"Bismillahiraahmanirrahim.., Perjuangan itu dirintis oleh orang-orang yg ALIM, diperjuangkn oleh orang-orang yg IKHLAS, dan dimenangkan oleh orang orang yang PEMBERANI.."

Suka Blog Ini..?

Sabtu, 26 Maret 2011

Skizofrenia dan Gejalanya

Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat, pasien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju ke arah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak — “cacat”. Keadaan ini pertama kali digambarkan oleh Kraepelin pada tahun 1896 berdasarkan gejala dan riwayat alamiahnya. Kraepelin, menamakannya dementia prekoks. Pada tahun 1911 Bleuler menciptakan nama skizofrenia untuk menandai “terbelahnya” atau putusnya fungsi psikis, yang menenfukan sifat penyakit ini. Ada perbedaan internasional dalam kriteria diagnostik, terutama antara Eropa dan AS, serta banyak psikiater sekarang mengatakan “skizofrenia” sebagai suatu kelompok kelainan yang saling berkaitan.

Statistik. Perkiraan risiko skizofrenia pada suatu waktu tertentu 0,5-1 persen. Sebesar 15 persen penderita yang masuk rumah sakit jiwa merupakan pasien skizofrenia, 45 persen populasi rumah sakit jiwa adalah pasien skizoprenia, dan sebagian besar pasien skizoprenia akan tinggal di rumah sakit untuk waktu yang lama. Pria lebih sering daripada wanita dan kebanyakan dimulai sebelum usia 30 tahun.



Gejala Skizofrenia. Gejala yang timbul sangat bervariasi tergantung pada tahapan perjalanan penyakitnya. Ada gejala yang dapat ditemukan dalam kelainan lain, ada yang paling sering timbul pada skizofrenia gejala inilah yang merupakan tanda utama diagnosis.

Kelainan Pikiran. Lebih mengarah pada bentuk ketimbang isi: kelainan pikiran formal. Pikirannya berbelit-belit dan menyebar. Hubungan normal antara satu ide dengan ide lain terputus (pikiran ‘knight’s move’). Pasien mungkin mengalami blok pikiran mendadak (penghambatan pikiran). Pikiran konkrit (tidak mampu berpikir abstrak) mungkin terlihat jika pasien diminta memberikan arti umum suatu pribahasa yang sudah dikenal. Pikirannya terganggu oleh gangguan terra personal (autistik atau dereistik) dan oleh ketidak-mampuan untuk memilih pikiran (pikiran ‘overinclusive’).

Kelainan Emosi. Reaksi emosi dan afek yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan keadaan atau pikiran pasien. Kemudian timbul penumpulan dan apati. Tanda awalnya tak adanya “rapport” yang ditemukan di saat wawancara.

Kelainan Kemauan. Ada kehilangan kehendak, kelemahan dan tak ada dorongan, terlihat dari kegagalan dalam pekerjaan rumah, pelajaran dan pekerjaan. Suatu saat dapat ditemukan kekerasan hati yang berlebihan, negativisme atau suatu kepatuhan secara otomatis. KatatoniaKelainan gerakan mungkin timbul dalam bentuk kckakuan, gerakan yang kurang terkoordinasi serta gaya berjalan, menyeringai, sikap dan dalam kasus ekstrim, fleksibilitas serea dan ekopraksia.

Halusinasi. Dapat terjadi dalam banyak penyakit, tetapi pada skizofrenia halusinasi ditemukan dalam keadaan kesadaran yang jernih. Biasanya merupakan halusinasi pendengaran, tetapi indera sensorik lain mungkin terlibat.

Waham. Waham primer : waham yang berkembang penuh dari suatu persepsi normal, munculnya mendadak dan gangat diyakini oleh penderita. Waham sekunder : merupakan suatu keyakinan yang salah dan muncul dari gejala lain mis. pasien mungkin ‘menerangkan’ dengan yakin bahwa kelainan pemikirannya disebabkan karena ada suatu agen dari luar yang meletakkan pikiran itu atau mengacaukan pikiran di kepalanya.

