kanak-kanak sedangkan Jung menekankan asal-usul kepribadian pada ras atau warisan dari leluhur.


B. ISI

Biografi Singkat :
Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil, sebuah kota di Danau Constance, Swiss dan merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1906, Jung dan Freud mulai berkorespondensi dan Jung diangkat oleh Freud menjadi ketua International Psychoanalitic Assosiation yang pertama. Karena perbedaan pendapat, pada tahun 1913 Jung akhirnya menghentikan korespondensinya dengan Freud dan mulai membangun sendiri teori kepribadiannya, yaitu Teori Analitik. Meskipun mengambil beberapa pendapat gurunya, ia tidak sepenuhnya sependapat dengan Freud, terutama karena gurunya tersebut terlalu menekankan pada seksualitas dan berorientasi terhadap materialistis dan biologis di dalam menjelaskan teoriteorinya

>>Tingkatan Psyche atau Kepribadian Menurut Jung :
Ø Kesadaran
Memiliki dua komponen pokok, yaitu :

1.Fungsi Jiwa
Ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan menjadi 4 fungsi pokok :
a) Rasional : meliputi pikiran dan perasaan, bekerja dengan penilaian ,pikiran menilai atas dasar benar dan salah, perasaan menilai atas dasar menyenangkan dan tidak menyenangkan
b) Irasional : meliputi pendrian dan intuisi, tidak memberikan penilaian, melainkan hanya semata-mata mendapat pengamatan; pendrian mengamati melalui sadar indriah, intuisi mengamati melalui sadar naluriah.
Setiap manusia memiliki ke 4 fungsi tersebut namun hanya salah satu yang paling dominan (superior) dan menentukan tipe orang tersebut :
-Tipe pemikir
-Tipe pendria
-Tipe perasa
-Tipe intuitif

2.Sikap Jiwa
Arah energy psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energy psikis itu dapat ke luar atapun ke dalam, dan demikian pula orientasi kehidupan manusia, bisa ke dalam atau ke luar. Berdasarkan sikap jiwanya, manusia dibagi menjadi :
a) Tipe Ekstravers
b) Tipe Introvers


Ø Ketidaksadaran
Ketidaksadaran dibagi menjadi dua :

1. Ketidaksadaran pribadi (personal)
Berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selama hidupnya. Meliputi hal-hal yang terdesak atau ter tekan (“kompleks terdesak”) dan hal-hal yang terlupakan (“bahan-bahan ingatan”) serta hal-hal yang teramati, terpikir, dan terasa di bawah ambang kesadaran. Antara ketidaksadaran pribadi dengan kesadaran dibatasi oleh alam prasadar yang berisi hal-hal yang siap masuk ke kesadaran.

2. Ketidaksadaran kolektif
Mengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu pertumbuhan seluruh jenis manusia, melalui generasi yang terdahulu. Ini merupakan endapan cara-cara reaksi kemanusiaan yang khas semenjak zaman dahulu di dalam manusia menghadapi situasi-situasi ketakutan, bahaya, perjuangan, kelahiran, kematian dan sebagainya.

Ketidaksadaran kolektif terletak lebih dalam dari ketidaksadaran pribadi. Di antara ketidaksadaran kolektif dan ketidaksadaran pribadi terdapat alam bawah sadar yang berisikan hal-hal yang tidak dapat diingat lagi, hal-hal yang tidak diolah, keadaan transe dan sebagainya.

Ketidaksadaran merupakan hal yang tidak dapat disadari, lalu bagaimana orang dapat mengenalnya atau mengetahuinya? Pengetahuan mengenai ketidaksadaran diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui manifestasi dari isi-isi ketidaksadaran. Manifestasi tersebut dapat berupa symptom dan kompleks, mimpi, archetypes.

a) Symptom dan kompleks
Merupakan gejala-gejala yang masih dapat disadari. Symptom adalah tanda bahaya, yang memberitahu bahwa ada sesuatu dalam kesadaran yang kurang, dan oleh karenanya perlu perluasan kea lam tak sadar. Kompleks-kompleks adalah bagian dari kejiwaan yang telah terpecah dan lepas dari kontrol kesadaran dan kemudian memiliki kehidupan sendiri di alam ketidaksadaran, yang selalu dapat menghambat atau memajukan prestasi-prestasi di alam sadar.

b) Mimpi, fantasi dan khayalan
Mimpi muncul diakibatkan oleh kompleks. Mimpi mempunyai hukum dan bahasa sendiri; dalam mimpi hukum sebab-akibat, ruang dan waktu tidak berlaku;. Jung menganggap mimpi sebagai kompensasi dari ketidakseimbangan konflik. Mimpi juga merupakan manifestasi dari ketidaksadaran kolktif. Selain mimpi, khayalan dan fantasi juga merupakan manifestasi dari ketidaksadaran. Khayalan dan fantasi muncul saat taraf kesadaran rendah.

c) Archetipus
Merupakan bentuk pendapat instinktif dan reaksi instinktif terhadap situasi tertentu, yang terjadi di luar kesadaran. Archetipus merupakan pusat dari ketidaksadaran kolektif.

-Beberapa bentuk khusus dari ketidaksadaran :
1. Persona
Merupakan sebuah penutup yang menyembunyikan diri yang sebenarnya. Orang menggunakan ini untuk tampil berbeda pada orang-orang tertentu dan pada situasi sosial dimana ia menginginkan interaksi yang lebih baik. Penutupan seringkali tidak merefleksikan kepribadian orang itu sebenarnya.
Persona merupakan suatu bentuk kompromi antara individu dan masyarakat, antara struktur batin sendiri dengan tuntutan-tuntutan sekitar mengenai bagaimana seharusnya orang berbuat. Bila seseorang mampu menyeimbangkan tuntutan-tuntutan dari luar dan dalam dengan baik, maka persona menjadi selubung yang elastis, yang dapat dengan lancar digunakan. Namun bila penyeimbangan kurang baik persona dapat menjadi topeng yang beku dan kaku yang dipergunakan untuk menutupi kelemahan-kelemahan dirinya.

2. Shadow
Merupakan bagian kepribadian yang seperti kepribadian hewan. Pola dasar ini yang memberikan aspek tak bermoral (immoral) pada manusia. Jung mengklain bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang ‘jelek’ maka penyebab perilaku tersebut adalah shadow personality.

3. Anima dan Animus
Merupakan karakteristik gender manusia. Animus berarti karakter maskulin yang ada pada wanita, dan Anima berarti suatu karakteristik wanita (feminim) yang ada pada pria.

4. Proyeksi : Imago
Proyeksi merupakan bentuk penempatan isi-isi batin sendiri kepada obyek-obyek di luar dirinya secara tidak sadar. Peristiwa ini terjadi secara mekanis, tidak disadari. Jung menamakan isi kejiwaan yang diproyeksikan kepada orang lain itu imago.

>>Tipe Psikologis :

~~Sikap (attitude) =
Introversi : aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi subjektif.
Ekstraversi : sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah luar sehingga memiliki orientasi objektif.

~~Fungsi-fungsi =
Thinking : aktivitas intelektual logika yang dapat memproduksi serangkaian ide
Feeling : untuk mendeskripsikan proses evaluasi sebuah ide atau kejadian
Sensing : fungsi yang memungkinkan manusia untuk menerima rangsangan fisik dan mengubahnya ke dalam bentuk kesadaran perseptual
Intuisi : persepsi yang berada jauh di luar kesadaran

>>Perkembangan Kepribadian :

~~Tahap perkembangan :
Masa kanak-kanak
-Anarkis : dikarakterisasaikan dengan banyaknya kesadaran yang kacau
-Monarkis : dikarakerisasikan dengan perkembangan ego dan mulainya masa berpikirsecara logis dan verbal
-Dualistis : saat ego terbagi menjadi objektif dan subjektif
Masa muda : ditandai dari pubertas sampai masa pertengahan
Masa pertengahan (paruh baya) : berawal dari usoa 35-40 thn
Masa tua : orang akan mengalami penurunan kesadaran

~~Realisasi diri / Individuasi : proses untuk menjadi sesorang secara utuh yang hanya bisa dicapai dengan adanya keseimbangan antara dorongan-dorongan kepribadian yang berlawanan.