Gangguan Ekspresi. Kelainan pikiran dan halusinasi sering dicerminkan dalam percakapan (neologisms, word salad), tulisan tangan dibuat-buat, lukisan dan sajak yang aneh. Penarikan diriSebagai akibat timbulnya gejala-gejala di atas, penarikan diri dari kontak sosial normal dan aktivitas sering merupakan gejala dini.

Rabu, 23 Maret 2011

Pengertian Psikologi Sosial


PENGERTIAN PSIKOLOGI SOSIAL


Sherif & Muzfer (1956), psikologi sosial adalah ilme tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus sosial. Dalam definisi ini, stimulus sosial diartikan bukan hanya manusia, tetapi juga benda–benda dan hal-hal lain yang diberi makna sosial.

Alport (1968), psikologi sosial adalah upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu terpengaruh oleh kehadiran orang lain. Pengaruh tersebut dapat bersifat actual, dalam imajinasi, maupun secara tidak langsung. Definisi ini tidak memntinkan stimulus (rangsang dari luar), melainkan berusaha memahami apa yang terjadi di dalam pikiran seseorang ketika ia terkena stimulus tertentu dan perasaan serta perilaku apa yang akan timbul setelah itu.

Drs. H. Abu Ahmadi (1999), psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.

Show & Costanzo (1970), psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai fungsi stimulus-stimulus social. Defenisi ini tidak menekankan stimulus eksternal maupun proses internal, melainkan mementingkan hubungan timbale balik antara keduanya. Stimulus diberi makna tertentu oleh manusia dan selanjutnya manusia bereaksi sesuai dengan makna yang diberikannya itu.

Baron & Byrne (2006), psikologi sosial adalah bidang ilmu yang mencari pemahaman tetnang asal mula dan penyebab terjadinya pikiran serta perilaku individu dalam situasi-situasi sosial. Defenisi ini menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap asal mula dan penyebab terjadinya perilaku dan pikiran.

Sarlito W. Sarwono, setelah menyimpulkan beberapa defenisi psikologi sosial membedakan tiga wilayah studi psikologi sosial sebagai berikut : 1. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi tentang persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat). Walaupun topik-topik ini bukan monopoli dari psikologi sosial, namun psikologi sosial tidak dapat menghindar dari studi tentang topik-topik ini. 2. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial dan sebagainya. 3. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya: kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan, otoriter, konformitas (keselarasan), kerjasama, persaingan, peran dan sebagainya. Lebih lanjut dia mendefenisikan psikologi sosial sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial (social psychology is the scientific study of individual behavior as a function of social stimuli; Shaw & Coztanzo).

Wikipedia.org, Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahli psikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka. Zimbardo (1994), psikologi sosial adalah kajian ilmiah atau akademik yaitu bagaimana seseorang : 1. Berfikir tentang orang lain (think) 2. Berpengaruh terhadap orang lain (influence) 3. Berhubungan dengan orang lain (related)

Brehm & Kassin (1993), psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara individu berfikir, merasa, dan berperilaku dalam situasi sosial. Wiggins & Zenden, psikologi sosial adalah ilmu tentang perilaku, cara berfikir, dan perasaan seorang individu, atau interaksi individu dalam membangun relasi terhadap unit-unit sosial yang lebih besar. Unit-unit sosial : 1. Unit Sosial 1 (primer) : keluarga 2. Unit Sosial 2 (primer) : teman sebaya 3. Unit Sosial 3 (sekunder) : lingkungan pendidikan formal 4. Unit Sosial 4 (sekunder) : komunitas sosial yang lain

Bimo Walgito, psikologi sosial merupakan Ilmu Pengetahuan yang mempelajari tentang nilai-nilai humanitas seseorang dalam kehidupan sosialnya.

Selasa, 22 Maret 2011

Belajar Psikologi



"Belajar Psikologi, bukan sekedar mempelajari lain - lain hati, bukan pula sekedar cari pfofesi. Belajar psikologi, berarti belajar untuk "MEMPERBAIKI" diri.."