>>Metode infestigasi Jung :

1. Tes Asosiasi Kata : untuk membuka feeling-toned compleks
2. Analisis Mimpi : untuk membuka elemen dari ketidaksadaran personal dan kolektif serta mengintegrasikanya dalam sebuah kesadaran untuk memfasilitasi proses realisasi diri
3. Imajinatif Aktif : untuk membuka gambaran arketipe yang bermula dari ketidaksadaran
4. Psikoterapi > Transformasi (terapis harus dirubah dulu menjadi mnusia yang sehat) : untuk membantu pasien-pasien penderita neurotik menjadi sehat dan mendorong orang yang sehat untuk bekerja dengan mandiri melalui teknik realisasi diri


C. KRITIK & KESIMPULAN

Teori Analitik Carl Jung berasumsi bahwa fenomena yang berhubungan dengan kekuatan ghaib atau magis (occult) bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan semua manusia. Jung percaya bahwa setiap dari kita termotivasi bukan hanya oleh pengalaman yang ditekan, namun juga oleh pengalaman emosional tertentu yang dipengaruhi oleh para leluhur yang sekarang disebut sebagai ketidaksadaran kolektif. Adanya ketidaksadaran kolektif pada teori Analitik Jung sekaligus menjadi pembeda paling mendasar terhadap teori Psikoanalisis Sigmund Freud.

Beberapa elemen dari ketidaksadaran kolektif menjadi sangat berkembang kemudian disebut sebagai arketipe – arketipe. Pengertian arketipe yang paling meluas adalah gagasan mengenai realisasi diri (self realization), yang hanya bisa dicapai dengan adanya keseimbangan antara dorongan-dorongan kepribadian yang berlawanan. Jadi, teori Jung mengungkapkan mengenai teori-teori yang berlawanan. Kepribadian seseorang meliputi introver dan ekstrover, rasional dan irrasional, laki-laki dan perempuan, kesadaran dan ketidaksadaran, serta didorong oleh kejadian-kejadian di masa laluyang ditarik oleh harapan-harapan di masa depan.

Psikologi Analitik tidak banyak menarik perhatian pengikut-pengikut menjadi praktikan dan ajarannya di Amerika Serikat seperti sistem Freudian yang lebih dominan di masa lalu. Penggunaan simbolisme oleh Jung, dan pendekatannya yang mistis untuk emamhami kepribadian manusia, kurang disenangi oleh suasana materialistis di dunia baru itu. Namu secara tidak langsung, ide-ide Jung telah mempengaruhi sejumlah pengikut aliran Neo-Freudian dan pada tahun-tahun belakangan ini mendapatkan pengikut-pengikutnya dengan sikap yang lebih reseptif di kaangan orang-orang Amerika.


Disusun Oleh :
1. Rizki Primanda : F 100 060 214
2. M. Reza Putra : F 100 104 016
3. Abdus Salam : F 100 104 031
4. A. Faqihuddin : F 100 100 203
5. Julian Nisa .P : F 100 104 013


DAFTAR PUSTAKA

-Chaplin, JP. 1968. Dictionary of Psychology (Kamus Lengkap Psikologi). M: 26-27. Terjemahan oleh Dr. Kartini Kartono. 1981. Jakarta : Raja Grafindo
-Feist, J dan Feist, G.J. 1998. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Umanika
-Suryabrata, S. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
-http://himcyoo.wordpress.com
-http://psikologicenter.blogspot.com

Minggu, 08 Mei 2011

Kemarahan Orang tua Pengaruhi Sikap Anak


TERIAKAN bocah malang itu tidak juga menghentikan gerakan tangan sang ayah untuk berhenti memukuli tubuh ringkihnya. Barulah setelah tubuh itu diam tak bergerak, kesadaran si ayah langsung pulih. Apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, nyawa pun melayang sia-sia.\

Itu bukan cerita rekaan, tapi benar terjadi Desember 1984. Kasus penganiayaan terhadap Arie Hanggara yang dilakukan ayahnya, menjadi cerita memilukan. Bahkan sempat diangkat ke layar perak.

Arie menjadi korban kekerasan ayahnya yang menyebabkan nyawanya melayang. Ternyata Arie bukan anak terakhir yang mengalami nasib memilukan ini. Penyiksaan anak (child abuse) malah terjadi sepanjang tahun. Bahkan UNICEF pada 2003 melansir laporan sebanyak 3.500 anak berusia kurang dari 15 tahun tewas setiap tahun akibat perlakukan kejam,
Riset yang dilakukan UNICEF di beberapa negara itu juga menunjukkan tingkat kekerasan yang berakhir dengan kematian terjadi di negara-negara kawasan Amerika, Eropa, Pasifik, tergolong tinggi, seperti di AS, Meksiko, Portugal, Belgia, Ceko, Hongaria, Prancis, dan Selandia Baru. Namun Spanyol, Yunani, Italia, Irlandia, dan Norwegia justru tergolong rendah.

Dari temuan UNICEF, ada dua faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak. Pertama, stres dan kemiskinan. Kemudian rumah tangga yang kerap diwarnai kekerasan antara suami dan istri.

Bentuk kekerasan yang tidak tepat bisa berpengaruh buruk pada anak dalam jangka panjang. Makian kasar seperti “dasar anak sial” atau “dasar anak nakal” akan terekam kuat dalam diri si anak.


Anak yang sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku buruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan, anorexia (takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan bunuh diri.

Marah merupakan hal yang normal, tapi kemarahan yang tidak tepat bisa memengaruhi kondisi psikis dan fisik anak,” ujar psikolog dari Jagadnita, Diah P Paramita dalam acara bertajuk ‘Seni bertengkar sehat dengan anak’ di Jakarta, Sabtu (30/8)

Sedangkan psikolog dari Medicare Clinic Anna Surti Ariani menambahkan, tindakan seperti mencubit atau memukul sedapat mungkin dihindari, karena sama sekali tidak perlu. “Asalkan menguasai teknik-teknik mendisiplinkan anak, 50% kenakalan anak akan teratasi,” katanya. Menurut Nina, begitu ia disapa, mendisiplinkan anak balita harus secara konkret, seperti menunjukkan wajah cemberut. Pada usia ini mereka cenderung meniru. Hal ini sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Sedangkan pada anak usia SD disarankan menggunakan metode broken record (piringan hitam rusak). “Ibarat piringan hitam rusak, ucapkan apa yang diinginkan orang tua berulang-ulang, jelas Nina.

Diah pun menambahkan, marah yang bertujuan untuk mendidik dan memperbaiki kesalahan-kesalahan agar perbuatan serupa tidak terulang lagi. Kemarahan yang diekspresikan secara tidak tepat, akan memengaruhi kemampuan orang tua dalam menerapkan disiplin dan memengaruhi hubungan orang tua dengan anak.

Marah yang diikuti pemukulan menimbulkan luka batin, benci terhadap orang tua, rendah diri, antisosial, dan suka berkelahi. “Anak-anak suka meniru, kalau dipukul akan balas memukul. Selain itu memukul tidak mengubah perilaku, sambung Diah.

Child Right Information Network–sebuah organisasi yang peduli pada nasib anak-anak– memaparkan pemukulan terhadap anak-anak (baik dengan tangan, ikat pinggang, tongkat, atau sepatu), menendang, melempar, mengguncang-guncangkan tubuh anak, mencakar, menggigit, menyuruh anak diam dalam posisi yang membuatnya tidak nyaman, bila terjadi di Eropa dapat dikenai tuduhan melakukan tindakan kriminal. Austria, Denmark, Finlandia, Islandia, Jerman, Norwegia, dan Swedia memiliki UU yang melarang keras penyiksaan fisik terhadap anak-anak.

Kekesalan orang tua bisa berdampak pada anak. Maka dari itu, orang tua harus menyelesaikan masalahnya lebih dulu. Menurut Diah, orang tua bisa mengikuti terapi untuk mengatasi kemarahan di masa lalu.

Selanjutnya melakukan identifikasi masalah di masa lalu. “Anak yang ibunya sering sekali marah akan sulit untuk disiplin,” tegasnya.

Dalam dialog tersebut juga terungkap bahwa anak yang dekat dengan orang tuanya akan jarang marah. Bila hubungan itu harmonis dan akrab, orang tua lebih mengenal karakter anak sehingga dapat menghindari kondisi pemicu pertengkaran. Diah menyarankan menarik napas setiap kali hendak marah. “Kondisikan diri untuk tidak memerhatikan hal-hal kecil yang bisa membuat marah.”

Agar hubungan orang tua-anak harmonis tingkatkan pendekatan dengan melakukan kegiatan bersama. Kemudian memberi contoh/sikap yang baik bisa meningkatkan rasa percaya diri. Meluangkan waktu untuk bermain bersama, dan memberikan tanggung jawab, membuat anak merasa spesial. “Ajak anak menyiram tanaman biarkan anak memegang selang air,” jelas Diah memberi contoh.

Selain hal yang diungkapkan di atas, Diah menyarankan orang tua menjalin komunikasi nonverbal. Yakni melakukan kontak mata saat berbicara, sikap tubuh sejajar saat berbicara (sambil duduk atau jongkok), rendahkan nada suara, berikan pelukan dan sentuhan lembut pada kepala sebagai tanda berbaikan usai memarahi.


Sumber : Media Indonesia Online

Rabu, 04 Mei 2011

Tokoh Psikologi : Carl Rogers

TEORI YANG BERPUSAT PADA DIRI PRIBADI
oleh : M. Reza Putra


Biografi Singkat :
Carl Robinson Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902, di Oak Park Illinois, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Tahun 1945 – 1957 menjadi puncak kariernya. Terapinya berkembang dari sesuatu yang menekankan metodologi dengan nondirective dan sekarang lebih dikenal sebagai pendekatan yang berpusat pada client (person-contered) yang menjadi teorinya kini. Rogers menerima banyak penghargaan selama kehidupan prefesionalnya, termasuk penghargaan Distinguishe Scientific Contribution Award dari APA. Rogers meninggal pada 4 Februari 1987, setelah mengikuti operasi untuk pembedahan pinggulnya yang patah.


Asumsi Dasar :
Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Rogers mengajukan 2 asumsi umum :
1. Kecenderungan Formatif ---> kecenderungan untuk beralih dari yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks (semua makhluk hidup)
2. Kecenderungan Aktualisasi ---> kecenderungan untuk bergerak menuju keutuhan atau pemuasan dari potensi diri (hanya manusia)


Diri dan Aktualisasi Diri :
>Self/Diri adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Self merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self terbentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai tertentu serta dr distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten.
>Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, seperti toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.


Konsep Diri :
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah konsep dimana dimana “aku“ merupakan pusat referensi seluruh aspek di setiap pengalaman yang disadari. Konsep diri (self concept) adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
>Dibagi menjadi 2:
1. Konsep Diri Real ---> kenyataaan yang ada pada diri individu / individu apa adanya
2. Konsep Diri Ideal ---> pandangan seseorang terhadap diri sebagaimana yang ia harapkan, bersifat positif, dan ingin dimiliki seseorang
>Hubungan keduanya:
Kongruen, apabila ada sedikit saja perbedaan antara konsep diri real dan diri ideal, individu akan cenderung sehat scr psikologis
Inkongruen, apabila ada erbedaan yg signifikan antara konsep diri real dan diri ideal, individu akan cenderung sakit scr psikologis krn mengalami kecemasan & ancaman


Kesadaran :
Tingkat kesadaran menurut Rogers ada 3:
A. Pengalaman yang diabaikan / disangkal karena dialami di bawah batas kesadaran
B. Pengalaman yang disimbolisasikan secara akurat karena sesuai dengan konsep diri, dialami secara sadar
C. Pengalaman yang didistorsi karena tidak konsisten dengan konsep diri


Penghambat Kesehatan Psikologis :
1.) Penghargaan Bersyarat
~ yaitu persepsi bahwa lingkungan akan menerima individu hanya jk ia mampu memenuhi persyaratan
~ terjadi apabila kita memiliki persepsi bahwa beberapa perilaku kita mendapatkan persetujuan/diterima dan bebarapa tidak (artinya penghargaan bersifat kondisional)
~ persepsi seperti ini disebut evaluasi eksternal
2.) Inkongruensi
~ yaitu terjadinya ketidaksesuaian antara pengalaman organismik yang dialami dengan konsep diri yang timbul
~ inkongruensi dapat berakibat pada perilaku yang tidak konsisten atau berbeda
~ Menyebabkan hal-hal:
1. Kerentanan >> yaitu kecenderungan orang berperilaku dg cara-cara yg tdk dimengerti orang lain bahkan dirinya sendiri
2.Kecemasan dan Ancaman >> dirasakan saat kita mendapat kesadaran atas inkongruensi tersebut. Meski kedua hal ini tdk menyenangkan, namun merupakan representasi langkah menuju kesehatan psikologis
3.) Sikap Defensif
~ adalah perlindungan atas konsep diri dr kecemasan dan ancaman, dg penyangkalan atau distorsi, dari pengalaman yg tdk konsisten dg konsep diri (Rogers,1959)
~ dua sikap defensif :
1. Distorsi >> melakukan kesalahpahaman dr sebuah pengalaman
2.Penyangkalan >> menolak menghayati pengalaman agar tdk tersimbolisasi pd konsep diri
~ bertujuan untuk mempertahankan persepsi dan konsep diri serta menghindarkan diri dari kecemasan dan ancaman
4.) Disorganisasi
~ terjadinya sikap atau perilaku yang konsisten dengan pengalaman organismiknya dan sesuai dengan konsep diri namun konsep diri yang rusak/telah hancur
~ disebabkan oleh sikap defensif yg “gagal” dilakukan karena datangnya inkongruensi yang terlalu jelas atau terlalu mendadak utk dpt disangkal


Perubahan Teraupatik :
>Tahapan menuju perubahan :
1.Klien masih kaku, cenderung tertutup dan menolak mengakui perasaan
2.Klien menjadi sedikit lebih tidak kaku, namun masih gagal menyadari perasaan pribadi
3.Klien lebih bebas membicarakan diri pribadi meski masih sebagai objek
4.Klien mulai berbicara mengenai perasaan yang mendalam, tetapi bukan yang sedang dirasakan
5.Klien mulai dapat mengekspresikan perasaan yg sedang dialami meski belum akurat
6.Klien mengalami pertumbuhan yg dramatis dan mulai bergerak menuju seorang manusia yg berfungsi sepenuhnya
7.Klien telah menjadi “manusia masa depan”

Hasil :
>> Klien yang telah berhasil menjadi manusia masa depan, mereka kini memiliki tiga karakteristik terapeutik yaitu menjadi kongruen, tidak defensif, serta lebih terbuka terhadap pengalaman
>> Artinya, dengan demikian mereka dapat menjadi terapis untuk dirinya sendiri


Manusia Masa Depan:
Manusia masa depan atau manusia yang berfungsi sepenuhnya memiliki karekteristik :
1.) Mudah Beradaptasi
Mampu menyesuaikan diri pada lingkugan yang statis dan menyadari bahwa penyesuaian pd kondisi yg tetap memiliki keuntungan yg sedikit untuk bertahan di jangka waktu yang lama.
2.) Terbuka atas Pengalaman-pengalaman
Lebih terbuka terhadap pengalaman, memilih mensibolisasikan pengalaman itu scr akurat drpada melakukan distorsi/penyangkalan, dan mau menerima stimulus-stimulus baik dari diri maupun lingkungan.
3.) Kepercayaan atas Diri Orgasnismik Sendiri
Tdk mengandalkan orang lain utk mengarahkan mereka, menyadari bhw pengalaman adalah kriteria terbaik dlm mengambil keputusan. Tdk terikat peraturan, namun mampu melihat hak & perasaan orang lain sbg pertimbangan utk mengambil keputusan.
4.) Kehidupan Eksistensial
Yang berarti “hidup sepenuhnya pada masa sekarang”, menerima pengalaman tanpa prasangka , melihat perubahan sebagai sesuatu yang baru dan unik dan mampu mengapresiasikan sepenuhnya di masa sekarang.
5.) Memiliki Hubungan Harmonis
Tampil apa adanya, jujur, tanpa kebohongan dan kepalsuan terhadap orang lain. Mereka peduli terhadap orang lain, daan cenderung mendambakan kehidupan spiritual dan rasa damai dalam diri.
6.) Lebih Terintegrasi
Lebih bebas mengekspresikan apapun perasaan yang mereka alami. Percaya bahwa masa depan tergantung dirinya, melihat banyak pilihan dlm hidup, dan mampu melakukan apa saja yang ingin dia lakukan.
7.) Kepercayaan pada Kemanusaiaan
Tidak akan menyakiti orang lain demi kepantingan pribadi, peduli kepada orang lain dan akan siap membantu jk dibutuhkan.
8.) Lebih Menikmati Kekayaan Hidup
Tidak menahan emosi sehingga mampu merasakan sesuatu lebih dalam dari orang lain. Mampu berpartipasi lebih baik pada setiap kejadian.


Kondisi Terapis :
Rogers (1959) mengasumsikan bahwa agar suatu perkembangan terapeutik dapat terjadi, beberapa kondisi berikut dianggap perlu, yaitu :
1.) Kongruensi Konselor
~ terapis yang utuh dg segala perasaannya, terbuka dg pengalaman klien, dan mampu mengekspresikannya dlm kesadaran
~ Rogers menyatakan bahwa terapis akan lebih efektif apabila mereka berkomunikasi dg perasaan yg jujur walau perasaan tsb negatif atau mengancam
~ terapis tdk harus selalu kongruen, namun semakin klien melihat kongruen sbg karakteristik terapis, akan semakin berhasil proses terapinya
2.) Penerimaan Positif Tidak Bersyarat
~ sikap seorang terapis yang hangat, positif, dan mau menerima klien apa adanya tanpa keraguan akn perlaku kilen dan terapis harus scr aktif terlibat dlm hubungan dengan klien
3.) Mendengarkan Secara Empati
~ terapis bisa merasakan perasaan dari klien dan mampu mengkomunikasikannya kpd klien
~ empati efektif karena membuat klien dpat mendengarkan diri mereka sendiri dan pada akhirnya menjadi terapis bagi dirinya sendiri


Kritik :
>>Meski telah banyak menghasilkan penelitian terutama dalam ranah psikoterapi dan pembelajaran ruang kelas, namun tidak terlalu banyak penelitian di luar area tersebut dapat dihasilkan dari teori Rogers sehingga teori ini kurang mampu memancing aktivitas penelitian dalam ruang lingkup psikologi secara umum.
>>Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Selain itu, Rogers juga mengabaikan aspek-aspek ketidaksadaran dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan orientasi masa depan, bukan pada pengalaman masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang dapat menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.

sumber :
- Feist, J dan Feist, G.J. 1998. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Umanika
- Myloveine's Blog
- Novira08's Weblog
- http//blog.kenz.co.id